Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Budaya Food Delivery dan Makanan Instan di Era Digital
15 Desember 2024 16:15 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Audrey Valensya Nabilla tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di era digital, budaya makanan mengalami perubahan besar yang belum pernah terjadi sebelumnya. Jika sebelumnya makan bersama keluarga di meja makan menjadi tradisi yang mendalam, kini layanan food delivery telah menggeser kebiasaan ini. Aplikasi seperti GoFood, GrabFood, dan Shopee Food memungkinkan kita mendapatkan makanan secara efisien dengan hanya beberapa sentuhan di ponsel.
ADVERTISEMENT
Fenomena ini tidak hanya mempermudah hidup, tetapi juga merevolusi cara masyarakat memandang makanan. Kini, makanan bukan lagi sekadar kebutuhan biologis, tetapi menjadi cerminan gaya hidup modern. Data dari Statista menunjukkan bahwa Indonesia menjadi salah satu pasar terbesar untuk layanan food delivery, dengan pendapatan mencapai USD 3,5 miliar pada tahun 2023. Tren ini semakin diperkuat oleh pandemi COVID-19, di mana pembatasan aktivitas luar ruangan membuat banyak orang bergantung pada layanan ini untuk kebutuhan sehari-hari. Dengan kecepatan perubahan ini, pertanyaan mendasar muncul: bagaimana layanan food delivery mengubah cara kita memahami makanan dalam konteks budaya dan gaya hidup?
Era Digital dan Kebangkitan Budaya “Food Delivery”
Layanan pengantaran makanan telah memberikan rasa kemudahan, kenyamanan, serta efisiensi bagi banyak orang. Dengan cukup menyentuh beberapa kali melalui layar smartphone, makanan akan tiba di depan pelanggan dengan secepat kilat, tanpa harus mengeluarkan tenaga dan mengantri menunggu makanan secara langsung di restaurant. Perilaku atas budaya “Food Delivery” ini didukung oleh pandemi COVID-19, dimana situasi lockdown yang tidak memungkinkan setiap orang untuk makan di restaurant, dan aplikasi layanan seperti Gojek serta Grabfood hadir dengan menawarkan solusi secara cepat dan aman. Data oleh statista menunjukkan bahwa pada 2021, sektor layanan pengantaran makanan bernilai lebih dari $150 miliar secara global, hampir tiga kali lipat dari nilai pada 2017. Di Indonesia sendiri, berdasarkan survei yang dilakukan oleh Measurable AI, nilai rata-rata per transaksi atau Average Order Value (AOV) telah mengalami peningkatan yang cukup tinggi, yaitu hampir 50% dari sekitar Rp40.000 pada tahun 2019, menjadi Rp60.000 pada tahun 2022.
ADVERTISEMENT
Kenyamanan telah menjadi motivasi terbesar yang dimiliki oleh konsumen dalam menggunakan layanan Food Delivery, dimana konsumen tidak hanya ingin menghemat waktu, tetapi juga mendapatkan fleksibilitas dalam mencari makanan secara beragam dalam waktu yang singkat. Dengan penggunaan layanan ini, tentu membuat pelanggan untuk lebih sering memesan makanan dibandingkan dengan memasak di rumah, yang kemudian dapat berdampak pada persepsi makanan yang sebelumnya hanya sebatas kebutuhan biologis saja, tetapi sebagai cerminan atas gaya hidup modern yang mendorong setiap individu untuk bertindak secara efisien.
Transformasi Gaya Hidup: Makanan Sebagai Gaya Hidup
Di era digital, makan bukan hanya sekadar kegiatan fungsional, tetapi telah menjadi bagian penting dari identitas diri dan gaya hidup. Makanan kini tidak hanya dipilih berdasarkan rasa atau kebutuhan gizi, tetapi juga berdasarkan pengalaman yang ingin dicapai. Platform food delivery memungkinkan kita untuk mengekspresikan preferensi pribadi dalam memilih makanan yang sesuai dengan selera atau bahkan status sosial.
ADVERTISEMENT
Bagi banyak orang, terutama generasi muda, makanan adalah bagian dari perjalanan gaya hidup yang dinamis. Banyak yang menggunakan aplikasi food delivery untuk menciptakan pengalaman kuliner yang lebih beragam dan mudah diakses. Misalnya, memesan makanan dari restoran yang sedang tren di Instagram atau mencoba makanan dari berbagai wilayah yang tidak dapat diakses secara fisik. Hal ini memperlihatkan bagaimana teknologi telah mengubah hubungan kita dengan makanan, dari kebutuhan biologis menjadi simbol gaya hidup yang lebih besar.
Dalam masyarakat urban, layanan seperti GoFood dan GrabFood telah menjadi bagian dari rutinitas harian, menciptakan kecenderungan untuk mengandalkan kenyamanan daripada waktu yang dihabiskan untuk memasak. Makanan instan atau cepat saji, yang mudah didapatkan melalui aplikasi ini, sering kali dianggap sebagai solusi cepat di tengah kesibukan sehari-hari. Bagi generasi milenial dan Gen Z, pilihan makanan yang tersedia bukan hanya sekedar soal kenyamanan, tetapi juga tentang kepraktisan dan fleksibilitas dalam menyesuaikan dengan kebutuhan sosial dan pekerjaan mereka. Hal ini juga menciptakan pola makan yang lebih dinamis, dengan orang lebih memilih makanan yang dapat dinikmati kapan saja, tanpa terikat oleh jam makan tradisional.
ADVERTISEMENT
Selain itu, tren berbagi pengalaman makanan di media sosial semakin memperkuat hubungan antara makanan dan identitas pribadi. Banyak pengguna media sosial memamerkan makanan yang mereka pesan, memperlihatkan bagaimana makanan yang mereka konsumsi mencerminkan gaya hidup mereka. Tren ini telah menciptakan hubungan yang lebih emosional antara konsumen dan makanan, di mana makanan bukan hanya untuk dimakan, tetapi juga untuk diperlihatkan dan dibagikan, sebagai sebuah bentuk atas status sosial dan identitas pribadi.
Dampak Jangka Panjang pada Sosial dan Ekonomi Masyarakat
Budaya food delivery mempengaruhi dinamika sosial dengan cara yang signifikan, terutama dalam konteks interaksi keluarga dan sosial. Dulu, makan bersama keluarga di meja makan merupakan waktu untuk berkumpul dan mempererat hubungan. Namun, dengan kemudahan layanan seperti GoFood dan GrabFood, semakin banyak orang yang memilih untuk memesan makanan secara individual, mengurangi interaksi sosial yang terjadi di ruang makan dan menggantinya dengan pengalaman makan yang lebih terisolasi. Hal ini menciptakan pola baru dalam kehidupan sehari-hari, di mana makanan menjadi lebih praktis tetapi mengurangi keintiman sosial yang dulu erat dengan tradisi makan bersama.
ADVERTISEMENT
Di sisi ekonomi, layanan food delivery menawarkan peluang besar bagi UMKM, terutama pelaku usaha kuliner yang tidak memiliki fasilitas besar atau modal untuk membuka restoran fisik. Platform seperti GrabFood dan GoFood memungkinkan mereka menjangkau pasar yang lebih luas tanpa biaya operasional yang besar. Namun, tantangannya adalah ketergantungan pada promosi dan diskon untuk menarik pelanggan, yang bisa menekan margin keuntungan. Sebagian UMKM kuliner juga kesulitan dengan biaya komisi yang dibebankan oleh aplikasi food delivery, yang dapat mengurangi keuntungan mereka meski penjualan meningkat.
Penutup: Masa Depan Konsumsi Makanan
Di masa depan, konsumsi makanan masyarakat akan semakin bergantung pada teknologi dan kenyamanan. Layanan food delivery akan terus mengalami inovasi, dengan menawarkan kemudahan dan variasi yang lebih besar dalam pilihan makanan. Di sisi lain, integrasi teknologi akan membawa efisiensi, sementara kesadaran tentang pola makan yang lebih seimbang akan menjadi faktor penting dalam membentuk masa depan budaya makan kita. Masyarakat akan semakin mencari keseimbangan antara kemudahan dan kesehatan dalam pilihan konsumsi makanan.
ADVERTISEMENT
Referensi
European Proceedings. (n.d.). The impact of food delivery apps on the restaurants and food industries. Diakses pada 15, 2024. https://www.europeanproceedings.com/article/10.15405/epfe.23081.67
Francis Press. (n.d.). The impact of food delivery applications on the restaurant industry. Diakses pada 15, 2024. https://francis-press.com/papers/4830
Industry.co.id. (n.d.). Online food delivery industry still growing in Indonesia: GoFood still leading. Diakses pada 15, 2024. https://en.industry.co.id/read/7984/online-food-delivery-industry-still-growing-in-indonesia-gofood-still-leading
Sinuate Media. (n.d.). Impact of food delivery apps on the restaurant industry. Diakses pada December 15, 2024. https://sinuatemedia.com/impact-food-delivery-apps-restaurants-industry/