Konten Media Partner

Arifin Sampaikan Keluhan Selama Magang di Taiwan

8 April 2019 23:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Arifin salah satu mahasiswa Babel yang kuliah di Hsing wu Taiwan.
zoom-in-whitePerbesar
Arifin salah satu mahasiswa Babel yang kuliah di Hsing wu Taiwan.
ADVERTISEMENT
PANGKALPINANG,babelhits.com -- Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) Erzaldi Rosman mendengar langsung sejumlah keluhan yang dirasakan oleh mahasiswa Babel yang sedang menjalani program beasiswa mandiri di Negara Taiwan.
ADVERTISEMENT
Keluhan ini disampaikan salah satu mahasiswa yakni Arifin.
Arifin sendiri merupakan mahasiswa semester dua di Peruguran Tinggi Hsing Wu. Ia harus kembali ke kampung halaman lantaran sang ayah tercintanya meninggal dunia. Meski demikian, Arifin bertekad akan melanjutkan kuliah dan kerja magang di Taiwan.
Dalam kesempatan bertemu dengan orang nomor satu di Babel itu, Arifin menyampaikan sejumlah keluh kesah yang dirasakan anak-anak Babel selama di Taiwan.
"Sebelum saya bertemu Pak Gubernur, saya sudah komunikasi ini ke teman-teman yang ada di sana (Taiwan-red)," ujarnya. Senin (08/04/2019).
Arifin mengungkapkan salah satu keluhan mereka adalah harus segera melunasi uang kuliah ke pihak perguruan tinggi. Sementara berdasarkan program tersebut mahasiswa masih mendapat tanggungan beasiswa hingga akhir semester dua. Akan tetapi saat ini mahasiswa sudah di wajibkan untuk menyicil uang kuliah di semester tiga.
ADVERTISEMENT
Uang yang harus dibayarkan sebesar 15 juta rupiah, uang tersebut harus segera dilunasi hingga akhir Juni mendatang.
"Info ini saya dapatkan dari teman disana. Kalau tidak dilunasi hingga 30 juni maka akan di Dropout (DO). Tapi saya juga perlu memastikan, maka saya akan pulang ke Taiwan," ungkapnya.
Dijelaskan Arifin, pada awal perjanjian mereka mendapatkan jam magang sebanyak 40 jam per minggu. Namun hal tersebut tidak sesuai perjanjian. Belum lagi selama libur musim dingin yang seharusnya 20 jam per minggu, mereka hanya menjalani 16 jam per minggu.
Arifin menuturkan mahasiswa harus berusaha membagi uang pengeluarannya selama disana. Gaji dari magang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan, lantaran mahasiswa magang dibayar sesuai dengan jam magang.
ADVERTISEMENT
"Untuk bayar uang kuliah saja kami masih minus 6 ribu dollar Taiwan pak, tidak mungkin kami minta lagi sama orangtua," kata Arifin.
Selain uang kuliah, persoalan biaya mess jadi keluhan mahasiswa Babel. Di awal Arifin mengatakan mahasiswa cukup mengeluarkan uang sebesar 5 ribu dollar Taiwan per semester. Namun faktanya pihak perguruan tinggi menaikan biaya mess hingga 10 ribu dollar per semester.
"Padahal di perjanjian 5 ribu dollar Taiwan per semester itu sampai selesai. Kok ini semester tiga hingga delapan kita diminta 10 ribu dollar Taiwan," ungkap Arifin
Mendengar sejumlah persoalan tersebut, Erzaldi menegaskan pihaknya tidak akan melepaskan begitu saja permasalahan ini. Ia meminta dinas pendidikan melalui Polman untuk segera melakukan koordinasi dengan pihak perguruan tinggi Taiwan agar bisa menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya.
ADVERTISEMENT
"Adanya kenaikan ini tidak benar, jadi harus kita pertanyakan ke sana," kata Erzaldi.
Pihaknya pun akan menanyakan ke departemen luar negeri (Deplu) terkait total biaya kuliah yang dihabiskan di Taiwan. Sehingga nantinya pemprov bisa mengambil langkah upaya untuk membantu mahasiswa Babel selama di Taiwan.
Hanya saja, dirinya masih ingin mengumpulkan data-data yang menjadi permasalahan mahasiwa di Taiwan.
"Kami belum tahu langkah apa yang akan diambil saat ini. Kami ingin tahu dulu data-datanya. Karena mahasiswa kita tersebar di empat universitas dan kerja di banyak pabrik," tukas Erzaldi.(*)
Penulis: tim babelhits