Konten Media Partner

Salat Malam Dipimpin Kiai Asep Diguyur Hujan, Khofifah dan Ribuan Muslimat NU Tetap Khusuk

27 Januari 2019 22:42 WIB
clock
Diperbarui 21 Maret 2019 0:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salat Malam Dipimpin Kiai Asep Diguyur Hujan, Khofifah dan Ribuan Muslimat NU Tetap Khusuk
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Peringatan Maulidurrasul (kelahiran Nabi Muhammad Rasulullah SAW) dan Hari Lahir (Harlah) Muslimat NU ke-73 di Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta berlangsung istimewa. Acara yang dihadiri sekitar 120.000 warga Muslimat NU dari berbagai penjuru Indonesia itu dipenuhi kegiatan religius dan spiritual.
ADVERTISEMENT
Warna spiritualitas itu tampak pada 1000 khataman Quran (Hotmil Qur'an) dan salat malam kolosal yang dilaksanakan mulai pukul 2.30 WIB dini hari hingga menjelang Subuh. Salat tahajud dan salat hajat itu dipimpin Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, pendiri sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto yang kini memiliki 11 ribu santri.
Yang menarik saat salat malam berlangsung, tiba-tiba hujan deras mengguyur. Namun jamaah salat yang terdiri dari para ibu-ibu Muslimat NU dan para kiai serta gus itu tak terpengaruh. Bahkan Ketua Umum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa tetap khusuk meski air hujan tumpah deras menerpa tubuhnya. Praktis, Gubernur Jawa Timur terpilih ini basah kuyup. Namun mantan menteri sosial RI itu terus mengikuti salat berjamaah hingga selesai.
ADVERTISEMENT
Padahal, salat malam ini masuk kategori panjang dan lama. Kiai Asep memimpin tahajud 12 rakaat dengan 6 salam, salat hajat 12 rakaat dengan 6 salam, dan witir 3 rakaat dengan 2 salam.
"Hujan itu semakin menambah istijabah atau mustajab. Ada istijabah dalam hujan. Ini ada haditsnya," kata Kiai Asep Saifuddin Chalim kepada BANGSAONLINE.com usai acara, Ahad (27/1/2019).
Menurut Kiai Asep, hujan ini bagian dari anugerah dari Allah SWT. Jarang sekali kita salat hajat bisa diguyur hujan jika bukan karena anugerah langsung dari Allah SWT. "Kita kan tak mungkin mencari hujan dulu lalu salat hajat," tambahnya. "Tapi ini di tengat-tengah kita salat lalu hujan," kata ketua umum Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) itu.
ADVERTISEMENT
Harlah Muslimat NU kali ini memang sangat spesial. Apalagi acara ini juga dihadiri Presiden RI Joko Widodo dan ibu negara Iriana Widodo serta para menteri kabinet kerja, antara lain Menkopolhukam Wiranto, Menpora Imam Nahrawi, Menteri Perikanan dan Kelautan Pudjiastuti, dan menteri yang lain.
Usai acara salat malam, langsung salat Subuh berjamaah. Usai salat Subuh, sarapan, kemudian langsung digelar acara pembukaan yang dilanjutkan sambutan-sambutan, termasuk sambutan Ketua Panitia Yenny Wahid, Ketum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa, dan Presiden Jokowi.
Acara yang berakhir pada pukul 9.00 WIB pagi dan ditutup dengan doa oleh Rais Aam Syuriah PBNU KH Miftachul Akhyar ini juga dihadiri Ketua Umum PBNU Prof Dr KH Said Aqil Siraj. Kang Said - panggilan Said Aqil - menyampaikan pidato terkait Maulidurrasul. Namun Said Aqil sempat menyinggung Khofifah sebagai calon presiden pasca Presiden Jokowi. Menurut dia, Khofifah adalah Calon Presiden 2024-2034 yang berarti dua periode. (tim)
ADVERTISEMENT