Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Udara Kotor, Risiko Besar: Mengapa Kita Harus Peduli tentang Polusi Udara?
24 Oktober 2024 16:23 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Azula Anindya Sayyidah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Bagaimana polusi udara mempengaruhi kesehatan kita?
Saat ini, polusi udara sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari di kota-kota besar, khususnya Kota Tangerang Selatan. Udara yang terkontaminasi oleh polutan seperti asap kendaraan bermotor berdampak tidak hanya pada kesehatan fisik, tetapi juga mental. Orang-orang yang tinggal di lingkungan dengan kualitas udara yang buruk cenderung mengalami stres lebih tinggi, dan bahkan dapat memicu kecemasan serta depresi (Cantuaria et al., 2023). Bayangkan saja, setiap hari beraktivitas di bawah langit yang keruh, terjebak kemacetan, dan terus-menerus menghirup udara yang kotor. Tanpa kita sadari, situasi ini secara bertahap merusak kondisi fisik dan psikis kita.
Penelitian telah menunjukkan bahwa orang yang tinggal di area dengan polusi tinggi juga cenderung mengalami penurunan kualitas hidup. Polutan seperti partikel halus (PM2.5) bisa masuk jauh ke dalam paru-paru, menyebabkan penyakit kronis seperti asma atau bronkitis. Polusi udara juga membatasi ruang gerak kita, karena sulit untuk menikmati aktivitas luar ruangan saat kualitas udara buruk. Ini akhirnya mempengaruhi hubungan sosial, karena kita jadi jarang bertemu orang atau beraktivitas di luar rumah (Steg, 2019).
ADVERTISEMENT
Apa penyebab polusi udara yang tinggi ini?
Salah satu penyebab utama polusi udara di Kota Tangerang Selatan adalah kemacetan lalu lintas yang terjadi setiap hari. Pada tahun 2020, kota ini dihuni oleh sekitar 1,3 juta jiwa (Jayani, 2020), dan dengan populasi yang terus bertambah, jumlah kendaraan di jalanan juga meningkat pesat. Di beberapa kawasan, seperti Pamulang dan Serpong, kemacetan sudah menjadi pemandangan sehari-hari. Kurangnya akses ke transportasi umum yang efisien memaksa banyak orang untuk menggunakan kendaraan pribadi, yang memperparah emisi gas berbahaya seperti karbon monoksida (CO) dan nitrogen dioksida (NO2).
Udara yang terkontaminasi oleh gas-gas berbahaya ini tentu sangat berisiko bagi kesehatan, terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak dan lansia. Paparan jangka panjang terhadap polusi udara bisa mengganggu fungsi paru-paru dan meningkatkan risiko penyakit kronis.
ADVERTISEMENT
Polusi Udara sebagai Ancaman Kesehatan Global
Masalah polusi udara sebenarnya bukan hanya di Kota Tangerang Selatan, tapi sudah menjadi isu global. Menurut laporan World Health Organization (WHO), pada tahun 2019 sekitar 99% populasi global tinggal di daerah dengan kualitas udara yang tidak memenuhi standar kesehatan (Khreis et al., 2024). Masalah ini sangat serius, karena polusi udara diketahui berkontribusi pada penyakit-penyakit mematikan seperti kanker paru-paru, stroke, hingga penyakit jantung.
Di kawasan perkotaan, polusi yang disebabkan oleh lalu lintas (Traffic-Related Air Pollution atau TRAP) menjadi sumber utama. Emisi dari kendaraan bermotor dan partikel halus yang berbahaya bisa masuk jauh ke dalam saluran pernapasan, yang tidak hanya merusak fisik, tapi juga meningkatkan stres akibat kebisingan dan risiko kecelakaan. Polusi udara memang memberi dampak yang jauh lebih luas daripada yang kita bayangkan.
ADVERTISEMENT
Upaya Solusi: Belajar dari Kebijakan Global dan Lokal
Untuk menghadapi masalah ini, diperlukan solusi yang berkelanjutan dan kerjasama dari berbagai pihak. Di tingkat global, United Nations Environment Programme (UNEP) mengusulkan berbagai langkah seperti pengembangan transportasi rendah emisi. Transportasi menyumbang sekitar 25% emisi CO2 global, dan permintaan transportasi diperkirakan akan meningkat dua kali lipat pada tahun 2050 (UNEP, 2017). Beberapa langkah yang bisa diterapkan adalah:
• Pengembangan sistem transportasi umum rendah karbon, seperti bus listrik atau BRT.
• Pembangunan jalur sepeda dan trotoar yang aman bagi pejalan kaki.
• Mendorong penggunaan kendaraan listrik untuk mengurangi emisi.
Langkah Penanganan dari Pemerintah Tingkat Lokal
Tangerang Selatan sendiri bisa mulai mengambil beberapa langkah nyata untuk mengatasi polusi udara. Pertama, memperbaiki akses transportasi umum agar masyarakat lebih tertarik untuk beralih dari kendaraan pribadi. Contohnya, sistem Bus Rapid Transit (BRT) yang sudah diterapkan di Bogor dan Jakarta bisa menjadi model yang diadaptasi di sini. Selain itu, membangun jalur sepeda dan memperbanyak trotoar ramah pejalan kaki juga bisa mengurangi ketergantungan pada kendaraan bermotor.
ADVERTISEMENT
Penghijauan kota juga harus jadi prioritas. Menambah ruang terbuka hijau tidak hanya membuat kota terlihat lebih asri, tapi juga membantu menyerap polutan. Kampanye menanam pohon bisa digalakkan, dan penghijauan ini bisa jadi solusi jangka panjang untuk mengurangi kadar polusi di udara.
“Pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama untuk menciptakan kota yang lebih sehat dan layak huni,” ujar RP warga Kota Tangerang selatan.
Ia menambahkan, “Kampanye menanam pohon atau car-free day seharusnya lebih sering dilakukan agar dampaknya terasa langsung bagi warga.”
Kesadaran Masyarakat menjadi Kunci Perubahan?
Tidak hanya kebijakan pemerintah yang diperlukan, tapi kesadaran masyarakat juga menjadi kunci penting dalam mengatasi polusi udara. Kampanye kesadaran publik bisa dilakukan melalui seminar, diskusi, atau bahkan media sosial. Komunitas lokal juga bisa turut mempromosikan gaya hidup ramah lingkungan, seperti mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan memilih transportasi umum atau sepeda.
ADVERTISEMENT
Jika masyarakat semakin sadar akan pentingnya udara bersih, kita bisa melakukan aksi nyata, seperti ikut serta dalam gerakan menanam pohon atau mengurangi emisi karbon secara individu. Kolaborasi antara warga, pemerintah, dan komunitas lokal akan sangat membantu untuk menciptakan perubahan yang lebih baik.