Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Negeri Asal Rastafari
24 Agustus 2018 13:33 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
Tulisan dari Bahana Menggala Bara tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ketika mendengar kata Rastafari, salah satu hal yang terfikir adalah ganja. Rastafari adalah sebuah aliran kepercayaan yang pertama kali ditemukan pada tahun 1930an di Jamaika. Rastafari menggunakan ganja sebagai bagian dari praktek meditasi spriritualnya.
ADVERTISEMENT
Kata ganja sendiri yang dikenal luas di Indonesia sebagai narkotika ternyata bukanlah berasal dari Bahasa Indonesia atau Jamaika. Kata tersebut melainkan diambil dari Bahasa Sansekerta.
Bila kita berkunjung ke Jamaika, maka lantunan lagu-lagu reggae Rastafari tidak asing di telinga.
No woman, no cry, masih inget kah dengan lirik lagu ini…
Ya nyanyian besutan Bob Marley asal Jamaika ini mendunia sampai ke Indonesia.
Berkunjung ke negeri asal Bob Marley seakan menghirup hawa bebas. Apalagi kalau berkunjung ke Montego Bay, Bali-nya Karibia.
Di pusat Ibukota Jamaika, di Kota Kingston terdapat Museum Bob Marley.
Mengunjungi Museum Bob Marley seakan melihat langsung musisi ini. Nuansa jiwanya hidup di museum karena museum tersebut memang asli rumahnya. Di dalamnya terdapat ruang rekaman.
ADVERTISEMENT
Yang paling menarik ada lubang peluru di salah satu dindingnya. Ternyata ia pernah mendapat percobaan pembunuhan tahun 1976. Beruntung ia selamat.
Yang unik, pengunjung tidak boleh foto di dalamnya. Area foto hanya terbatas di luar. Untuk masuk ke dalam Museum, seorang pengunjung dikenakan biaya US$25 (dewasa) dan US$18 (anak-anak di bawah 12 tahun) .
Tak hanya itu, di halamannya ada ganja tertanam. Ini nih fotonya.
Seorang pengunjung berkata “Harumnya berasa bro”.
Di Jamaika, orang asing dilarang memiliki ganja. Namun untuk warga Jamaika, mereka dapat menanam sampai lima tanaman.
Dalam perjalanan pulang, seorang driver Jamaika berpikir saya seorang mafia Indonesia. Salah kostum memang, di saat orang berlibur ke Jamaika, saya malah business trip. Ini percakapan saya dengannya:
ADVERTISEMENT
Driver: Who are you, are you Indonesian mafia?
Me: Guess I am. Now chap, please play everything is gonna be all right.
Driver: so you want the king.
Me: No, I want the legend.
Driver: terbahak-bahak sambil cari CD yang ada Everything is gonna be alright, sampai ia merogoh-rogoh jauh laci di depan saya.
Saking sibuknya mencari ia menerobos lampu merah dan hampir menabrak kendaraan di perempatan jalan. Beruntung kami masih dilindungi.
Itulah setitik pengalaman kala berkunjung ke Jamaika. Sambil menuju bandara, terkenang lagu Jamaica Farewell…
I took a trip on a sailing ship. And when I reached Jamaica, I made a stop. But I’m sad to say I’m on my way. Won’t be back for many a day…
ADVERTISEMENT