Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Kabupaten Bandung Siaga Bencana
16 November 2021 5:43 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Asep Totoh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung memperingatkan masyarakat agar siaga akan datangnya bencana. Memasuki musim penghujan untuk saat ini ancaman kebencanaan yaitu banjir, banjir bandang, kemudian longsor yang bisa banyak terjadi di wilayah Kabupaten Bandung yang berbukit atau daerah pegunungan.
ADVERTISEMENT
Menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung, potensi terjadi ancaman bencana hidrometeorologi akibat fenomena La Nina yang diprediksi hingga Januari - Februari 2022.
Selanjutnya seluruh kecamatan yang berada di Kabupaten Bandung itu rawan bencana, terdapat itik-titik rawan dari 31 kecamatan itu hampir semuanya rawan bencana karena berada dataran tinggi ada wilayah yang landai juga.
Berbagai daerah di Indonesia berada pada titik yang dikategorikan sebagai daerah rawan bencana alam. Menurut Gunawan (2008:1-2), beberapa faktor yang mengindikasikan sebagai daerah rawan bencana tersebut adalah
ADVERTISEMENT
Ancaman bencana lonsor di beberapa titik wilayah Jawa Barat menjadi hal yang wajar terjadi, kondisi daerah perbukitan yang curam, tutupan lahan yang rusak dan curah hujan yang tinggi akan menjadikan faktor kombinasi ideal terjadinya pergerakan tanah.
Selanjutnya banjir yang sering terjadi pada musim hujan menjadi langganan setiap alhir tahun. Di daerah kabupaten Bandung misal saja yang terjadi diakhir tahun 2020, selain karena curah hujan yang tinggi juga diakibatkan karena daerah perbukitan yang mengelilingi cekungan bandung banyak yang beralih fungsi, sehingga seharunya berfungsi sebagai resapan air menjadi tidak berfungsi sebagai mana mestinya.
Lahan-lahan resapan air tersebut banyak yang beralih fungsi sebagai daerah-daerah pemukiman,tempat wisata, vila, hotel dengan pembangunan infrastruktur jalan-jalan dan jembatan. Sehingga semua permasalahan yang berujung banjir tersebut diakibatkan karena tata guna lahan yang tidak semestinya.
ADVERTISEMENT
Apresiasi ketika revitalisasi anak sungai Citarum untuk meminimalisir banjir di bagian timur Kabupaten Bandung menjadi salah satu prioritas dalam Program 99 Hari Kerja Bupati Bandung Dadang Supriatna. Diklaim masyarakat yang biasanya merasakan banjir luapan sungai Citarum kini tidak lagi terjadi.
Intensitas hujan yang cukup tinggi beberapa hari terakhir ini, biasanya mengakibatkan air Sungai Citarik dan Cikeruh meluap, menggenangi sejumlah ruas jalan di Rancaekek.
Langganan Banjir Rancaekek memang selain menghamburkan energi, uang, tenaga, waktu, pikiran juga menjadi beban psikologis, ketakutan, tidak nyaman, tidak aman, dan kecemasan permanen jika terjadi hujan lebat. Di tahun 2017, rekor pun pernah terjadi ketika perjalanan Bandung-Garut harus ditempuh dalam 15 Jam. Macet total memaksa kendaraan dan masyarakat diam dan tidur di mobil akibat terjebak banjir yang selalu menjadi langganan. Sehingga kalau terjadi hujan lebat maka dugaan dan pernyataan banjir Rancakek menjadi sebuah keniscayaan juga selalu viral menghiasi ragam media khususnya media sosial dengan berbagai curhatan dan 'meme' masyarakat.
ADVERTISEMENT
Pengerukan sungai menjadi prioritas dalam Program 99 Hari Kerja BEDAS sebagai kolaborasi antara pemerintah, masyarakat dan para pengusaha telah menunjukkan hasil yang baik.
Alhasil, hal mendasar dalam menyoroti penyebab dan penanganan banjir membutuhkan perhatian banyak pihak. Pertanggungjawaban publik, transparansi dan proses partisipatif dalam perencanaan RTRW dapat memberikan jaminan lebih besar untuk tercapainya kebijakan pembangunan ramah lingkungan.
Pemberian izin bagi pembangunan yang akan memberikan dampak pada masyarakat luas seharusnya melalui proses dengar pendapat publik. Tak hanya dari pemerintah dan pihak terkait, dibutuhkan kesadaran dari masyarakat untuk memelihara lingkungan terutama lingkungan air seperti saluran air dan sungai.
Pada akhirnya dengan kesadaran dari semua pihak, upaya penanganan banjir diharapkan dapat meminimalisir terjadinya banjir dan genangan air.
ADVERTISEMENT
** Asep Totoh : Warga Rancakihiang Desa Bojongloa Kec. Rancaekek