Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Jepang – Kaizen – Manajemen Perubahan
16 Desember 2024 14:27 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Bambang Sutrisno tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam video yang bisa kita lihat di Youtube, yaitu video dialog antara Ustadz Abdul Somad (UAS) dengan pengacara kondang di Indonesia yaitu Hotman Paris Hutapea. Disampaikan bahwa ada isi ceramah UAS yang membuat Hotman Paris Hutapea tertarik selanjutnya menampilkan ceramah UAS tersebut di media sosialnya. Ceramah UAS tersebut adalah saat UAS mengatakan: “Diawali Dengan Keterpaksaan, Lama-Lama Menjadi Kebiasaan, Lama-Lama Berubah Menjadi Kebutuhan”. Apa yang menarik dari ceramah UAS tersebut? Disampaikan oleh Hotman Paris, bahwa itulah yang dialami setiap hari, dengan banyaknya kasus yang ditangani, karena terpaksa-karena terpaksa maka dia harus mencari solusi dari kasus yang ditangani itu setiap harinya. Dari kondisi terpaksa akhirnya menjadi kebiasaan dalam aktivitas keseharian Hotman Paris Hutapea.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya kita mengenal negara Jepang, negara yang pernah menjajah Indonesia, negara yang pernah hancur karena bom Nagasaki dan Hiroshima, tetapi Jepang mampu tumbuh dan berkembang dan justru berhasil menjadi salah satu negara maju dari beberapa negara maju yang ada di dunia. Dengan bom atom yang dijatuhkan di Nagasaki dan Hiroshima membuat Jepang harus menyerah tanpa syarat kepada sekutu pada Perang Dunia II. Kondisi Jepang pada waktu itu benar-benar menjadi sebuah negara yang hancur. Pertanyaannya adalah bagaimana Jepang bisa keluar dari permasalahan yang dihadapinya pasca kalah perang di PD II tetapi sekarang Jepang mampu menjadi negara besar bahkan menjadi negara terkuat nomor 3 terkuat di dunia di era tahun 1990 an. Dan warga negara Jepang juga terkenal dengan etos kerjanya yang baik dan disiplin
ADVERTISEMENT
Ada sebuah prinsip atau filosofi di Jepang yang sangat terkenal yaitu prinsip Kaizen. Prinsip Kaizen menekankan pada perbaikan diri secara bertahap dan konsisten. Prinsip Kaizen diterapkan hampir di semua aspek kehidupan, baik individu sebagai warga negara jepang, keluarga, lingkungan kemasyarakatan, dunia kerja dll. Apa itu Kaizen, Kaizen adalah sebuah praktek kehidupan sehari-hari yang bertujuan untuk memperbaiki diri dengan tindakan sekecil apapun secara bertahap yang kemudian diharapkan menjadi kebiasaan, sifat atau karakter dan mengarah pada keberhasilan sesuai tujuan pada aspek yang diharapkan. Penerapan prinsip Kaizen di Jepang salah satunya adalah cara melatih anak-anak kecil jepang untuk mengulang-ulang berbagai macam rutinitas-rutinitas kecil walau hanya sebentar atau dalam waktu yang singkat setiap harinya. Prinsip Kaizen “memaksa” anak-anak Jepang untuk melakukan hal hal yang positif secara berulang-ulang di aktivitas keseharian. Dari rutinitas ini diharapkan akhirnya menjadi kebiasaan, sifat atau karakter anak-anak Jepang. Kebiasaan, sifat atau karakter tersebut akhirnya membudaya dan mereka terapkan terus menerus sampai mereka dewasa. Hasilnya disaat sudah dewasa orang-orang Jepang menjadi pribadi rajin, tidak malas dan disiplin dalam menjalankan aktivitas apapun.
ADVERTISEMENT
Bagi kita yang belajar Ilmu Manajemen. Salah satu cabang Ilmu Manajemen adalah Manajemen Perubahan. Arti manajemen perubahan adalah pendekatan sistematis untuk membantu individu, tim dan organisasi beradaptasi dengan perubahan yang terjadi. manajemen perubahan dapat membantu mengubah hambatan dan tantangan menjadi peluang, potensi dan keunggulan menjadi modal dasar mencapai kesuksesan.
Ada yang mengatakan bahwa “Semua Tempat Adalah Sekolah Kita, Semua Orang Adalah Guru Kita Dan Kejadiannya Adalah Mata Pelajarannya”. Dari Ustadz Abdul Somad dan Hotman Paris Hutapea, dari Jepang dan Prinsip Kaizen nya serta dari Ilmu Manajemen dan cabangnya yaitu Manajemen Perubahan. Pelajaran apa yang bisa kita ambil? Bahwa untuk menjadi pribadi yang unggul, tangguh, dan sukses, bisa berasal dari hal yang kecil-kecil, dari yang kecil kita lakukan berulang-ulang, kita paksa untuk melakukannya sehingga akhirnya menjadi kebiasaan, sifat dan karakter pribadi kita. Dari individu masing-masing diterapkan, di dalam lingkungan kita diterapkan, di dalam lingkungan kerja kita diterapkan, dalam masyarakat kita diterapkan, sebagai warga negara yang baik dalam kehidupan bernegara juga kita terapka.
ADVERTISEMENT
Mengambil istilah budaya nasional adalah kumpulan dari budaya-budaya daerah atau budaya nasional terbentuk dari budaya-budaya daerah yang sesuai dengan karakteristik kebudayaan nasional. Sehingga tidak ada salahnya kita meniru prinsipnya Abdul Somad yang dipakai oleh Hotman Paris Hutapea, kita meniru prinsip Kaizen yang diterapkan di negara Jepang dan kita gunakan Ilmu Manajemen dalam cabang ilmu Manajemen Perubahan. Dari satu orang Warga Negara Indonesia, dari satu keluarga kita keluarga Indonesia, dari satu wilayah dan wilayah lainya yang ada di wilayah Indonesia, kita harus “memaksa diri kita sendiri” untuk memulai melakukan yang kecil-kecil dari hal-hal yang positif untuk kita sendiri, untuk keluarga kita, untuk lingkungan kemasyarakatan kita, untuk wilayah kita, maka tanpa kita sadari kalau semaunya melaksanakan itu secara keseluruhan manfaat dan hasilnya akan dirasakan oleh semua komponen yang ada negara kita Indonesia.
ADVERTISEMENT
Kita sebagai Warga Negara Indonesia sudah saatnya berbenah, kita percayakan Pemerintah membangun Indonesia, tapi kita sebagai warga negara, mari kita membangun diri kita, membangun keluarga kita, membangun lingkungan kita. Manajemen perubahan adalah proses, teknik, metode atau alat yang kita gunakan untuk mengelola perubahan. Perubahan yang kita harapkan adalah perubahan menuju yang lebih baik. Prinsip Kaizen kita amati dan tiru, Hotman Paris Hutapea tidak malu mengakui ceramah UAS dan diterapkan dalam kehidupannya. Indonesia dulu dijajah oleh Jepang, Korea Selatan dulu juga dijajah oleh Jepang, Tapi Korea Selatan punya prinsip, Korea Selatan tidak boleh kalah dengan Jepang, “dendam” yang dikelola dengan baik dan positif. Saatnya Indonesia Maju..