Konten dari Pengguna

Serunya Menabung: Cara Anak-Anak Mengumpulkan Mimpi Sejak Dini!

Auralia Zahra Dhia
Auralia Zahra Dhia adalah seorang Mahasiswa Program Studi Akuntansi Perpajakan Universitas Diponegoro yang gemar menulis pada isu isu ekonomi, bisnis, dan sosial.
18 Agustus 2024 17:09 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Auralia Zahra Dhia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Mahasiswa KKN Tim II Univeristas Diponegoro dan Anak-Anak Desa Ngaliyan Dalam Kegiatan ”Training Menabung Anak-Anak Ngaliyan Dengan Menggunakan Celengan Sebagai Media Pelaksanaan”
zoom-in-whitePerbesar
Mahasiswa KKN Tim II Univeristas Diponegoro dan Anak-Anak Desa Ngaliyan Dalam Kegiatan ”Training Menabung Anak-Anak Ngaliyan Dengan Menggunakan Celengan Sebagai Media Pelaksanaan”
ADVERTISEMENT
Batang, 13 Agustus 2024- Menabung sejak dini merupakan langkah kecil yang bisa memberikan dampak besar bagi masa depan anak-anak. Meskipun anak belum bekerja dan menghasilkan uang sendiri, anak juga perlu dikenalkan konsep uang sejak dini. Orang tua dapat mendidik anak menjadi lebih mandiri dan hemat dengan menabung. Bukan hanya sekadar mengumpulkan uang, menabung juga mengajarkan anak-anak tentang berhemat, bertanggungjawab dalam memegang uang, mengatur uang, menghargai uang, melatih ketekunan dan disiplin, serta melatih untuk terbiasa menabung sampai dewasa. Lewat kegiatan sederhana ini, mereka belajar bahwa impian besar bisa dicapai dengan usaha kecil yang konsisten.
ADVERTISEMENT
Di berbagai daerah khususnya kota-kota besar tradisi menabunng untuk anak-anak sudah ramai diterapkan, dimana orang tua memiliki peran penting untuk mengenalkan kebiasaan ini kepada anak-anak mereka. Namun lain halnya yang terjadi di desa atau daerah dengan literasi keuangan rendah. Hal ini pernah diungkapkan pada suatu penelitian berjudul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Menabung” menghasilkan kesimpulan yaitu terdapat 4 hal yang mempengaruhi perilaku menabung pada diri suatu individu. Empat faktor tersebut diantaranya:
1. Literasi keuangan berperan mendorong perilaku menabung.
2. Inklusi keuangan berperan mendorong perilaku menabung.
3. Uang saku berperan mendorong perilaku menabung.
4. Pengendalian diri berperan mendorong perilaku menabung.
Kondisi asingnya budaya menabung bagi anak-anak juga terjadi di salah satu desa di Kecamatan Limpung Kabupaten Batang, yaitu Desa Ngaliyan. Anak-anak lebih terbiasa menghabiskan uang saku untuk jajan atau membeli mainan kecil, tanpa menyadari pentingnya menyisihkan sebagian dari uang mereka untuk masa depan. Minimnya pemahaman ini membuat mereka belum melihat manfaat jangka panjang dari menabung. Oleh karena itu, diperlukan sosialisasi yang intensif tentang pentingnya menabung sejak dini, agar anak-anak desa ini bisa memahami bagaimana kebiasaan kecil tersebut dapat membantu mereka mencapai impian besar dan mengumpulkan mimpi sejak dini.
ADVERTISEMENT
Melihat potensi masalah tersebut dengan memanfaatkan peluang serta melimpahnya SDM usia anak-anak, anggota KKN Tim II Universitas Diponegoro di program studi Akuntansi Perpajakan menciptakan program kerja ”Training Menabung Anak-Anak Ngaliyan Dengan Menggunakan Celengan Sebagai Media Pelaksanaan”. Melalui program ini diharapkan sejak usia dini generasi muda Ngaliyan dapat mengajarkan manajemen diri, mengontrol perilaku konsumtif, dan mengajarkan nilai uang. Peserta akan diajari dan dipantau menabung RP 1.000 sehari secara terus menerus sebagai latihan awal. Kegiatan sosialisasi dan pelatihan tersebut dilaksanakan pada tanggal 25 Juli 2024 di Madrasah Diniyah Desa Ngaliyan.
Mahasiswa Tim II KKN Universitas Diponegoro Sedang Melakukan Penyuluhan dan Pelatihan Literasi Keuangan Menabung
Psikolog anak menyatakan bahwa menabung sejak dini dapat membangun karakter yang positif pada anak-anak. Mereka belajar bahwa setiap rupiah yang disimpan adalah investasi untuk masa depan mereka. Misalnya, ketika anak-anak ingin membeli mainan atau jajanan kecil, mereka akan berpikir dua kali dan lebih menghargai usaha yang mereka lakukan untuk mengumpulkan uang tersebut. Maka dari itu dipilihlah nominal Rp 1.000 sehari sehingga anak-anak tidak merasa terbebani.
ADVERTISEMENT
Menabung bukanlah aktivitas yang membosankan, melainkan seru dan penuh manfaat. Dengan cara yang kreatif dan dukungan dari orang tua serta sekolah, anak-anak dapat mulai menabung sejak dini, mengumpulkan mimpi-mimpi mereka satu per satu, dan belajar bahwa setiap usaha kecil akan membawa mereka lebih dekat pada mimpi mereka di masa depan.