Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Mengenal Upacara Potong Gigi Bali: Tradisi Unik yang Penuh Filosofi
4 Desember 2024 17:28 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari azizahnur tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Upacara potong gigi, atau yang dikenal dengan nama mepandes, mesangih, atau metatah, adalah ritual keagamaan dalam masyarakat Hindu Bali. Upacara potong gigi biasanya dilakukan pada pagi hari setelah matahari terbit, namun ada juga yang dilakukan pada subuh sebelum matahari terbit. Pakaian yang dikenakan saat upacara ini berwarna putih dan kuning.
Salah satu tujuan melakukan upacara potong gigi ini adalah sebagai tanda bahwa seorang remaja telah dewasa dan dapat mengendalikan hawa nafsunya.
Upacara ini dilakukan dengan mengikir empat gigi seri dan dua gigi taring rahang atas sebanyak tiga kali. Setelah proses pengikiran, peserta akan mencicipi enam rasa, yaitu pahit, asam, pedas, sepat, asin, dan manis.
Adapun makna d
ADVERTISEMENT
ari setiap rasa ini adalah sebagai berikut.
• Rasa pahit dan asam merupakan sim
bol kesabaran dalam menghadapi kehidupan yang keras.
• Rasa pedas sebagai menan
dakan kemarahan yang harus dikontrol jika mengalami hal yang menimbulkan emosi.
• Rasa sepat menandakan sebagai ketaatan pada peraturan atau norma yang berlaku
.
• Rasa asin menandakan kebijaksanaan.
• Rasa manis menandakan sebuah kehidup
an yang bahagia.
Beberapa tahapan dalam upacara potong gigi, yaitu Magumi Panda
ngan, Ngekeb, Mabyakala, Sembahyang ke Merajan, Nrgajah/Ngendag, Potong gigi, Ma
ndi, Mejaya-jaya.
1. Magumi Pangandan : Penyucian diri atau pemurnian pikiran
melalui meditasi atau doa. Dalam konteks Bali, "magumi" bisa merujuk pada sebuah
ADVERTISEMENT
bentuk penyucian atau pemurnian.
2. Ngekeb : Ritual penyucian atau persiapan d
iri menjelang upacara besar. Biasanya, proses ini melibatkan pemurnian diri seca
ra fisik dan spiritual.
3. Mabyakala : Mabyakala adalah suatu upacara atau trad
isi yang berhubungan dengan penyucian tubuh, pikiran, dan roh. Ini biasanya dila
kukan melalui pemujaan atau doa kepada para dewa di pura (tempat ibadah), dengan
tujuan untuk memperoleh berkah atau perlindungan.
4. Sembahyang ke Merajan : M
erajan adalah tempat pemujaan atau pura keluarga dalam agama Hindu Bali. "Sembah
yang ke Merajan" berarti melakukan ibadah atau sembahyang di Merajan, biasanya d
ilakukan untuk memohon keselamatan, berkah, atau untuk merayakan peristiwa terte
ADVERTISEMENT
ntu dalam keluarga.
5. Nrgajah/Ngendag : Ngendag bisa merujuk pada ritual pemuj
aan yang melibatkan persembahan kepada roh leluhur atau dewa-dewi, dengan tujuan
untuk memohon keselamatan dan kesejahteraan bagi keluarga atau masyarakat.
6.
Potong Gigi : Potong gigi dilakukan oleh remaja Bali yang memasuki usia dewasa.
Upacara ini melibatkan penggerusan gigi seri atas untuk mengurangi sifat-sifat b
uruk seperti keserakahan, amarah, atau nafsu, yang dianggap terkait dengan tarin
g gigi
7. Mandi : Mandi dilakukan dengan air suci, yang digunakan untuk members
ihkan diri secara fisik maupun spiritual. Ritual mandi ini dilakukan untuk mengh
ilangkan kotoran atau energi negatif yang ada pada tubuh dan jiwa, serta untuk m
ADVERTISEMENT
empersiapkan diri sebelum mengikuti rangkaian upacara keagamaan.
8. Mejaya-Jaya
: Mejaya-jaya merujuk pada harapan atau doa untuk mencapai kesuksesan, kemakmur
an, dan kejayaan dalam hidup.
Menurut medis khususnya pada bagian kesehatan gi
gi, tradisi potong gigi ini hampir sama dengan tindakan medis yang disebut denga
n teknik selective grinding atau occlusal adjustment.
Proses ini dilakukan untu
k mengurangi ketidakharmonisan pada saat terjadi oklusi sentris saat mengilangka
n kontak gigi yang mengganggu. Setelah dilakukan proses ini, polishing dilakukan
untuk menghaluskan anatomi permukaan gigi dan mengindari retensi plak.