Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Dosa Orangtua, Anak Yang Terluka : Kesalahan Pola Asuh Dalam Novel Sesuk
13 Desember 2024 16:42 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Aura Haya Zhafira tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pernahkah anda merasa bahwa sebagai orangtua kita seringkali sibuk dengan pekerjaan hingga mengabaikan anak yang sebenarnya membutuhkan kehadiran kita dalam hidup mereka? Atau, secara tanpa sadar kita membebankan tugas kita sebagai orangtua kepada orang lain?
ADVERTISEMENT
Sebagai orangtua kita berkewajiban untuk mengasuh anak kita dengan pola asuh yang baik. Tetapi, yang sering terjadi justru sebaliknya. Terkadang kita sering melakukan kesalahan dalam merawat anak yang dimana hal itu dapat melukai perasaan anak. Seperti dalam novel “Sesuk” karya Tere Liye ini, beliau menekankan tentang bagaimana hubungan keluarga berperan besar dalam pertumbuhan anak. Lalu, bagaimana psikologi menjelaskan kesalahan pola asuh yang terjadi dalam novel ini?
Artikel ini akan membahas kesalahan pola asuh apa saja yang di dalam novel Sesuk dari sudut pandang psikologi dan bagaimana dampaknya terhadap anak kita.
1. Orangtua Sibuk Dengan Dunianya
Sebagai orang orangtua ada beberapa yang sibuk dengan suatu hal, misalnya sibuk dengan perkerjaan ataupun sibuk dengan kegiatan organisasi. Hal ini tentu saja akan mengurangi waktu kebersamaan kita dengan anak. Anak-anak sangat membutuhkan orangtua disisi mereka, sebagai tempat cerita, perlindungan, dan juga rasa aman.
ADVERTISEMENT
Dalam novel diceritakan bahwa Ayah Gadis adalah seorang pengusaha dan Ibunya adalah seorang artis. Hanya dengan mendengar nama pekerjaan mereka saja sudah terlihat betapa sibuknya mereka. Jika kita sebagai orang tua terlalu sibuk, maka anak-anak akan terabaikan dan hal itu akan membuat mereka kesepian dan terluka. Dalam kasus
novel ini, Gadis menjadi tertutup dengan orangtuanya karena merasa orangtunya yang terlalu sibuk.
2. Tidak Memprioritaskan Anak
Life is money. Begitulah prinsip orang-orang mengenai pekerjaan. Setiap peluang akan diambil tanpa memedulikan dampak pada keluarga. Padahal sebagai orangtua kita seharusnya memprioritaskan keadaan anak, apakah mereka kesepian atau terluka. Pekerjaan memang penting untuk kelangsungan hidup keluarga, tetapi jangan sampai kita tidak memperhatikan anak apalagi mengandalkan orang lain untuk mengasuh anak kita.
ADVERTISEMENT
Seperti sikap kedua orangtua Gadis yang lebih memilih karir daripada anak, dan mereka yang terlalu bergantung pada pengasuh untuk merawat anak-anaknya. Hal ini akan membuat kerenggangan hubungan keluarga jika dilakukan terus-menerus. Anak juga akan kehilangan rasa percaya terhadap orangtua. Karena orangtuannya tidak ada untuk mereka.
3. Kurangnya Komunikasi
Communication is a key. Ya, hal ini tidak salah. Karena tanpa komunikasi kita tidak akan tahu apa yang dipikirkan lawan bicara kita. Tentu saja ini juga dalam berlaku dalam keluarga. Meski sebagai orangtua kadang kita merasa telah mengetahui segalanya tentang anak. Tetapi hal itu tidaklah benar, anak sering kali merahasiakan apa yang mereka rasakan. Novel ini pun juga sama, orangtua Gadis merasa telah mengenal anak mereka dengan baik hingga berpikir bahwa sikap Gadis selama ini adalah kebenarannya. Padahal, hal itu tidaklah benar.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu komunikasi sangat penting, agar kita sebagai orangtua kita tidak salah dalam mengartikan tindakan anak-anak kita. Orangrtua harus mengambil langkah aktif dalam membuka pembicaraan agar anak mau menceritakan diri mereka. Jangan sampai kita menuntut anak untuk bercerita sedangkan kita malah tidak bersikap terbuka lebih dulu.
4. Kecanduan Media Sosial
Media sosial telah menjadi fenomena yang mengkhawatirkan di masyarakat saat ini. Hal ini telah menyentuh seluruh kalangan usia. Para orangtua pun juga tidak luput dari permasalahan ini. Karena banyak para orangtua yang lebih banyak menghabiskan waktu dengan social media mereka. Hal ini berdampak pada menurunnya pengawasan terhadap anak. Banyak anak-anak yang menjadi korban akibat sikap ini. Beberapa dari mereka yang malah melakukan hal ekstrim untuk mencari perhatian orangtua mereka.
ADVERTISEMENT
Karakter Ibu dalam novel sangat sibuk dengan media sosialnya. Sikap ini menyebabkan kecelakaan serius ketika Ragil memanjat pagar balkon tanpa pengawasan dan nyaris terluka parah. Orangtua harus fokus terhadap anak saaat sedang bersama mereka. Banyak kecelakaan terjadi hanya karena orangtua yang lalai saat bersama anak. Jangan sampai hal ini terjadi pada keluarga kita lalu menyesal di kemudian hari.
Kesimpulan
Kesalahan pola asuh, seperti yang digambarkan dalam novel “Sesuk”, menggambarkan bahwa betapa pentingnya kehadiran dan kebersamaan orangtua dengan anak sangat mempengaruhi pertumbuhan anak. Pola asuh yang dipenuhi ketidakpedulian dan keegoisan dapat menciptakan luka fisik dan psikologis yang akan membekas hingga dewasa. Melalui novel ini, kita mengetahui bahwa setiap tindakan atau keputusan yang diambil oleh orangtua secara sadar maupun tidak, mempunyai konsekuensi besar terhadap kehidupan anak di masa mendatang.
ADVERTISEMENT
Sebagai orangtua, kisah ini mendorong kita untuk merenungkan kembali bagaimana kita menjalankan pola asuh. Apakah pola asuh yang kita lakukan sudah benar? Atau malah ternyata kita pun melakukan kesalahan tanpa kita sadari? Jawaban ini mungkin terjawab setelah kita refleksi mendalam dengan membaca novel ini.
Referensi
Liye Tere (2022). Sesuk. Jawa barat : Sabak Grip