Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Teater Petrikor: Walau Badai Melanda Tetap Sukses Menjalani Acaranya
27 Juni 2023 17:15 WIB
Tulisan dari Bagus Nur Alim tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Teater Petrikor adalah sebuah pertunjukan seni dari salah satu produksi pementasan Drawata atau Drama Warisan Tahunan, asal Universitas Pamulang. Teater Petrikor menampilkan pertunjukannya pada tanggal 23 Juni 2023, pukul 19.00 WIB. Pementasan ini dilakukan di GBA Aphiteater Taman Kota 2 BSD dengan judul 1974.
ADVERTISEMENT
Hujan yang disertai angin besar mulai berhenti sekitar pukul 20.35 WIB. Kemudian panitia dengan segera mengeringkan panggung dan membenahi aliran listrik yang konslet. Sampai pada akhirnya semua telah dikondisikan dengan baik, dan seluruh penonton menanti dengan memberi apresiasi berupa tepuk tangan. Hal ini dilakukan demi memberi semangat dan motivasi bagi seluruh panitia yang cemas karena kejadian hujan badai tersebut. Namun, ketika pertunjukan telah dibuka oleh pembicara, semua mata tertuju dan terfokus serta diiringi tepukan tangan.
ADVERTISEMENT
Pementasan 1974 dari Teater Petrikorpun dimulai pada pukul 20.50 WIB. Pementasan ini membahas tentang sebuah latar di desa Bojong Asih yang terdapat kepala desa baru. Kepala desa yang baru ini membawa visi misi yang baru dan dirasa tidak berkesesuaian dengan prinsip para petani. Visi misi yang dibawa yaitu membangun lapangan pekerjaan dan menggusur lahan sehingga membuat desa lebih modern. Namun, mayoritas petani menolak hal tersebut karena merasa hidupnya sudah sejahtera tanpa adanya modernisasi.
Ketidaksamaan visi misi antara kepala desa yang baru dan mayoritas petani menimbulkan percikan amarah. Sampai pada siang hari, mayoritas petani mendatangi kepala desa yang baru dan menolak visi misinya. Namun, hal tersebut nampaknya sia-sia karena kepala desa memiliki kekuatan yang lebih besar dibanding mayoritas petani tersebut.
Mayoritas petani memang berani bersuara, atas kordinasi dari salah satu petani pemberani. Namun, kerusuhan itu membuat petani yang mengkordinasi dan pemberani itu justru hilang entah kemana. Sehingga mau tidak mau mayoritas petani yang awalnya menolak, pada akhirnya dipaksa menerima modernisasi yang menjadi visi misi kepala desa.
ADVERTISEMENT
Para petani pada akhirnya memilih untuk menyerah dan turut mengikuti setiap keinginan kepala desa yaitu menutup lahan tanah dan menutupnya dengan beton. Siapapun yang menolak akan sengsara, dan dalam hal ini rakyat dipaksa untuk tenggelam dalam lautan kebimbangan. Atas lemahnya kekuatan petani, membuat setiap masyarakat Bojong Asri yang berprofesi sebagai petani akhirnya beralih menjadi buruh pabrik.
Penampilan yang telah dilaksanakan oleh Teater Petrikor dapat memukau dan menghipnotis para penonton. Semua mata terfokus mengamati jalannya cerita satu persatu. Mata yang mengamati sampai akhirnya, membuat tangan secara otomatis bertepuk tangan sebagai tanda apresiasi yang sangat besar. Pemberian apresiasi ini sekali lagi untuk memberikan selamat kepada Teater Petrikor yang dapat menampilkan pertunjukan yang berjudul 1974 dengan baik. Sekalipun dihadang badai dan menghasilkan keterlambatan pementasan, tetapi acara tersebut sukses. Hal ini dipengaruhi oleh mental para pemain dan panitia yang terjaga dengan baik, dan tingkat apresiasi yang tinggi dari para penonton.
ADVERTISEMENT