Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Air dan Kesehatan
22 Maret 2021 12:04 WIB
Diperbarui 29 April 2021 12:26 WIB
Tulisan dari Yayasan Balita Sehat Indonesia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Oleh: Koordinator Health and Education Promotion FMCH Indonesia, Aris Gunawan
Hari Air Sedunia atau World Water Day merupakan perayaan yang ditujukan sebagai usaha menarik perhatian publik akan pentingnya air bersih . Setiap tahunnya, Hari Air Sedunia mengangkat tema tertentu. Semisal pada 2009, tema yang diangkat adalah Shared Water, Shared Opportunities. Sepuluh tahun kemudian, tahun 2019, tema yang terpilih adalah Water and Climate Change. Tahun ini, Valuing Water adalah tema yang dipilih. Merujuk situs worldwaterday.org, tema ini hendak mengajak kita untuk kembali merenung tentang betapa berharganya air di segala aspek kehidupan manusia. Value atau nilai yang dimaksud adalah mencakup aspek kesehatan, lingkungan, sosial, dan budaya. Sungguh, sebegitu dalamnya nilai air dalam tiap lini kehidupan manusia.
Sejarah Singkat Hari Air Sedunia
ADVERTISEMENT
Lahirnya Hari Air Sedunia atau World Water Day selain ditujukan untuk menarik perhatian tentang pentingnya air bersih, momen ini juga menyadarkan segala pihak dalam mengelola sumber-sumber air bersih secara berkelanjutan. Sekitar satu dari sembilan orang dari 2,1 miliar penduduk dunia belum memiliki akses terhadap air bersih yang merupakan hak asasi manusia untuk hidup. Perayaan ini diperingati untuk membuat penanda dan pengingat bagi anggota masyarakat dunia yang mengalami masalah sehubungan dengan air, juga menjadi momen yang diperingati untuk mempersiapkan pengelolaan air di masa depan.
Dalam catatan sejarah, Hari Air Sedunia diperingati setiap tanggal 22 Maret, diumumkan pada sidang Umum PBB ke- 47 bertema lingkungan dan pembangunan di Rio de Janeiro, Brazil pada 22 Desember 1992. Majelis Umum PBB kemudian merespon dengan resolusi nomor 147/1993 dan menetapkan tanggal 22 Maret 1993 sebagai perayaan Hari Air Sedunia untuk yang pertama kali.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut dan konkret, pada 2003, Komite Tingkat Tinggi PBB meresmikan UN Water sebagai wadah untuk menjalankan mekanisme koordinasi antar lembaga di dalam PBB untuk semua masalah yang berhubungan dengan air (tawar) termasuk sanitasi. Pembentukan UN Water dilakukan untuk mengatasi hubungan antar sektor mengenai isu air dan memaksimalkan tindakan yang terkoordinasi dalam sebuah sistem. UN Water mengkoordinasikan tindakan yang ditujukan untuk melaksanakan agenda yang telah ditetapkan oleh Deklarasi Milenium dan KTT Dunia tentang pembangunan berkelanjutan.
Peran Air pada Aspek Kesehatan
Air adalah hak asasi setiap manusia. Akses terhadap air menopang kesehatan masyarakat serta menjadi hal krusial terhadap pembangunan berkelanjutan dan kestabilan dunia yang sejahtera. Kita tidak dapat menjadi masyarakat global jika masih banyak manusia yang hidup tanpa air bersih. Bertolak sejenak di tahun 2010, PBB menyatakan minum air yang aman dan bersih adalah hak dasar setiap manusia. Bahwa untuk memenuhi hak manusia di sektor kesehatan, kita butuh air layak. Lebih jauh, hak tersebut meliputi semua orang tanpa diskriminasi untuk mendapatkan air yang layak, aman, cukup, dapat digunakan, dan mampu diakses termasuk untuk air minum, kebersihan pribadi, mencuci, memasak, kesehatan, dan kebutuhan rumah tangga.
ADVERTISEMENT
Pada aspek kesehatan, air adalah salah satu indikator penting dalam peningkatan layanan. Mari kita ambil sebuah contoh yang dekat dengan program FMCH Indonesia: Kelas Memasak (Cooking Class). Kelas ini merupakan sebuah program di bawah koordinasi Divisi Health and Education Promotion (HEP). Sasarannya adalah para orangtua dari anak usia dini yang kami dampingi melalui program PAUD. Mengonsumsi pangan yang sehat dan terpenuhi asupan nutrisi adalah visi besar penyelenggaraan program ini. Kelas didesain dengan memberi pengetahuan mengelola makanan dengan sehat dimulai dari awal hingga penyajian akhir. Dimulai dari pemilihan bahan pangan berkualitas baik, memperhatikan kandungan, pengelolaan pangan dengan air bersih, hingga dimasak dengan cara yang tepat. Kementerian Kesehatan RI bahkan menganjurkan 3 hal penting dalam pengelolaan pangan yang aman dan sehat. Dalam situs p2ptm.kemenkes.go.id, Pemerintah menyebut ‘gunakan air yang bersih untuk mengelola pangan sebagai langkah awal dalam menyiapkan dan mengelola pangan aman dan sehat’. Bayangkan, jika langkah pertama saja tidak terpenuhi, apakah pangan tersebut dapat dikatakan aman dan sehat? Tentu tidak! Oleh karena itu, dalam setiap sesi kelas memasak, tim HEP selalu menekankan pentingnya peran air bersih dalam mengelola masakan. Serta terus mengedukasi air limbah memasak dimanfaatkan untuk keperluan rumah tangga lainnya, seperti untuk menyirami tanaman atau membersihkan rumah. Ingat bijak menggunakan air!
ADVERTISEMENT
Bergeser sejenak ke program lain, pada program Kelas Ibu Hamil Bahagia (Happy Pregnancy Class/PC). Air juga memegang peran yang tak kalah penting. Kelas ini juga di bawah koordinasi tim HEP dan dikomandoi oleh Pregnancy Care Project Officer. Hingga kini, program ini sedang berjalan di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur. Program ini tidak hanya menyasar para ibu hamil namun juga para bidan di lokasi dampingan. Absennya akses air bersih serta sanitasi dapat memicu persoalan serius seperti meningkatkan kematian ibu dan bayi. Berdasarkan data Riskesdas 2019, angka kematian ibu melahirkan di Indonesia masih tinggi: berkisar pada angka 315 per 100.000 kelahiran hidup. Bahkan kejamnya, buruknya akses air bagi bayi bisa menjadi penyebab anak kerdil (stunting). Oleh karenanya, melalui program PC, FMCH Indonesia selalu mendorong para ibu untuk menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Sesederhana membersihkan area kewanitaan dengan air bersih, memastikan dan berkoordinasi dengan tenaga kesehatan saat persalinan dan paska persalinan terkait penggunaan air bersih, hingga menerapkan kebiasaan mencuci tangan terutama jika hendak merawat bayi atau usai buang air besar. Berangkat dari hal kecil ini kami sangat percaya bisa menjadi langkah nyata menekan angka kematian ibu dan bayi.
Di sisi lain, pada masa pandemi ketersediaan air menjadi problema yang dilematis. Indonesia Water Institute merilis sebuah data tentang kebutuhan air selama pandemi ini. Bahwa anjuran mencuci tangan selama 20 detik setidaknya membutuhkan tambahan air bersih sebanyak 1.5-2 liter/orang/hari. Bayangkan jika dalam sebuah rumah tangga terdapat 4-5 anggota. Maka tiap harinya, mereka harus menyediakan setidaknya 8-10 liter air tambahan. Belum lagi jika diakumulasi dari kebutuhan lain seperti mandi, cuci, dan kakus. Sungguh kita semakin disadarkan tentang pentingnya peran air dalam aspek kesehatan. Lebih lanjut mengutip mongabay.co.id, Koalisi Masyarakat Menolak Swastanisasi Air Jakarta (KMMSAJ) menyebut kondisi pandemi dan ketersediaan air membuat masyarakat berpenghasilan rendah semakin terhimpit. Mereka harus merogoh kocek lebih dalam karena harus terus membeli air terus-menerus; padahal bisa mengakses air adalah hak konstitusional warga. Oleh karenanya, sejalan dengan KMMSAJ, FMCH Indonesia menghimbau pemerintah untuk meningkatkan pengelolaan air secara terpusat dari pemerintah agar akses air inklusif menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Imbauan ini rasanya sudah sejalan dengan apa yang dicanangkan pemerintah, namun eksekusinya yang belum progresif. Pemerintah mencanangkan fokus pada peningkatan akses sanitasi dan air layak serta keberlanjutannya melalui RPJMN 2020-2024. Target pemerintah di 2025, Indonesia mencapai 90% akses layak sanitasi, termasuk di dalamnya akses aman sebesar 20% dan praktik BABS menurun hingga 0%. Dengan adanya target ini, tujuan besarnya juga untuk menekan angka kematian ibu dan bayi serta stunting pada anak. Meskipun tidak secara langsung berkecimpung di bidang sanitasi dan akses air bersih, FMCH Indonesia melalui Health and Education Promotion, terus berkomitmen untuk memastikan masyarakat terpenuhi layanan kesehatannya melalui program strategis kami sambil terus mendukung pemerintah mencapai target akses layak sanitasi dan air.
ADVERTISEMENT
Semoga momentum Hari Air Sedunia 2021 ini, menjadi pengingat bagi semua insan tentang pentingnya nilai air di segala aspek kehidupan kita. Oleh sebab itu, kita wajib menggunakan air secara bijak demi meningkatkan taraf kehidupan kita lebih baik. Serta pemerintah sebagai pengambil kebijakan mampu bergerak secara progresif. Selamat merayakan dan menjadi lebih baik!
Penulis: Aris Gunawan, HEP Coordinator, FMCH Indonesia
Editor: Brigita Rumung, Media and Communications Officer, FMCH Indonesia