Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Patut Dicontoh, Warga di Gorontalo Manfaatkan BLT Jadi Modal Usaha
7 Juni 2020 18:47 WIB
ADVERTISEMENT
GORONTALO - Merebaknya pandemi COVID-19 di berbagai daerah di Indonesia, memaksa beberapa warga harus tetap tinggal di rumah sesuai anjuran pemerintah. Masyarakat dengan tingkat perekonomian menengah ke bawah pun merasakan dampaknya. Oleh karenanya pemerintah memberikan berbabagi jenis bantuan.
ADVERTISEMENT
Bantuan itu seperti sembako dan bantuan tunai dari pemerintah. Tak sedikit dari masyarakat yang menerima bantuan dan langsung membelanjakannya. Berbeda dengan salah satu warga di Kelurahan Heledulaa Selatan, Kecamatan Kota Timur, Kota Gorontalo, Gina Rania Umar (19).
Gina memanfaatkan BLT (bantuan langsung tunai) sejumlah Rp 600 ribu yang diterima dari pemerintah untuk modal usaha miliknya sendiri. Ungkapnya, pada 21 Mei 2020, suaminya, Rahmat Ibrahim (19), menerima BLT dari pemerintah setempat. Dana yang diterima tersebut kemudian dimanfaatkan untuk membuka usaha roti Maryam.
“BLT kemarin terimanya dekat lebaran, banyak orang ke toko untuk belanja. Tapi saya mending buat usaha dari uang BLT itu. Pas terima siangnya, saya ke toko bahan kue membeli bahan untuk membuat roti,” katanya.
ADVERTISEMENT
Produk yang dibuat dari modal BLT ini adalah roti Maryam. Kata dia, pada awalnya ia bersama suami mengelola usaha mereka secara mandiri. Namun, semakin lama roti Maryam yang mereka produksi semakin banyak pesanan, lalu mereka mempekerjakan beberapa orang.
“Awalnya hanya kami berdua, saya dan suami. Karena banyak permintaan, jadi saya mengambil orang di sekitar lingkungan saya. Saat ini sudah mempekerjakan enam orang,” ungkap Gina.
Walau usaha mereka belum genap sebulan, saat ini mereka telah mendistribusikan roti Maryam ke pengecer yang ada di Gorontalo, bahkan ke luar daerah. Terdapat sembilan pengecer di Gorontalo dan satu di Papua Barat.
“Jadi fokusnya ke resseler, dan alhamdulillah sudah ada omset. Seharinya bisa produksi 150 pak, sejumlah 700 lembar roti Maryam. Pendapatannya per hari paling rendah Rp 1,5 sampai 2 juta,” ujarnya. Minggu, (6/7).
ADVERTISEMENT
Inspirasi roti Maryam yang dibuat oleh Gina berawal dari lingkungan keluarga suaminya. Kata Gina, untuk resepnya ia belajar secara autodidak dari Youtube.
“Kita satu-satunya di Gorontalo menciptakan roti Maryam cokelat, yang tanpa dicampur apapun bisa dimakan tapi tetap enak. Ke depan roti Maryam terbaru akan kami produksi. Yaitu roti Maryam rasa pandan,” ucapnya.
Usaha roti Maryam, Gina namai Roti Maryamku, dengan diproduksi dari rumah. Dari hal tersebut, pemerintah mendatangi rumah Gina dan meninjau langsung produksi roti rumahan yang berawal dari modal BLT.
“Tadi dari BPMD Provinsi Gorontalo datang ke sini. Nanti akan ditawarin ke masyarakat desa yang nantinya akan diberi pelatihan untuk membuat roti Maryam,” kata dia.
ADVERTISEMENT
Roti Maryamku, bukanlah usaha pertama Gina bersama suaminya. Sebelumnya, ia pernah membuka usaha Puding Regal pada tahun 2019 silam. Usaha Puding Regal tersebut merupakan yang pertama di Gorontalo pada awalnya, dan usaha mereka lancar.
“Setelah itu, Puding Regal sudah banyak yang ikut, jadi seperti tenggelam. Usaha puding stagnan, karena turunnya omset, dan pada bulan Maret 2020 harga sembako naik karena COVID-19. Jadinya kami sudah tidak produksi lagi,” ujarnya.
Namun, melalui usaha baru Roti Maryamku, Gina berusaha untuk mendapatkan penghasilannya kembali, serta bisa membantu beberapa orang yang terdampak perekonomiannya diakibatkan oleh pandemi COVID-19.
“Ke depan akan dikembangkan, mau bikin rumah produksi, dan mudah-mudahan bisa tersebar di seluruh Sulawesi,” harapnya.
ADVERTISEMENT
-----
Reporter: Fadhil Hadju