Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Santri di Era Milenial
17 November 2021 12:41 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Atika Ayu Rohmadani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Peribahasa mengatakan lubuk akal tepian ilmu yang berarti seorang dengan banyak ilmu pengetahuan. Bagi Ki Hajar Dewantara, apapun yang dilakukan oleh seorang itu, sebaiknya bisa berguna untuk dirinya sendiri, berguna untuk bangsanya, serta berguna untuk manusia di dunia pada umumnya. Pendidikan pula merupakan metode meningkatkan kemampuan yang dipunyai oleh seorang. Serta kecerdasan itu sangat dibutuhkan supaya kita memperoleh faedah dari kecerdasan itu.
ADVERTISEMENT
Namun pada Era saat ini yang terjalin merupakan pembelajaran hanya difokuskan buat mencapai nilai akademik yang besar namun tidak berakhlak Karimah. Serta di sinilah peranan santri jadi berarti. Santri adalah julukan untuk seorang pelajar yang menuntut ilmu agama di ranah pesantren. Santri saat ini dituntut buat mempunyai kecerdasan serta mempunyai akhlak yang baik. Sebab tidak hanya pintar di otak namun pula mempunyai sopan santun terhadap sesama yang baik.
Sesudah itu timbullah persoalan, apakah di Era saat ini banyaklah yang berkeinginan jadi santri? Tidak sedikit anak Era saat ini yang berkeinginan jadi santri. Tetapi tidak sedikit pula yang menyangka kalau jadi santri itu kuno, tidak gaul, terlalu keras serta masih banyak lagi opini-opini di luar sana.
ADVERTISEMENT
Sementara itu jadi santri bukan jadi halangan seorang buat mencapai kesuksesan di masa saat ini. Serta banyak pula santri yang berhasil di masa milenial saat ini. Selaku salah satu contoh merupakan Wirda Mansur.
Wirda mansur merupakan seseorang pendakwah, pengusaha, penulis serta pula putri dari ustadz Yusuf Mansur. Dia pernah menyudahi sekolah serta memfokuskan diri buat menghafal Al Quran di rumahnya. Pada umur 16 tahun dia terbang ke New York, Amerika Serikat serta bersekolah di Al- Mamoor dan mengajar Al Quran pula disitu. Serta berkuliah di Oxford University.
Kemudian ia pula mempunyai bisnis di bidang kosmetik serta telah mendirikan industri yang diberi nama PT Wirdamae Group Indonesia.
Dari cerita Wirda di atas, dapat dipetik pelajaran kalau jadi seseorang santri tidak jadi penghalang buat mencapai kesuksesan. Sebab kita pula wajib meyakinkan kalau seluruh orang tidak mempunyai hambatan yang berarti. Selagi kita sanggup serta ingin berupaya kita tentu dapat. Serta meyakinkan kalau santri pula dapat mencapai kesuksesan dengan kecerdasan yang dimilikinya beserta dengan akhlak yang baik pula.
ADVERTISEMENT