Konten Media Partner

Tolak Ceramah Gus Ulil, ID-Republikan Tantang Takmirul Masjid UNG

16 Oktober 2019 18:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Deputi Pengkajian Islam ID-Republikan, Makmun Rasyid. Foto : Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Deputi Pengkajian Islam ID-Republikan, Makmun Rasyid. Foto : Istimewa
ADVERTISEMENT
BANTHAYO.ID,GORONTALO - Institut Demokrasi Republikan (ID-Republikan) menantang pengurus Masjid Sabilurrasyad kampus UNG untuk berdialog. Tantangan itu dampak dari penolakan pengurus masjid atas ceramah Ulil Abshar Abdalla.
ADVERTISEMENT
Tantangan itu datang dari Deputi Pengkajian Islam ID-Republikan, Makmun Rasyid, Rabu (16/10).
Sebelumnya, Selasa (15/10), Makmun Rasyid memrotes pengurus masjid lewat unggahan di laman Facebook miliknya. Ia meminta agar difasilitasi bertatap muka dengan Imam Masjid Sabilurrasyad, Husni Al-Ghorontaliy untuk mempertanyakan maksud ditolaknya ceramah Gus Ulil di lokasi tersebut.
"Ada yang bisa fasilitasi saya bisa satu orum dengan Husni Al-Ghorontaliy? Saya tantang dia debat di Gorontalo. Jangan pakai orang lain, hanya dirinya sendiri. Cukuplah berpongah-pongah, jangan kira selain anda dan kelompok anda tidak ada yang pintar. Apalagi merasa paling pintar," tulis Makmun di laman Facebooknya.
Saat dikonfirmasi terkait unggahan tersebut, Makmun Rasyid mengatakan ia akan meminta kejelasan dari pengurus masjid atas alasan mereka menolak ceramah Gus ulil.
ADVERTISEMENT
"Sebenarnya alasan personal dari pengurus masjid UNG yang tidak jelas membuat saya sendiri geram. Mengapa menolak orang itu dan harus jelas sebabnya," ungkap Makmun Raysid, Rabu (16/10).
Dirinya mempersoalkan tuduhan pihak masjid soal paham liberal yang diduga masih menempel pada Gus ulil. Kendati hal itu menurutnya salah. Lantaran Gus Ulil sudah tidak lagi ditahap paham seperti itu.
"Berarti personal yang melarang Gus Ulil ceramah. Memang tidak upgrade informasi soal pemahamanmya Gus Ulil saat ini," jelasnya.
Menurut Makmun, jika di Gorontalo melarang penyebaran paham liberal, maka juga harus melarang penyebaran paham Saudisme atau dikenal di Indonesia paham Wahabi.
Deputi Pengkajian Islam ID-Republikan, Makmun Rasyid. Foto : Istimewa
"Gorontalo itu menganut filosofi "adat bersendi syarak, syarak bersendi kitabullah". Dari filosofi itu lahir "Serambi Madinah". Serambi Madinah itu memiliki watak moderat. Watak moderat itu tidak mengenal cara-cara beragama yang kaku dan tekstualis. Juga tidak mengenal pola beragama yang serba membolehkan. Artinya, Serambi Madinah itu posnya ditengah, ini prinsip utamanya," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Makmun menambahkan, alasan lainnya dia menantang Husni Al-Ghorontaliy tidak lain untuk mengungkap konsistensi logika dan epistemologi pemikiran Husni.
"Tapi sampai saat ini, saya belum menerima pernyataan langsung darinya. Justru yang ada saya diminta oleh orang-orang terdekatnya agar menurunkan volume kritikan atau sama sekali tidak usah mendebatnya," pungkas Makmun Raysid.
Hingga berita ini dilansir, Imam Husni belum bisa dimintai keterangan. Banthayo.id sudah menghubunginya lewat telepon dan pesan singkat.
----
Reporter : Rahmat Ali
Editor : Febriandy Abidin