Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Wisata Sejarah Situs Batur Agung
17 November 2021 12:32 WIB
Tulisan dari Atika Ayu Rohmadani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Wisata Sejarah, ada banyak wisata sejarah yang ada di daerah kita. Salah satunya ialah Situs Batur Agung. Batur Agung adalah suatu aset dari masa Megalitikum yang lokasinya terletak di suatu hutan kecil di kaki Gunung Slamet. Tepatnya terdapat di Dusun Pondok Lakah, Desa Baseh, Kecamatan Kedungbanteng.
Wisata Sejarah Batur Agung di resmikan pada 13 Juni 2010 oleh Bupati Banyumas yang saat itu menjabat yaitu Drs. Mardjoko, MM. Batur Agung di sebut juga dengan "Mount of Fun"
ADVERTISEMENT
Sejoli pagar besi jadi pintu masuk ke Wisata Sejarah Batur Agung, dengan tengara Barang Cagar Budaya dari dinasti Purbakala setempat. Guna masuk ke dalam situs mesti berjalan kaki meniti jalan setapak diantara pepohonan yang lumayan rimbun.
Di ujung jalan setapak Batur Agung, nampak suatu bangunan kecil dengan suatu tumbuhan besar. Atmosfer hening menyongsong serta cuma suara serangga penunggu hutan yang terdengar.
Bangunan cungkup Batur Agung yang orang Banyumas menyebutnya cangkul itu berdimensi 4 x 5 m yang berisi artefak serta patung aset Hindu.
Di cungkup Batur Agung ada kumpulan batuan kuno dengan bermacam wujud, semacam: Sesajen, Gundukan Dupa, serta sisa Bakaran Hio. Terdapat pula Lumpang Bundar, Patung kasar tanpa kepala, Dwarapala, serta batu- batuan yang berhubungan dengan tokoh pewayangan, semacam Batara Guru, Batara Narada, Semar serta Togog.
ADVERTISEMENT
Batur Agung ini berbentuk punden berundak yang mempunyai 3 teras, dengan orientasi Utara Selatan, memakai Gunung Slamet selaku kiblat yang dipercaya selaku persemayaman akhir arwah leluhur. Tetapi patung Dwarapala menampilkan terdapatnya aset budaya Hindu ini tempat ini.
Batur Agung pula dipercaya oleh warga setempat selaku petilasan Raden Kamandaka, ataupun Raden Banyak Cotro, putra Prabu Dewa Niskala Raja Kerajaan Pajajaran( Kawali). Nama Kamandaka sangat diketahui oleh warga Banyumas, dikisahkan turun temurun dalam cerita legenda Lutung Kasarung.
Disitu pula ada sendang serta pancuran. Sendang digunakan selaku tempat bersuci orang era dahulu yang saat ini jadi tempat bersuci untuk para peziarah yang tiba ke situs untuk bersemedi, berdoa serta mendekatkan diri pada Yang Maha Kuasa.
ADVERTISEMENT
Di situs ini masih cuma sebagian turis yang berkunjung. Sebab tidak seluruh orang suka akan peninggalan- peninggalan bersejarah dalam kata lain cuma orang- orang tertentu saja. Namun kita selaku generasi milenial pula butuh melestarikan situs- situs bersejarah ini, karena peninggalan- peninggalan bersejarah pula jadi ciri kalau peradaban manusia itu terdapat. Terlepas dari kisah- kisah mistis yang terdapat di setiap situs bersejarah.
Serta yang sangat berarti kita melindungi situs- situs yang terdapat di wilayah kita supaya tidak di salah pakai oleh orang- orang buat berbuat negatif.