Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Guru Kita, Guru yang Multiperan
25 November 2023 16:58 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Ayu Novita Pramesti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kalau kita renungkan, mengapa guru di sekolah dipanggil dengan sebutan 'Bapak' dan 'Ibu'? Selain sebagai pendidik, guru sebenarnya juga menjadi 'orang tua' bagi murid-muridnya di sekolah. Terkadang, guru juga menjadi pengganti orang tua dalam arti sebenarnya.
ADVERTISEMENT
Dalam sebuah sesi kelas parenting, seorang ibu menanyakan kepada seorang praktisi parenting mengenai siapa yang bisa mengisi peran ayah yang sudah tiada untuk mendidik anaknya. Praktisi tersebut kemudian menjawab, selain saudara ibu yang laki-laki, Bapak Guru di sekolah juga bisa mengisi peran ayah untuk mendidik anak, terutama anak laki-laki.
Bapak Guru yang mengajar, baik di kelas tinggi maupun kelas rendah, sudah banyak jumlahnya. Namun, Bapak Guru yang mengajar di taman kanak-kanak jumlahnya nampaknya belum sebanyak Ibu Guru. Masihkah ada bapak-bapak yang berminat menjadi guru di taman kanak-kanak? Semoga masih ada.
Selain sebagai orang tua, guru sejatinya adalah teman bagi para murid-muridnya. Bapak dan Ibu Guru berusaha menyelami hal-hal yang disukai murid-muridnya, dan kemudian berusaha untuk mengajar dan mendidik melalui hal-hal itu.
ADVERTISEMENT
Sebagai contoh, murid-murid kini gandrung dengan sebuah platform media sosial. Ada Bapak dan Ibu Guru yang berusaha mempelajari platform tersebut dan kemudian menggunakannya sebagai satu di antara media pembelajaran.
Ketika menjadi guru di sebuah SMA swasta, saya juga pernah berusaha menjadi teman bagi murid-murid saya. Caranya sederhana. Saya memutar lagu-lagu berlirik positif dari artis yang mereka sukai di kelas agar mereka tidak terlalu ribut saat saya sedang mengajar. Alhamdulillah, murid-murid saya menyambut cukup baik upaya itu.
Selain sebagai orang tua dan teman, guru memiliki fungsi yang 'serius' bagi murid-muridnya, yaitu sebagai penasihat spiritual dan pemimpin. Sebagai penasihat spiritual, guru berusaha menjadi contoh terdepan dalam ketaatan kepada Yang Maha Kuasa.
Apa pun agamanya, guru harus berusaha tekun dalam beribadah. Hubungan yang baik dengan Yang Maha Kuasa akan berdampak pada hubungan guru dengan murid-muridnya.
ADVERTISEMENT
Sebagai contoh, wali kelas saya sewaktu SMA selalu mendoakan murid-murid perwaliannya ketika salat malam. Beliau menyebutkan nama kami satu per satu ketika berdoa. Selain itu, beliau juga mengajak murid-muridnya yang bermasalah untuk berbicara dari hati ke hati. Tempat yang beliau pilih untuk berbicara biasanya perpustakaan atau masjid. Dengan kesabaran beliau, masalah murid-muridnya bisa terurai pelan-pelan.
Sebagai pemimpin, guru mengupayakan dirinya untuk menjadi 'kapten' bagi murid-muridnya di kelas. Ibarat menaiki sebuah kapal, guru adalah nakhoda yang akan membawa murid-muridnya mengarungi bahtera luas ilmu pengetahuan.
Kalau ingin melihat bagaimana kepemimpinan seorang guru, film lawas yang berjudul 'Dead Poets Society' patut untuk ditonton oleh para guru. Kita bisa melihat Pak Guru Keating yang diperankan Robin Williams menjadi pemimpin di kelas Bahasa Inggris melalui pembelajaran puisi yang kreatif dan inovatif.
ADVERTISEMENT
Sudahkah Bapak dan Ibu Guru 'memainkan' peran-peran itu? Semoga Hari Guru Nasional bisa menjadi momentum Bapak dan Ibu Guru untuk lebih memperkuat peran-peran tersebut dalam mendidik dan mengajar di tempat tugasnya masing-masing.
Selamat Hari Guru Nasional untuk Bapak dan Ibu Guru. Terima kasih atas segala perjuangan dan pengabdianmu.