Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Cerita Dibalik Terbentuknya Tebo PINTAR, Bergerak Menuju Pendidikan Berkualitas
3 Juli 2021 10:33 WIB
·
waktu baca 5 menitDiperbarui 12 Januari 2023 11:45 WIB
Tulisan dari Ahmad Syaiful Bahri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Syahdan, suatu ketika saya ngobrol santai dengan seseorang yang bertugas di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tebo. Meskipun pada saat itu belum berjumpa tatap muka, namun percakapan sudah akrab di WhatsApp.
ADVERTISEMENT
Di balik kesibukannya berkarir, Ia menyempatkan diri menjalin komunikasi dengan saya. Tentu yang berkaitan dengan pekerjaan.
Orang tersebut adalah Mas Dadang, saya memanggilnya demikian, terkadang Pak Dadang, hehe.
Nama lengkapnya Dadang Juara Setyo Nugroho.
Bagi saya, beliau orang hebat. Mungkin salah satu tujuan orangtuanya menambahkan kata Juara dalam namanya agar menjadi 'Juara'. Become a Champion.
Lalu, saya berfikir bagaimana caranya agar potensi dan keterampilan yang Mas Dadang miliki ini bisa dikloning. Digandakan istilahnya.
Memperbanyak orang-orang yang memiliki kompetensi terutama di bidang digital seperti beliau.
Awalnya ingin membentuk tim Website
Lalu, waktu itu saya ajak diskusi, melalui WhatsApp tentunya. Pada saat itu saya menyampaikan bahwa kita perlu membentuk tim website terlebih dahulu.
ADVERTISEMENT
Karena pada saat itu ide sederhana saya adalah membantu mas Dadang dalam mengunggah berita atau tulisan praktik baik guru yang ada di Kabupaten Tebo. Supaya tidak memberatkan Mas Dadang.
Saya tahu beliau sangat sibuk, belum lagi ketika mendampingi pejabat Dinas.
"Mas Dadang, gimana kalau saya mengusulkan membentuk tim Website, ada yang review, yaitu saya sendiri dan ada yang mengunggahnya, biar tidak merepotkan Mas Dadang terus," kata saya mengawali percakapan.
"Wah, bagus tuh Mas. Ide yang bagus, yang penting orang yang pegang website bisa dipercaya," jawabnya.
Diskusi awal tersebut jauh sebelum ngomongin soal media sosial ya. Masih membicarakan soal website.
Keinginan mewujudkan gagasan tersebut sempat terhenti, mungkin karena kesibukan masing-masing. Saya sibuk di Jambi. Mas Dadang di Tebo.
ADVERTISEMENT
Namun, proses pengiriman tulisan masih tetap jalan. Lewat japri ke Mas Dadang tentunya, baik itu berita kegiatan maupun pengalaman praktik baik guru, entah itu daring atau pun luring.
Tak henti-hentinya saya mengirimkan tulisan yang telah saya review tersebut dari beberapa guru. Praktik baik satu, dua, tiga, hingga ke-enam terus saya kirimkan kepada beliau.
Semuanya masih Mas Dadang yang upload.
Terkadang saya mengingatkan Mas Dadang sudah diunggah atau belum lewat Ibu Dwi Ariasih, teman se kantor Mas Dadang yang ada di Dinas.
Hari berganti hari, bulan berpindah bulan. Polanya masih tetap sama. Saya kirim ke WhatsApp Mas Dadang jika ada tulisan atau pun berita. Berikut foto-fotonya.
********
Kring. Kring. Kring.
ADVERTISEMENT
Terdengar dering HP berbunyi.
Oh, ternyata handphone saya yang berdering.
"Kang Syaiful, bagaimana hasil pelatihan fasda komunikasi Tebo sebelumnya,"
Ah, ternyata ada yang menanyakan hasil pelatihan sebelumnya.
Lalu saya jawab hasilnya lumayan, hanya perlu konsistensi saja dalam menulis. Tidak hanya hangat-hangat di awal saja.
"Oke, terus dikawal ya," pintanya dibalik telepon.
"Baik Pak," jawab saya.
Kemudian ditutuplah telepon tersebut.
Lantas saya berfikir, bagaimana caranya agar konsistensi dan komitmen itu terus tumbuh, agar tidak layu sebelum berkembang.
Saya teringat dengan pembicaraan saya dengan Mas Dadang beberapa bulan lalu, tentang cita-cita saya membentuk tim website Kab. Tebo.
"Hmmm, enaknya tidak cuma website, agar tidak boring,"
********
ADVERTISEMENT
Saat ini, website dan media sosial memiliki peran yang dapat memberikan informasi yang sangat cepat dan juga membuat pola kehidupan masyarakat menjadi lebih dinamis.
Sebagai upaya menyebarluaskan praktik baik melalui digital, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Tebo akhirnya merestui membentuk tim website.
Namun saya berfikir kenapa tidak dibuat sekalian tim media sosial dan website menjadi satu.
Satu paket komplit. Karena di era daring seperti saat ini, bukan hanya website saja yang dibutuhkan, namun juga keahlian dalam mengelola media sosial seperti YouTube, Facebook, maupun Instagram.
“Mas Dadang, saya ingin mengundang Mas Dadang sebagai narasumber untuk fasda Tebo, gimana bisa?,” tanya saya.
"Materinya apa, Mas?" tanya Mas Dadang.
"Tentang live streaming dan media sosial, plus nanti kita membentuk tim media sosial dan website," jawab saya.
ADVERTISEMENT
"Oke, siap," jawabnya.
"Oh iya, acara kita tanggal 25 Mei 2021, saya langsung ke Tebo, pertemuannya di Kantor Dinas Pendidikan," saya menimpali.
********
Tepat pada tanggal 25 Mei yang telah dijanjikan, saya telah tiba di Tebo untuk menghadiri pertemuan tatap muka pertama tim media sosial dan website.
Diawali sowan atau tatap muka dengan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Tebo Sindi, SH, MH, saya menyampaikan tujuan kenapa harus dibentuk tim tersebut.
"Bagus Mas, saya dukung demi kemajuan pendidikan di Kabupaten Tebo," jawab pak Kadis.
Kemudian saya menyampaikan tentang rencana kegiatan pada hari itu, yaitu pelatihan live streaming sekaligus pembentukan tim.
Pak Nanang juga hadir di sana. Mendampingi kegiatan tersebut.
ADVERTISEMENT
Kemudian setelah acara pelatihan selesai. Tepat pukul 2 siang, dimulailah pembentukan tim, masing-masing bidang mengusulkan anggotanya.
Semua kompak berdiskusi menuju Tebo bergerak maju, mendukung pendidikan yang berkualitas.
Tanggal 25 Mei 2021 menjadi sejarah baru dimulainya tim digital yang dimiliki Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tebo dengan nama Tebo PINTAR.
Tepat pukul 15.30 WIB acara selesai dengan membawa hasil nama-nama yang akan terlibat di dalam tim tersebut.
Saya pun pulang kembali ke Jambi dengan hati gembira. Mission Completed.
Terima kasih Tebo, sudah mengajarkan saya kesabaran.
Semoga Tuhan merahmati kita semua.
*******