Konten dari Pengguna

Sudah Siapkah Kita Melaksanakan Sekolah Tatap Muka?

Ayu Rizki Susilowati
Penulis dan tenaga pendidik di institusi pendidikan SD Negeri 1 Pandansurat, Kec. Sukoharjo, Kab. Pringsewu, Lampung
23 Mei 2021 20:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ayu Rizki Susilowati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Photo by: Freepik
zoom-in-whitePerbesar
Photo by: Freepik
ADVERTISEMENT
Sebagai seorang guru yang sudah satu tahun lebih melaksanakan pembelajaran jarak jauh secara daring, saya merasa bahwa vaksinasi Covid-19 bagi tenaga pendidik yang diikuti dengan keputusan SKB 4 Menteri, merupakan angin segar bagi ‘gerahnya’ proses pembelajaran selama masa pandemi Covid-19.
ADVERTISEMENT
Bagaimana tidak? Saya dan rekan guru lainnya yang terpaksa mengalihkan proses pembelajaran secara langsung dari dalam ruang kelas menjadi pembelajaran jarak jauh di dalam grup WhatsApp atau platform pembelajaran daring lainnya, menemukan banyak sekali permasalahan dan kendala terkait hal tersebut.
Kurangnya keterampilan guru dalam memanfaatkan platform digital, kurangnya sarana dan prasarana untuk mendukung pembelajaran daring seperti ponsel pintar, sinyal dan kuota, kurangnya pengawasan guru dan orang tua, serta menurunnya karakter dan motivasi siswa dalam melaksanakan pembelajaran merupakan beberapa permasalahan yang timbul dari pembelajaran jarak jauh yang dilakukan secara daring ini.
Dengan adanya vaksinasi Covid-19 bagi tenaga pendidik serta keputusan akan diberlakukannya pembelajaran tatap muka secara terbatas, tentu membuat lega seluruh pihak yang berharap kegiatan pembelajaran dikembalikan ke ruang kelas masing-masing seperti sedia kala. Namun, di samping itu kita tentu tidak dapat menolak kenyataan bahwa pandemi ini belum berakhir.
ADVERTISEMENT
Di tengah munculnya permasalahan terkait pembelajaran jarak jauh secara daring ini, pemerintah melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri, yaitu Menteri Kesehatan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri menyatakan bahwa pembelajaran tatap muka secara terbatas akan dibuka di seluruh satuan pendidikan pada Juli 2021.
Meski terdapat tambahan kata ‘terbatas’, namun tetap saja keputusan ini menjadi harapan baru bagi guru, siswa dan orang tua dalam menyongsong sistem pembelajaran di era new normal.
Pemberlakuan pembelajaran tatap muka di sekolah secara terbatas ini memiliki beberapa ketentuan yang harus dipahami serta dilaksanakan oleh seluruh warga di satuan pendidikan.
Seperti tenaga pendidik telah divaksinasi, setiap satuan pendidikan wajib menyediakan sarana dan prasarana protokol kesehatan, seluruh warga sekolah wajib melaksanakan protokol kesehatan secara ketat, pembelajaran dilakukan dengan kapasitas 50% dalam satu kelas sehingga dapat leluasa untuk menjaga jarak, menerapkan sistem rotasi pembelajaran jarak jauh dan tatap muka, kantin dan kegiatan ekstrakurikuler tidak diperkenankan serta orang tua dapat mengizinkan atau tidak anaknya untuk melakukan pembelajaran tatap muka di sekolah. Tidak ada pemaksaan kepada anak dan orang tua terkait dengan sistem pembelajaran yang dipilihnya.
ADVERTISEMENT
Namun, keputusan ini hendaknya menjadi renungan bagi kita bersama sebagai tenaga pendidik maupun orang tua siswa. Sudah siapkah kita melaksanakan pembelajaran tatap muka di sekolah? Jawabannya tentu akan ‘sudah’ jika kurva Covid-19 sudah melandai dan seluruh warga sekolah patuh terhadap ketentuan-ketentuan dalam pemberlakuan pembelajaran tatap muka serta selalu melaksanakan protokol kesehatan.
Namun, jika yang terjadi adalah kurva yang masih belum turun atau melandai, pun orang-orang yang sudah lengah terhadap protokol kesehatan, apakah pembelajaran tatap muka siap dilakukan dengan jaminan tidak akan terjadi klaster baru di area pendidikan?
Pemberlakuan pembelajaran tatap muka di sekolah pun pernah dilakukan oleh Korea Selatan saat awal pandemi. Namun, beberapa hari kemudian sekolah-sekolah tersebut ditutup kembali karena adanya lonjakan kasus Covid-19. Meski demikian, saat ini setelah setahun lebih pandemi melanda sebagian besar wilayah di dunia, sudah ada 85 negara yang menyelenggarakan pembelajaran tatap muka di sekolah.
ADVERTISEMENT
Berbagai kasus maupun keberhasilan negara lain dalam menyelenggarakan pembelajaran tatap muka di sekolah sesungguhnya tidak dapat menjadi tolak ukur bagi penyelenggaraan pembelajaran tatap muka di negara kita karena kondisi penurunan Covid-19, upaya pemerintah serta kebiasaan masyarakatnya pun berbeda.
Diputuskannya pembelajaran tatap muka di sekolah secara terbatas yang disertai dengan berbagai ketentuan di dalamnya tentu saja membutuhkan konsistensi dari semua pihak, baik itu pemerintah, masyarakat, maupun warga di satuan pendidikan. Hendaknya pengawasan selalu dilakukan pemerintah dan masyarakat terhadap pembelajaran tatap muka di sekolah supaya kewajiban untuk selalu menerapkan protokol kesehatan secara ketat dijalankan oleh seluruh warga di satuan pendidikan.
Selain itu, sebagai tenaga pendidik, guru juga hendaknya terus meningkatkan kemampuan mengajar dalam keterbatasan era new normal, seperti berkurangnya jam pembelajaran secara tatap muka.
ADVERTISEMENT
Guru harus selalu berinovasi dalam mencari, menciptakan dan menerapkan berbagai strategi pembelajaran terbaik yang sesuai dengan karakter serta kondisi siswa dan lingkungannya agar dapat berlangsung pembelajaran yang aman serta efektif, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dan siswa serta seluruh warga sekolah tetap aman dari bahaya Covid-19.