Konten dari Pengguna

Literasi Tabel Informasi Nilai Gizi

Ave Zangkila Langit
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga
10 Juni 2024 18:25 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ave Zangkila Langit tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Nilai penjualan retail makanan dan minuman kemasan di Indonesia pada 2022 diperkirakan mencapai USD 40,11 miliar atau sekitar Rp601,65 triliun. Data tersebut proporsional dengan tingkat konsumsi makanan dan minuman dalam kemasan. Jika suatu makanan atau minuman dikonsumsi secara berlebihan, homeostasis tubuh dapat terganggu. Oleh karena itu, makanan dalam kemasan yang terstandardisasi memiliki tabel informasi nilai gizi (ING). Tabel ini memungkinkan konsumen untuk mengetahui kandungan mikronutrien dan makronutrien pada produk.

ADVERTISEMENT
Namun, kenyataannya literasi tabel ING di Indonesia masih sangat kurang. Hasil studi Badan Perlindungan Konsumen Nasional menyebutkan hanya 6.7% konsumen di Indonesia yang memperhatikan label informasi nilai gizi. Sedangkan penelitian yang dilakukan pada tahun yang berbeda menunjukkan bahwa 36,5% masyarakat Indonesia lebih tertarik untuk membaca dan memperhatikan label halal. Sebesar 34,9% memperhatikan waktu kadaluarsa. Kemudian sebesar 20,6% memperhatikan pencantuman nama pada produk. Namun, hanya terdapat 7,9% konsumen saja yang tertarik untuk memperhatikan masalah komposisi makanan dan informasi nilai gizi. Dapat disimpulkan bahwa kesadaran masyarakat untuk memperhatikan tabel ini masih kurang.
ADVERTISEMENT
Salah satu dari sepuluh pesan gizi seimbang yang diprakarsai oleh Kemenkes RI adalah anjuran untuk membiasakan membaca label yang terdapat pada kemasan pangan olahan. Salah satu label pangan olahan ialah tabel informasi gizi. Tujuan dari adanya label gizi pada kemasan adalah untuk membantu konsumen menghindari asupan yang tidak sesuai. Dibanding label lain yang tercantum, sekilas tabel informasi gizi terlihat lebih rumit untuk dibaca. Padahal, sebenarnya tabel ini cukup sederhana. Hanya saja pengetahuan terkait cara membaca tabel tersebut tidak banyak dibahas. Maka dari itu, artikel ini akan membahas tentang cara membaca tabel informasi nilai gizi.
Tata letak informasi pada tabel informasi gizi mungkin berbeda. Namun, secara umum isi informasi pada tabel sama. Beberapa komponen informasi tersebut diantaranya sebagai berikut.
ADVERTISEMENT
1. Informasi Sajian
Pada tabel informasi gizi, informasi sajian biasanya terletak paling atas. Jumlah sajian dalam makanan dapat bervariasi. Biasanya satuan takaran saji yang digunakan adalah gram atau ml. Beberapa produk terkadang juga menggunakan ukuran rumah tangga (URT) seperti sendok, gelas, potong, buah, dan lain lain
2. Total Kalori (Energi Total)
Di bawah jumlah sajian, biasanya terdapat jumlah kalori yang terkandung dalam tiap sajian. Kalori adalah satuan energi. Lebih jelasnya, kalori merupakan energi yang dibutuhkan untuk meningkatkan suhu 1 gram air tiap 1 derajat celcius. Satuan kalori biasanya disingkat kal. Namun, pada kemasan produk pangan, satuan yang tercantum biasanya adalah kkal (kilokalori). 1 kkal setara dengan 1000 kal. Misalnya, terdapat sebuah produk yang memiliki 5 sajian dalam 1 kemasan. Jika tiap sajian mengandung 10 kkal, maka jumlah kalori dalam 1 kemasan adalah 50 kkal (50.000 kal).
ADVERTISEMENT
3. Kandungan nutrisi
Informasi kandungan nutrisi terdapat di bawah total kalori. Nutrien dasar yang minimal terdapat pada tabel, yaitu lemak total, lemak jenuh, protein, karbohidrat total, gula, dan garam (natrium). Jumlah nutrien dasar biasanya dinyatakan dalam gram dan persentase angka kecukupan gizi (%AKG). Akan tetapi, apabila terdapat informasi kandungan mikronutrien (vitamin dan mineral), biasanya hanya dinyatakan dengan %AKG. Hal ini dikarenakan jumlah yang terkandung sangat kecil. Jika dinyatakan dalam gram, konsumen akan kesulitan membayangkan.
4. Persentase AKG (% AKG)
Persentase AKG sudah disinggung sedikit sebelumnya. Apakah persentase AKG itu? Angka Kecukupan Gizi (AKG) adalah rekomendasi rata-rata jumlah nutrisi yang harus dikonsumsi setiap hari untuk memenuhi kebutuhan gizi. AKG digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan dan mengevaluasi asupan gizi masyarakat. Jumlah kebutuhan energi yang digunakan sebagai patokan adalah 2150 kkal per hari. Apabila suatu produk mengandung protein dengan persen AKG 25%, artinya kandungan protein dalam makanan tersebut memenuhi ¼ kebutuhan protein harian.
ADVERTISEMENT