Konten dari Pengguna

Mengenal Apa Itu Zika, Upaya Diagnosis, dan Cara Mencegahnya

Artikel Kesehatan
Kumpulan artikel yang membahas informasi seputar kesehatan.
2 Juli 2022 8:17 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Artikel Kesehatan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi nyamuk yang menularkan virus zika pada manusia. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi nyamuk yang menularkan virus zika pada manusia. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Zika merupakan salah satu penyakit yang pertama kali ditemukan pada seekor monyet di Hutan Zika, Uganda tahun 1947. Tepat lima tahun setelahnya, di tempat yang sama pula, ditemukan kasus pertama yang menyerang manusia. Lantas, apa itu zika?
ADVERTISEMENT
Di Indonesia, belum tersedia secara lengkap tentang data angka kejadian virus Zika ini. Sebab, sebagian besar kasus infeksi ini tidak bergejala, atau bahkan penderitanya mengalami salah diagnosis menjadi penyakit demam berdarah.
Namun, pada sebagian kasus, penyakit zika ini menimbulkan gejala berupa demam, ruam, mata merah, hingga nyeri otot. Gejalanya pun menyerupai penyakit dengue dan chikungunya, serta dapat berlangsung beberapa hari sampai satu minggu lamanya.
Bagi kebanyakan orang, infeksi virus ini merupakan infeksi yang ringan dan tidak membahayakan. Sayangnya, infeksi ini dapat berpotensi menjadi lebih serius untuk wanita hamil.
Agar lebih memahaminya, berikut penjelasan tentang penyakit zika, upaya diagnosis, hingga cara mencegahnya.
Ilustrasi gigitan nyamuk yang menularkan virus zika dan menimbulkan berbagai gejala. Foto: Pixabay

Apa Itu Zika?

Penyakit zika adalah penyakit yang ditularkan melalui virus gigitan nyamuk. Menurut situs Everyday Health, virus zika merupakan sejenis virus dari keluarga flaviviridae dan genus flavivirus yang disebarkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictgus.
ADVERTISEMENT
Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus umumnya menyerang di siang hari, tetapi bisa juga menggigit di malam hari. Jenis nyamuk ini biasanya berkembang biak di area yang terdapat genangan air.
Merujuk pada buku Mewaspadai Virus Zika dan Virus Ganas Lainnya Pada Wanita oleh Sonia Prastika, proses penularan virus zika terjadi ketika nyamuk mengisap darah orang yang telah terinfeksi, kemudian menularkan virus ini ke orang lain melalui gigitan.
Selain melalui gigitan nyamuk, virus zika juga dapat menular melalui transfusi darah dan hubungan seksual. Virus ini juga dapat menular dari ibu hamil ke janinnya, sekaligus bisa ditemukan dalam air susu ibu (ASI).
Namun, belum ada laporan terkait penularan virus zika melalui proses menyusui. Oleh sebab itu, ibu yang sedang menyusui umumnya dianjurkan untuk tetap menyusui bayinya, meskipun sang ibu sudah terinfeksi, tinggal, atau bepergian ke daerah yang rawan penularan virus.
ADVERTISEMENT
Salah satu penelitian menyebutkan bahwa sebanyak empat dari lima orang yang terinfeksi zika tidak mengalami tanda maupun gejala. Jika pun ditemukan gejala, biasanya mulai terasa pada dua hingga tujuh hari setelah mendapatkan gigitan nyamuk.
Ilustrasi ibu hamil yang tertular virus Zika dan perlu mendapatkan penanganan yang serius. Foto: Pixabay

Upaya Mendiagnosis Penyakit Zika

Danai Wahyuni melalui bukunya Buku Ajar Dasar Biomedik Lanjutan, menjelaskan upaya mendiagnosis seseorang yang tertular virus zika. Upaya diagnosisnya di antaranya meliputi:

1. Tanya Jawab

Dokter biasanya akan menanyakan perihal riwayat penyakit dan perjalanan yang dilakukan. Oleh sebab itu, pastikan penderitanya mengingat detail-detail mengenai perjalanan tersebut, seperti negara-negara yang dikunjungi, tanggal kunjungan, serta ada atau tidaknya kontak dengan nyamuk.

2. Tes Darah

Tes darah akan menunjukkan apakah tubuh penderitanya sedang dalam kondisi mencoba melawan infeksi virus zika.
ADVERTISEMENT

3. Tes Urine

Tes urine akan menunjukkan adanya virus. Hasil tes akan menjadi positif, jika zika telah berada di sistem tubuh selama kurang dari 2 minggu. Antara tes darah dan tes urine ini biasanya akan keluar dalam waktu 3-5 hari.
Sementara itu, jika penderitanya sedang hamil, dokter biasanya akan menyarankan untuk melakukan kedua tes ini, guna melakukan diagnosis:

Cara Mencegah Penyakit Zika

Hingga kini, belum tersedia vaksin yang bisa mencegah penyakit virus zika. Namun, lembaga Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyarankan ibu hamil untuk tidak bepergian ke daerah wabah zika.
ADVERTISEMENT
Jika sedang berencana untuk hamil, bicarakan kepada dokter mengenai rencana perjalanan, sekaligus risiko terkena paparan virus zika.
Sementara itu, apabila memiliki pasangan yang tinggal atau pernah bepergian ke daerah wabah, hindari berhubungan seksual selama kehamilan, atau gunakan kondom selama berhubungan seksual.
Terakhir, jika seseorang tinggal atau sedang bepergian ke daerah tropis di mana virus zika banyak berkembang, hal yang paling penting adalah mencegah terkena gigitan nyamuk pembawa virus ini. Tips agar terhindar dari gigitan nyamuk di antaranya:
ADVERTISEMENT
(VIO)