Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
BANDUNG, bandungkiwari - Penggunaan mesin parkir elektronik atau e-parkir di Kota Bandung sudah diresmikan sejak sekitar Agustus 2017. Dua tahun berjalan, mesin berwarna merah tersebut memang masih berjajar di pinggir jalanan Kota Bandung. Namun, banyak di antaranya yang justru "nambru" alias tidak bisa dioperasikan karena rusak.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan pantauan BandungKiwari di sepanjang Jalan Dalem Kaum hingga Lengkong Kecil, hanya dua dari sekitar sepuluh mesin e-parkir yang bisa dioperasikan. Menurut juru parkir yang bertugas, Ali Saili (41), mesin tersebut memang sudah banyak yang mati sejak sekitar empat bulan lalu.
Tidak hanya mati secara teknis, dari sekitar sepuluh mesin e-parkir tersebut terdapat satu mesin e-parkir yang mengalami kerusakan di bagian penempelan kartu e-money. Di mana bagian tersebut justru terlepas dari tempat yang semestinya.
Belum lagi adanya beberapa mesin yang mengalami vandalisme, seperti penempelan stiker yang tidak relevan.
Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perparkiran Dinas Perhubungan, Nasrul Hasani, tidak menampik fakta mengenai adanya mesin e-parkir yang sudah tidak berfungsi. "Kendala saat ini baterainya sudah mulai lemah, yang seharusnya bisa dua sampai tiga minggu, sekarang dia tiga sampai empat hari sudah drop," jelas Nasrul saat dihubungi, Jumat (22/11).
ADVERTISEMENT
Saat ini Kota Bandung memiliki sekitar 57 unit mesin e-parkir yang tersebar di beberapa titik kota. Nantinya, selain akan dilakukan pembenahan terhadap mesin-mesin yang tidak berfungsi secara teknis, seperti melakukan penggantian baterai, beberapa mesin e-parkir yang kurang potensial juga akan direlokasi.
"Banyak rencana kita di 2020, kita sudah mulai sebenarnya, di antaranya pemindahan atau relokasi mesin-mesin yang kurang potensial. Kemudian perawatan juga perlu ditingkatkan," ujar Nasrul.
Salah satu hal yang menjadi pertimbangan dari relokasi mesin e-parkir adalah potensi keramaian di titik penempatan mesin tersebut. "Kadang-kadang sekarang mungkin lagi ramai di satu titik, bisa jadi berapa bulan kemudian akan berubah titik keramaiannya," tutur Nasrul.
Meski begitu, ketika ditanya mengenai titik mana saja tempat dilakukannya relokasi, Nasrul belum bisa memastikannya (Assyifa)
ADVERTISEMENT