Konten dari Pengguna

Cinta, Uang, dan Penipuan: Modus 'Jagal Babi' di Era Digital

asep k nur zaman
Veteran Jurnalis
18 Agustus 2024 11:17 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari asep k nur zaman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi penipuan skema "jagal babi" (gambar: iStock.com/ID-work)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi penipuan skema "jagal babi" (gambar: iStock.com/ID-work)
ADVERTISEMENT
Salah satu ancaman tersebut adalah skema penipuan "jagal babi" atau pig butchering scam. Inilah sebuah modus yang merajalela dan memanfaatkan perasaan korban untuk keuntungan finansial semata.
ADVERTISEMENT
Skema "jagal babi" pertama kali populer di Tiongkok dan kini menyebar ke berbagai negara di Asia, termasuk Indonesia. Skema ini mendapatkan namanya dari cara para penipu "menggemukkan" korban mereka dengan pujian dan perhatian sebelum "menyembelihnya" dengan penipuan finansial.
Kasus di Singapura pada tahun 2021 dan di Indonesia pada tahun 2022 adalah contoh nyata dari betapa berbahayanya modus ini.

Romansa yang Berakhir Tragis

Di Singapura, seorang wanita menjadi korban setelah bertemu dengan pria yang mengaku sebagai pengusaha sukses melalui aplikasi kencan. Pria ini berhasil membangun hubungan yang erat dengan korban, menggunakan perhatian dan kasih sayang untuk memenangkan kepercayaan. Setelah beberapa minggu, dia memperkenalkan korban ke sebuah platform investasi cryptocurrency yang mengeklaim menawarkan keuntungan besar.
ADVERTISEMENT
Korban yang sudah terikat secara emosional mulai menginvestasikan uangnya, pada awalnya dalam jumlah kecil. Namun, dengan terus-menerus diberi dorongan dan janji keuntungan lebih besar, ia meningkatkan investasinya hingga ratusan ribu dolar Singapura.
Ketika akhirnya dia mencoba menarik keuntungannya, semua upayanya dihalangi oleh berbagai alasan teknis dari platform palsu tersebut. Akhirnya, kontak dengan pria tersebut terputus, dan korban kehilangan seluruh uangnya.

Cinta Palsu dan Investasi Bodong

Skema serupa terjadi di Indonesia pada tahun 2022. Seorang wanita di Jakarta berkenalan dengan pria asing melalui aplikasi kencan. Sama seperti kasus di Singapura, pria ini mengaku sebagai pengusaha sukses dan berhasil memikat korban dengan janji-janji manis. Setelah beberapa bulan, pria tersebut mulai berbicara tentang peluang investasi di cryptocurrency.
ADVERTISEMENT
Tertarik oleh kisah sukses palsu yang dipaparkan oleh pria tersebut, korban mulai menginvestasikan uangnya. Awalnya, keuntungan kecil membuatnya semakin yakin untuk berinvestasi lebih besar. Namun, ketika tiba waktunya untuk menarik uangnya, korban dihadapkan pada berbagai alasan dan biaya tambahan, hingga akhirnya dia kehilangan akses ke platform dan seluruh uangnya lenyap.
Pelaporan ke polisi tidak banyak membantu. Penipu sudah telanjur menghilang dan platform tersebut ternyata tidak bisa dilacak.

Sangat Berbahaya

Skema penipuan "jagal babi" sangat berbahaya karena melibatkan manipulasi emosional yang mendalam. Penipu memanfaatkan kerentanan emosional korban, terutama mereka yang mencari cinta atau dukungan dalam kehidupan mereka. Dengan membangun hubungan yang tampaknya tulus, penipu bisa mendapatkan kepercayaan korban, membuat mereka merasa nyaman, dan pada akhirnya, mendorong mereka untuk membuat keputusan finansial yang merugikan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, kehadiran teknologi digital dan media sosial mempermudah para penipu ini untuk menjangkau korban mereka dari mana saja di dunia. Mereka dapat menciptakan identitas palsu dengan mudah, membuat kisah-kisah fiktif yang meyakinkan, dan memanipulasi korban tanpa pernah bertemu langsung.

Cara Melindungi Diri

Penipuan "jagal babi" mengingatkan kita untuk selalu waspada, terutama dalam hubungan yang dimulai secara online. Beberapa langkah yang bisa diambil untuk melindungi diri, antara lain, senantiasa mewaspadai tanda-tanda penipuan. Jika seseorang yang baru dikenal cepat mengajak berinvestasi atau meminta uang, ini bisa menjadi tanda bahaya.
Langkah lain, verifikasi informasi. Yaitu, selalu verifikasi latar belakang dan informasi yang diberikan oleh orang baru, terutama jika mereka mengeklaim memiliki kekayaan atau kesuksesan besar.
ADVERTISEMENT
Anda juga jangan terburu-buru membuat keputusan menginvestasikan keuangan besar hanya karena dorongan emosional atau tekanan dari pihak lain. Jika merasa ragu, konsultasikan dengan pihak ketiga yang tepercaya sebelum berinvestasi atau mengambil keputusan finansial.
Agar selalu diingat, skema "jagal babi" adalah contoh bagaimana penipuan modern bisa merusak hidup seseorang dengan cara yang halus namun sangat merusak. Di era digital ini, di mana hubungan dibangun dan diakhiri dalam sekejap, sangat penting untuk tetap waspada dan kritis terhadap setiap interaksi yang kita lakukan secara online.
Jangan biarkan cinta atau perhatian palsu mengaburkan penilaian Anda—selalu utamakan keamanan finansial dan emosional Anda. Begitulah nasihat para ahli keuangan dan investasi.