Konten dari Pengguna

Novel Hello: Antara Waktu, Kesabaran, atau Tidak Sama Sekali.

Azizan Ananda Salviano
Mahasiswa ilmu komunikasi di Universitas Sebelas Maret Surakarta.
23 Oktober 2024 21:25 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Azizan Ananda Salviano tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Mengusung alur cerita campuran, novel ini membawa pembaca untuk terus bertanya mengenai akhir dari kisah Hesty, Tigor dan renovasi rumah peninggalan Raden Wijaya. Novel yang dibungkus dengan menghadirkan ketimpangan sosial hingga kerusuhan 98, mampu mengaduk rasa empati setiap pembaca.
Cover depan novel Hello karya Tere Liye (Sumber: Dokumen Pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Cover depan novel Hello karya Tere Liye (Sumber: Dokumen Pribadi)
Tentang Hello
ADVERTISEMENT
Bukan Tere Liye namanya kalau tidak menyajikan novel yang terkadang membuat kita penasaran, dengan apa isi sebenarnya dari cerita yang ditulis. Waktu pertama kali melihat cover novel ini, pertanyaan yang muncul dalam pikiran adalah, apakah novel akan bercerita tentang sepasang kakek - nenek dengan para tamunya ?.
Hello” adalah novel karya Tere Liye yang memiliki jumlah halaman 320 dengan panjang buku 20 cm. Penyajian wujud novel yang ringan dan nyaman digenggam, memberikan kesan bahwa “Hello” sangat cocok dibaca ketika sedang menikmati waktu - waktu bersantai.
Novel ini memiliki genre romansa, tapi bukan sekedar romansa biasa yang hanya menceritakan keromantisan laki - laki dan perempuan terus saling memberi bunga. Lebih dari itu, terdapat ketimpangan sosial yang melanda Hesty dan Tigor hingga membuat jalan cerita terasa lebih berbumbu.
ADVERTISEMENT
Resensi
Sebelum sampai bagian bumbu - bumbu cerita antara Hesty dan Tigor yang jauh disana, novel ini dibuka dengan tokoh Ana. Gadis cantik nan tinggi dengan umur 24 tahun yang memiliki berbagai cerita dengan dunia arsitekturnya. Tidak mudah hingga Ana memiliki cerita tentang dunia arsitektur, ia harus merintis dari posisi paling rendah bahkan dirasa kalau pekerjaan awal dia tidak cocok untuk seorang perempuan.
Mau bagaimana lagi, Ana merupakan perempuan yang mandiri dan memiliki prinsip untuk tidak merepotkan siapapun termasuk pamannya, paman Gorbachev. Paman nomor satu yang berhasil mendidik Ana, sampai ia berhasil membangun perusahaan kontraktor dengan beberapa staff sebelum menyandang gelar sarjana arsitek.
Meskipun novel ini dibuka dengan tokoh Ana, akan tetapi cerita seutuhnya adalah kisah Hesty dan Tigor dengan dramanya yang rumit. Tokoh Ana dapat diibaratkan sebagai moderator dari jalannya sebuah acara. Hanya membantu alur cerita untuk dapat berjalan maju - mundur secara rapi dan cepat.
ADVERTISEMENT
Entah sebuah keberuntungan atau bukan, Ana dipercaya oleh Hesty untuk merenovasi rumah besar peninggalan Raden Wijaya. Berawal dari kepercayaan inilah novel “Hello” berjalan dengan berbagai dinamika sosial yang melekat pada keadaan masyarakat Indonesia, yakni masa kini bahkan orde baru.
Hesty merupakan anak dari keluarga terpandang dan kaya raya. Semua aktivitas dan masa depannya sudah tersusun rapi, bahkan Hesty hanya perlu mengikuti aturan papa nya untuk dapat meraih kesuksesan.
Berbanding terbalik dengan Tigor yang hanya berasal dari keluarga kelas bawah. Untuk sekolah saja tidak mendapat dukungan penuh dari orang tuanya, yang paling penting Tigor bisa membaca dan menulis itu sudah cukup.
Perbedaan latar belakang ini disajikan oleh Tere Liye dalam aktivitas sehari - hari antara Hesty dan Tigor. Pembaca akan diajak untuk melihat realitas tentang ketimpangan sosial, permasalahan yang dekat dengan kehidupan masyarakat Indonesia. Mungkin Tere Liye ingin mengasah kepekaan pembaca tentang isu sosial paling sederhana yang ada di Indonesia ?.
ADVERTISEMENT
Sejak dahulu Hesty dan Tigor memang sudah dekat, bahkan seakan tidak dapat dipisahkan. Akan tetapi karena faktor beda kelas sosial, membuat papa Hesty sangat menekan dan membatasi interaksi Hesty kepada Tigor. Tujuannya simple, hanya untuk mencegah buih - buih cinta sedini mungkin antara Hesty anak keluarga kaya dan Tigor anak keluarga kelas bawah.
Waktu terus berjalan hingga Hesty dan Tigor tumbuh dewasa. Sayangnya akibat krisis moneter tahun 1998, membuat keadaan Indonesia kala itu sangat kacau. Pada bagian inilah Tere Liye berusaha menyelipkan kengerian 98, yang mungkin bagi beberapa pembaca belum pernah merasakan. Situasi rumit, mencekam, penuh ketakutan dan penjarahan berhasil disajikan pada novel dengan pemilihan diksi yang mudah dipahami.
Semakin dewasa mereka, membuat papa Hesty semakin tidak menyukai Tigor karena mereka berdua kerap pergi bersama. Disinilah antara waktu dan kesabaran dimainkan. Memilih untuk bertahan, berjuang atau tidak sama sekali ada ditangan Hesty dan Tigor.
ADVERTISEMENT
Akan terdapat beberapa plot twist yang akan disajikan. Pembaca harus hati - hati ketika membaca kata demi kata atau tidak akan merasakan keseruan bagian konflik dan akhir novel ini. Benar sekali, novel ini penuh misteri tentang kelanjutan cerita Hesty kepada Ana.
Bukan cuma plot twist aja, terdapat beberapa cerita humoris yang siap membuat pembaca tertawa. “Bagaimanalah Tigor akan menang, anak itu hanya mengirimkan foto “close up” ulat di buah mangga. Foto jempol kaki penjual pisang” (halaman 102).
Novel “Hello” memiliki alur cerita campuran. Tidak heran jika dalam satu halaman terdapat 2 waktu yang berbeda. Bagian atas halaman bisa menceritakan masa kini, bagian bawah halaman bisa menceritakan masa lampau. Akan tetapi pembawaan alur cerita inilah yang menjadi keunikan dan keunggulan tersendiri bagi novel “Hello” karya Tere Liye.
ADVERTISEMENT
Novel dengan genre romansa. Menceritakan perjuangan Tigor yang berasal dari keluarga kelas bawah, dalam mendapatkan restu cinta dari papa Hesty yang berasal dari keluarga terpandang. Cerita cinta rumit yang mengharuskan menyeret beberapa tokoh dalam kisahnya, termasuk Ana dan kedua kakak Hesty.
Rekomendasi
Siap - siap saja apabila pembaca akan disuguhkan dengan rasa penasaran yang tinggi akan akhir perjalanan Hesty dan Tigor hingga renovasi rumah Raden Wijaya. Pemilihan diksi yang ringan dan sederhana, “Hello” sangat cocok dibaca bagi kalian para pembaca novel pemula, serta para pecinta novel yang tidak suka dengan gaya bahasa yang rumit dan berat untuk dipahami.
Azizan Ananda Salviano, Mahasiswa Ilmu Komunikasi di hUniversitas Sebelas Maret Surakarta.
ADVERTISEMENT
Informasi tentang Buku
Judul Buku: Hello
Penulis: Tere Liye
Editor: A. R.
Desain Cover: Resoluzy
Penerbit: PT Sabak Grip Nusantara, Depok - Jawa Barat.
Tahun Terbit: 10 April, 2023
Jumlah Halaman: 320 Halaman
ISBN: 9786238829682