Konten dari Pengguna

Kelas Daring Bahasa Turki: Sebuah Pengalaman Baru

Al Ayyubi
Mahasiswa Pascasarjana UI
19 Agustus 2021 10:35 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Al Ayyubi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di tengah situasi pandemi seperti ini, belajar mengasah keterampilan termasuk menjadi solusi alternatif bagi pelajar dalam ikhtiar pengembangan diri. Terlepas meskipun seyogyanya rintangan yang dihadapi pelajar tatkala ini adalah rasa penat dan bosan, tetapi mungkin sedikit lain cerita bila mencoba suatu pengalaman baru yang belum pernah dirasakan sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Misalnya dengan mengikuti Kelas Daring Bahasa Turki yang diselenggarakan Yunus Emre Enstitüsü cabang Kuala Lumpur. Saya ingin sedikit membagikan pengalaman dalam mengikuti kelas tersebut.
Suasana Kelas Daring Bahasa Turki.
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Kelas Daring Bahasa Turki.
Kegiatan ini diikuti bukan hanya oleh orang Malaysia saja sebagai bagian dari penyelenggaranya. Ketika masuk ke Zoom saya melihat banyak juga orang-orang yang berasal dari Indonesia, bahkan beberapa negara anggota ASEAN lain seperti Vietnam maupun Thailand. Jadi, selain menambah wawasan terkait kebahasaan Turki dari dasar, secara langsung maupun tidak langsung dengan ini kita dapat bertukar pengalaman lintas budaya.
Selama belasan pertemuan sejak bulan juni sampai agustus, kelas dibimbing oleh seorang Doktor bahasa Turki bernama Şeyma Yıldız . Mbak Şeyma Yıldız selaku guru kami kala itu sangat semangat mengajari kita. Awalnya seperti bagaimana mengucapkan huruf-huruf di Turki, terlebih yang tidak familiar pada kita seperti ö, ç, ş, ğ, maupun ü. Sampai membarengi kita menghafalkan kosakata-kosakata Turki yang acap ditemui sehari-hari misalnya masa (meja), kitap (buku), pencere (jendela), dan masih banyak lagi.
ADVERTISEMENT
Setiap pertemuan para murid yang hadir pasti selalu diminta membaca sebuah narasi yang dipaparkan lewat presentasi mbak Şeyma. Tidak jarang 2 orang ditunjuk untuk membaca sebuah dialog. Berkat itu -paling tidak- perlahan demi perlahan melatih bagaimana sya berbicara bahasa Turki (walau masih dasar). Bukan hanya sekadar belajar materi saja, mbak Şeyma mengakrabkan diri kepada murid-muridnya di sana. Selalu saat mulai kelas ia seperti tidak ada lelahnya menyambut dan menanyai kabar murid-muridnya.
Belum lagi ketika mbak Şeyma menanyakan hal-hal atau hobi yang kita sukai. Kita bebas berekspresi dalam mendeskripsikannya -asalkan menggunakan bahasa Turki ala kadarnya sebagaimana yang pernah diajarkan beliau.
Ketika materi angka pun, beliau mencoba mengenal murid-muridnya dengan pertanyaan. Ketika materi angka, beliau menanyai umur. Karena itu kita jadi tergerak untuk membuka kembali kosakata dan daftar angka bahasa Turki untuk menjawabnya.
ADVERTISEMENT
"Kaç yasındasın?" (berapa umurmu)
"On dokuz yasındayım." (umur saya sembilan belas tahun)
Bukan hanya umur, tidak jarang jika materinya sudah mengarah ke Soru (pertanyaan) maka diskusi mengenai pengalaman pasti berlangsung. Ia juga memperkenalkan bagaimana budaya Turki di masa kontemporer ini, semisal terkait musik nan masyhur di sana atau tempat-tempat wisata dan bersejarah.
Setiap kosakata sulit pasti dibantu olehnya dengan menggunakan bahasa Inggris. Juga mengajarkan bagaimana penggunaan kata lampau, kini, dan yang akan datang. Yang masih teringat di pikiran saya kosakata untuk menunjukkan sedang dilakukan itu tak jauh ditambahkan "iyor/uyor/ıyor". Contoh tidur jika diartikan dalam bahasa Turki "uyumak", dan jika ada kalimat saya sedang tidur maka berubah menjadi "uyuyorum". Selain belajar tense, listening kita juga diasah lewat video-video percakapan native speaker Turki yang dipaparkan beliau.
Sebuah kelas yang menarik untuk diikuti sampai akhir. Setidaknya saya yang masih sangat awam ini dapat terbantu dalam mempelajari bahasa Turki bertahap demi bertahap. Semoga dapat bertemu lagi di lain kesempatan teman-teman sekelas, termasuk Şeyma hocam.
ADVERTISEMENT