Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Penyakit Zika: Definisi, Penyebab, dan Gejalanya
5 Juli 2022 8:21 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Artikel Kesehatan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Virus zika yang telah menginfeksi manusia bisa menimbulkan beberapa gejala. Gejalanya pun dapat menyerupai gejala penyakit DBD dan chikungunya, sekaligus bisa berlangsung dalam hitungan hari maupun minggu.
Namun, sebanyak empat dari lima orang yang terinfeksi zika tidak mengalami tanda maupun gejala. Jika pun ada gejala, biasanya mulai terasa pada dua hingga tujuh hari setelah digigit nyamuk.
Agar menambah pengetahuan seputar penyakit zika, kenali penyebab dan gejala dalam ulasan berikut ini.
Apa yang Dimaksud dengan Zika?
Mengutip buku Pengendalian Penyakit yang Ditularkan Binatang tulisan Ririh Yudhastuti, zika adalah infeksi virus yang disebarkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Nyamuk jenis ini akan menyebarkan virus dengan cara mengisap virus dari orang yang terinfeksi, kemudian menularkannya ke orang yang sehat.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia, data angka kejadian penyakit zika memang belum tersedia secara lengkap. Sebab, sebagian besar kasus infeksi virus ini tidak bergejala, atau bahkan adanya salah diagnosis yang menjurus pada penyakit demam berdarah.
Meski demikian, terdapat penemuan kasus positif infeksi zika yang dilaporkan pada tahun 2015 silam. Seperti diketahui, nyamuk Aedes aegypti yang menularkan virus zika juga banyak ditemukan di Indonesia. Itu artinya, penularan virus zika masih mungkin terjadi sampai saat ini.
Sebelumnya telah disebutkan bahwa penyakit zika bisa menyerang berbagai kalangan. Namun, wanita hamil atau siapa pun yang tinggal atau bepergian ke daerah yang terdapat infeksi zika memiliki risiko tinggi untuk terinfeksi.
Untuk mendiagnosis infeksi virus zika, dokter akan melakukan tanya jawab seputar gejala, riwayat kesehatan, dan riwayat perjalanan pasien. Selanjutnya, untuk menegakkan diagnosis, dokter akan menyarankan pemeriksaan penunjang, seperti tes darah dan tes urine.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, bagi ibu hamil dokter akan melakukan pemeriksaan berupa:
Apakah Penyebab dari Virus Zika?
Menurut lama resmi Britannica, nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus umumnya menyerang di siang hari, tetapi juga bisa menggigit di malam hari. Jenis nyamuk ini biasanya berkembang biak di area yang terdapat genangan air.
Proses penularan virus zika terjadi, ketika nyamuk mengisap darah orang yang telah terinfeksi, kemudian menularkan virus ini ke orang lain melalui gigitan. Selain melalui gigitan nyamuk, virus zika juga dapat menular melalui transfusi darah, hubungan seksual, dan dari ibu hamil ke janinnya.
ADVERTISEMENT
Virus zika bisa ditemukan dalam air susu ibu. Namun, belum ada laporan terkait penularan virus zika melalui proses menyusui. Oleh sebab itu, ibu yang sedang menyusui umumnya tetap dianjurkan untuk menyusui bayinya, meski dirinya sudah terinfeksi, tinggal, atau bepergian ke daerah yang rawan penularan virus.
Bagaimana Gejala Terinfeksi Virus Zika?
Gejala penyakit zika biasanya mulai terasa pada dua hingga tujuh hari setelah penderitanya digigit nyamuk. Menghimpun dari buku Mewaspadai Virus Zika dan Virus Ganas Lainnya Pada Wanita milik Sonia Prastika, gejala penyakit zika yang paling umum dirasakan penderitanya, yaitu:
Segera periksakan diri ke dokter, jika mengalami gejala yang telah disebutkan, terutama jika sedang hamil atau baru saja bepergian ke daerah yang banyak terjadi kasus infeksi virus zika. Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk memastikan penyebabnya, kemudian menentukan penanganan sesuai dengan keluhan yang dialami.
Apa Perbedaan Zika dan DBD?
Penyebab dari virus zika dan DBD adalah jenis yang sama, yaitu Aedes aegypti. Selain itu, gejala umum yang timbul ketika seseorang mengidap salah satu dari gangguan tersebut adalah demam.
ADVERTISEMENT
Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui perbedaan dari demam berdarah dan virus zika, agar penanganan yang diberikan tidak keliru. Merangkum dari Buku Ajar Dasar Biomedik Lanjutan oleh Denai Wahyuni, perbedaannya adalah sebagai berikut:
1. Gejala Penyakit
Perbedaan yang cukup jelas menonjol antara infeksi virus zika dan DBD adalah gejala yang ditimbulkan serta tingkat keparahannya. Virus zika sangat jarang menimbulkan gejala.
Bila terjadi keluhan, gejala penyakit zika cenderung ringan. Demam yang timbul akibat infeksi virus zika biasanya tidak lebih dari 38,5 derajat celsius. Durasinya pun tidak berlangsung lama, biasanya setelah 1 minggu gejala akan mereda dan pasien kembali pulih.
Lain halnya dengan penyakit demam berdarah yang ditandai dengan demam bersuhu tinggi dan lebih parah, yakni berkisar 40 derajat celsius. Ketika demam sudah turun, pasien justru berisiko memasuki fase DBD parah, bahkan sindrom syok dengue yang bisa berujung pada kematian.
ADVERTISEMENT
Hal ini tentu berbeda dengan infeksi virus zika yang jarang menimbulkan komplikasi dan sering kali membaik dalam waktu seminggu. Ciri khas lain yang membedakan antara infeksi virus zika dan demam berdarah adalah munculnya gejala konjungtivitis.
Konjungtivitis adalah peradangan konjungtiva, selaput bening yang melapisi bagian putih mata (sklera). Kondisi ini menyebabkan mata terlihat berair, memerah, serta terasa gatal.
Sebuah studi yang termuat di Emerging Infectious Diseases menyatakan, konjungtivitis adalah gejala yang paling jelas dari infeksi virus zika dan tidak terlihat di penyakit infeksi akibat gigitan nyamuk lainnya, seperti DBD.
2. Cara Penularan
Meski sama-sama disebarkan melalui gigitan nyamuk Aedes, ternyata ada yang membedakan cara penularan penyakit zika dengan demam berdarah.
Selain lewat gigitan nyamuk, virus zika juga bisa ditularkan melalui hubungan intim dengan seseorang yang sudah terinfeksi virus sebelumnya. Virus tersebut bisa berpindah melalui hubungan intim, bahkan ketika pasangan yang terinfeksi virus tidak mengalami gejala penyakit zika sama sekali.
ADVERTISEMENT
Para ahli masih mencari tahu berapa lama virus zika mampu bertahan hidup di dalam air mani dan cairan vagina. Satu hal yang pasti, virus zika bisa hidup lebih lama di air mani dibanding dengan cairan tubuh lain, seperti darah dan urine.
Berbeda dengan virus zika, risiko penularan virus demam berdarah melalui hubungan intim tergolong rendah, dan kasus kejadiannya pun sangat jarang ditemukan.
3. Kadar Trombosit
Aspek lain yang membedakan infeksi virus zika dan demam berdarah adalah kadar trombosit saat terserang penyakit. Trombosit atau keping darah adalah bagian dari darah yang berperan dalam proses pembekuan darah.
Jumlah trombosit normal berkisar antara 140.000-450.000 keping per mikroliter darah (mcL), baik pada anak-anak maupun orang dewasa. Seperti diketahui, salah satu indikator yang menandakan seseorang terkena DBD adalah rendahnya kadar trombosit.
ADVERTISEMENT
Biasanya, pasien demam berdarah memiliki kadar trombosit di bawah 140.000 mcL. Hal ini yang membuat pasien demam berdarah lebih berisiko mengalami perdarahan dalam, gagal fungsi organ, bahkan kematian.
Berbeda dengan DBD, infeksi virus zika biasanya tidak diikuti dengan penurunan kadar trombosit. Penderitanya penyakit zika umumnya memiliki kadar trombosit yang normal dalam darahnya.
4. Bahaya dan Komplikasi yang Ditimbulkan
Infeksi virus zika diketahui berpotensi menyebabkan komplikasi berupa mikrosefali, yaitu kondisi ketika bayi terlahir dengan ukuran otak lebih kecil dan tulang tengkorak tidak sempurna.
Kelainan ini banyak ditemukan pada bayi yang dilahirkan dari ibu dengan infeksi virus zika selama masa kehamilan. Sementara itu, mikrosefali sangat jarang ditemukan pada infeksi demam berdarah pada ibu hamil.
ADVERTISEMENT
(VIO)