Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Diskursus Pertamina Dari Perspektif Ketahanan Energi
4 September 2024 7:54 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Awaf Wirajaya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Jakarta (31/08/2024) – Indonesian Energy Security Society (IESS) sukses menggelar Focus Group Discussion (FGD) dengan tema "Pertamina's Role as A National Energy Company in Increasing National Energy Security", yang diikuti dari berbagai kalangan mulai dari mahasiswa, organisasi mahasiswa sektor energi, jurnalis hingga praktisi sektor energi.
ADVERTISEMENT
PP No. 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional mendefinisikan bahwa ketahanan energi adalah suatu kondisi terjaminnya ketersediaan energi dan akses masyarakat terhadap energi pada harga yang terjangkau dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan perlindungan terhadap lingkungan hidup. Beberapa point penting dari definisi adalah tentang ketersediaan energi, tentang harga yang terjangkau dan memperhatikan lingkungan hidup.
Pertamina yang semulanya sebagai perusahaan yang bergerak di dunia minyak dan gas bumi sekarang sudah bertransformasi menjadi perusahaan energi. Mulai dari hulu hingga hilir migas sampai pada pembangkit listrik yang berbasis green energy. Kapasitasnya sebagai holding-sub holding company tentunya memiliki peran masing – masing dalam menngkatkan ketahanan energi.
FGD ini menghadirkan tiga narasumber dengan core business yang berbeda – beda. Pertama, Rudi Ariffianto selaku Corporate Secretary Pertamina Hulu Rokan, yang membahas tentang “Blok Rokan sebagai Simbol Ketahanan Energi”, seperti yang di ucapkan oleh bapak Presiden RI Joko Widodo dalam pidatonya ketika Hari Lahir Pancasila di Dumai. Narasumber kedua, Muhammad Alis Tabri selaku Manager Corporate Governance & Board Support Pertamina Patra Niaga yang membahas tentang peran Pertamina dalam menjaga ketahanan energi nasional dari sisi harga. Narasumber ketiga, Lufan Nassya Faswara selaku Manager Performance Management Pertamina Geothermal Energy yang membahas tentang potensi dan tantangan industri panas bumi di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dalam sambutannya, Awaf Wirajaya selaku Direktur Eksekutif Indonesian Energy Security Society (IESS) mengatakan “Ketahanan energi adalah komponen krusial dalam memastikan stabilitas dan keberlanjutan pembangunan nasional. Pertamina, sebagai perusahaan energi nasional, memegang peranan strategis dalam mewujudkan visi ketahanan energi Indonesia. Perubahan lanskap energi global, tantangan dalam distribusi energi domestik, serta upaya transisi menuju energi yang lebih ramah lingkungan, semuanya menempatkan Pertamina pada posisi strategis dalam menjaga stabilitas energi nasional.”
Acara FGD ini diharapkan dapat menjadi wadah yang efektif untuk bertukar gagasan dan pemikiran, serta menghasilkan rekomendasi yang dapat diimplementasikan dalam upaya meningkatkan ketahanan energi nasional Indonesia.
Pertamina Hulu Rokan
“Dengan rata – rata produksi 161 rb barel oil per day di tahun 2023 menempatkan PHR sebagai posisi produsen minyak nomor 1 di level nasional dengan kontribusi 27% produksi hulu minyak bumi domestik. Selain daripada itu, kontribusi PHR terhadap daerah juga dapat dirasakan melalui beberapa program TJSL-nya seperti beasiswa prestasi PHR, desa wisata berdikari, perlindungan multispecies dan melestarikan keanekaragaman hayati yang bekelanjutan”. (Sumber: Presentasi PHR)
ADVERTISEMENT
Pertamina Patra Niaga
“Pertamina Patra Niaga yang selanjutnya disingkat PPN adalah subholding dari Pertamina yang bergerak di bidang Commercial & Trading. PPN memiliki pola supply dan layanan produk yang berasal dari impor dan/atau kilang untuk didistribusikan ke Terminal LPG, BBM, dan Petrochemical hingga ke end user. Kemudian PPN juga mengelola rantai distribusi di seluruh Indonesia melalui lebih dari 15.000 outlet BBM dan lebih dari 230.000 outlet LPG. Sampai pada Agustus 2024, PPN berhasil melakukan penyebaran BBM satu harga hingga di 530 lokasi di seluruh Indonesia.” (Sumber: Presentasi PPN)
Pertamina Geothermal Energy
“Indonesia dengan letak geografisnya yang berada di wilayah ring of fire tentunya memiliki sumber panas bumi yang melimpah, hal ini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan kapasitas terpasang geothermal terbesar nomor 2 di dunia setelah USA, dengan kapasitas terpasang 2,418 GW. PGE mengelola 15 Wilayah Kerja Panas Bumi 15 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) yang total kapasitas terpasangnya dalam Wilayah Kerja PGE adalah 1.877,5 MW. 80% dari total kapasitas terpasang panas bumi di Indonesia berada dalam wilayah kerja panas bumi.” (Sumber: Presentasi PGE)
“Resiko sub-surface, adopsi teknologi yang lambat, jadwal eksekusi yang panjang dan kendala regulasi merupakan tantangan pengembangan geothermal di Indonesia yang harapannya adalah seluruh lapisan elemen mau bahu – membahu untuk mewujudkan Net Zero Emission di tahun 2060.” ujar Awaf Wirajaya.
ADVERTISEMENT
“Diskursus dan sharing knowledge seperti ini adalah bentuk kepedulian dan perpanjangan tangan mahasiswa maupun pemuda dalam meningkatkan literasi generasi muda, memberikan pemahaman kepad seluruh masyarakat bahwa dalam pengelolaan energi bukanlah suatu perkara yang mudah, seperti yang sering dipikirkan oleh orang awam.” tutupnya oleh Awaf.