Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
50 Pesulap Mengenang Mr. Robin pada “Festival Sulap Jawa Barat”
13 Mei 2018 10:19 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
ADVERTISEMENT
Salah satu pesulap dari Thailand memeperlihatkan trik sulap pada acara “Festival Sulap Jawa Barat” tribute to Mr. Robin di Gedung PPK Bandung, Sabtu (12/5/2018). (Foto: Agus Bebeng/Bandungkiwari.com)
ADVERTISEMENT
BANDUNG, bandungkiwari - Pernah mendengar nama Harry Houdini, David Copperfield, Criss Angel, Deddy Corbuzier atau seorang Demian? Tentu nama-nama mereka pernah melintas dalam endapan pemikiran setiap orang. Hal yang lebih jelas mereka berprofesi sebagai pesulap yang selalu membuat kepala berdenyut, emosi mengharu biru dan logika yang dipaksa menjadi mentok.
Mereka memang ahlinya dalam “menipu”, tetap menipu dalam perspektif yang positif memberikan hiburan kepada masyarakat dengan kecepatan tangan maupun bantuan teknologi yang tidak pernah mereka bocorkan rahasianya.
Namun di antara beberapa nama pesulap itu, pernahkah mendengar nama Robbin Massari Yassin atau yang lebih dikenal dengan nama panggung Mr. Robin?
Tentu tidak banyak orang mengenalnya. Nama Mr Robin tenggelam dalam kancah per-sulapan Indonesia, padahal lelaki yang dilahirkan di kota Cimahi, Jawa Barat pada 13 Februari 1952, telah menjadi master Sulap Indonesia.
ADVERTISEMENT
Sembilan tahun lalu tepatnya 16 September 2009 Mr. Robin meninggal. Meski telah lama meninggal nama Mr Robin masih melekat dalam memori kolektif para seniman sulap Indonesia.
Berangkat dari mengenang jasa Mr. Robin, sekaligus menghidupkan seni pertunjukkan sulap, Bandung Magic Association menggelar acara “Festival Sulap Jawa Barat” (Tribute to Mr. Robin).
Bekerjasama dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat, Bandung Magic Association mencoba menjadikan seni pertunjukkan sulap menjadi salah satu upaya untuk promosi pariwisata. Seperti yang dilakukan beberapa negara tetangga yang menjadikan sulap menjadi corong promosi negara. Hal tersebut diungkapkan Taufik Faturohman yang menjadi penyelenggara acara.
“Selain sebagai promosi wisata, tentunya acara ini pun mencoba mengenang kembali jasa Mr. Robin yang telah memberi sumbangsih kepada perkembangan sulap di Indonesia,” tegasnya di sela acara pertunjukkan dan pameran artefak Mr. Robin di Gedung PPK, Jalan Naripan, Bandung, yang menjadi tempat berlangsungnya acara.
ADVERTISEMENT
Acara yang berlangsung selama 2 hari, dimulai pada Sabtu (12/5) sampai Minggu (13/5) menghadirkan sebanyak 50 peserta sulap dari dalam negeri dan beberapa peserta dari Thailand dan Korea Selatan.
“Dibatasi 50 peserta saja untuk tahun ini. Sebenarnya masih banyak peseta yang ingin terlibat. Mungkin tahun depan bisa lebih banyak. Lagipula acara ini dirancang menjadi kalender tahunan seni sulap,” ucap Taufik yang juga seorang pesulap yang mengolaborasikan sulap dengan sastra Sunda.
Lebih lanjut Taufik menginginkan agar sulap di Indonesia menjadi bagian dari seni pertunjukan. Karena dalam konteks pertunjukan, sulap tidak hanya melibatkan kemampuan trik, manipulasi, atau ilusi si pesulap.
Lebih dari itu, pertunjukun sulap juga melibatkan estetika panggung, koreografi, musik, dan seni suara. Begitupun halnya dalam pertunjukkan sulap menggabungkan pula beragam ilmu seperti fisika, biologi, kimia, psikologi, bahkan sosiologi dalam penyampaian pesan-pesan pertunjukkan.
ADVERTISEMENT
“Jangan sampai iklan sulap, bercampur dengan badut dan sedot wc di tiang listrik” tegasnya sambil berseloroh. (Agus Bebeng)