Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Panggung Omprok Gandrung Terbesar Jadi Saksi Juara Lomba Tari Gurit Mangir 2021
7 November 2021 19:48 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari BANYUWANGI CONNECT tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Penyerahan juara lomba tari gurit mangir tingkat pelajar se Kabupaten Banyuwangi terbagi dalam dua kategori perorangan dan kelompok dilakukan di Panggung Omprok Gandrung di area Waroeng Kemarang Jalan Perkebunan Kalibendo KM 5 desa Tamansuruh Kecamatan Glagah Banyuwangi-Jatim, sabtu, 6/11/2021.
ADVERTISEMENT
Adapun juara Lomba kelompok dari daerah penampilan (zona) 1,2,3 dan 4 kategori tingkat Sekolah Dasar (SD), tingkat SMP dan tingkat SMA secara bergantian.
Komunitas Patih Senawangi
( Pelatih Tari dan Seniman ) Kabupaten Banyuwangi sebagai penyelenggara Lomba Tari Gandrung Gurit Mangir tingkat pelajar se kabupaten Banyuwangi sejak tanggal 10/10/2021 sampai tanggal 31/10/2021 dengan lokasi pelaksanaan di empat zona, yaitu :
1. Panggung Omprog Gandrung Waroeng Kamarang Kecamatan Glagah. ( 10/10/2021 )
2. Hotel el Royal Kabat ( 17/10/2021 )
3. Hotel Baru Indah Jajag ( 24/10/2021 )
4. Hotel Mahkota Indah Genteng ( 31/10/2021)
Wowok Meirianto pemilik Waroeng Kemarang mengatakan “Kalau kita perhatikan penampilan para peserta sangat luar biasa " keren " ini dapat kita jadikan suatu metode yang harus kita kembangkan dalam situasi pendemi saat ini. Lomba Tari Gandrung Gurit Mangir tingkat pelajar sangat besar peminatnya, dan ini merupakan tantangan bagi kita para generasi tua untuk mampu mengembangkan hasil budaya para leluhur agar tidak ditinggalkan oleh para generasi muda, ” katanya.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut kata Wowok “Saya selaku ketua Komunitas Osing Pelestari Adat Tradisi (KOPAT) Banyuwangi akan terus mendorong secara eksis para generasi muda dan khususnya adik-adik pelajar untuk mau menerima dan memelajari warisan dari para leluhur yang salah satunya adalah Tari Gandrung Gurit Mangir ini. Kami selaku Pelaku pelestari adat akan terus bergerak dan akan kami buktikan apa yang kami lakukan ini tujuannya adalah untuk melestarikan adat budaya para leluhur yang hampir dilupakan oleh para para generasi muda, “tambahnya.
Menurut Slamet Diharjo, S.sn. Selaku Ketua Penyelenggara Lomba menyampaikan “Lomba Tari Tari Gandrung Gurit Mangir tingkat pelajar ini memang banyak mendapat dukungan dari sanggar sanggar tari dan para Seniman yang ada di seluruh kabupaten Banyuwangi, terbukti “Jumlah peserta yang mengikuti Lomba di empat tempat, kategori perorangan 464 orang dan Ketegori kelompok , 135 Regu dengan masing masing regu berjumlah 5 orang. Jadi kalau dijumlah seluruh peserta nya ada 1.139 orang," ujarnya. Maksud dan tujuan lomba ini adalah sebagai pelipur atas kekecewaan dari adik adik kita yang telah berlatih tari tetapi tidak bisa tampil diajang lomba maupun even-even lainnya, akibat pandemi covid 19. “Kita semua tahu bahwa dalam masa pendemi ini kita dibatasi aturan yang menimbulkan kerumunam orang, jadi untuk mengobati kekecewaan dari adik- adik yang telah berlatih dan untuk membangkitkan serta memelihara budaya kreasi mereka, maka mereka kita kasih ruang untuk mengikuti Lomba ini dan ternyata atensi sanggar tari sangat mendukung dan diluar dugaan ternyata peminat nya cukup luar biasa, hidupilah seni maka seni akan menghidupimu ” tutur Slamet ' Samsul Diharjo menutup sambutannya.
Sementara Suko Prayitno mewakili DKB, menyampaikan dengan lomba ini artinya disatu sisi memang ada rasa kecintaan dan keinginan adik adik kita untuk terus berlatih dan berkereasi, disisi lain para pelatih tari mengharap anak didiknya bisa ditampilkan dalam even-even apapun namanya “Maka ajang Lomba ini memberi kesempatan kepada adik adik kita untuk ber ekpresi dan ber karya serta menunjukkan kemampuan nya untuk tampil sebaik mungkin, dan ternyata mereka mereka semua sangat luar biasa, terbukti panitia sampai menolak puluhan pendaftar, jlentreh Suko.
Ditengah acara sengaja mengundang cucu dan cicitnya buyut Semi keatas panggung, mereka sebagai pewaris maestro Gandrung Semi sangat terharu melihat regenerasi gandrung yang dilakukan Waroeng Kemarang, bahkan mereka menginginkan ada museum gandrung Semi di tempat ini untuk membuktikan bahwa Semi adalah pejuang kebudayaan pada jamannya. Keinginan tersebut di respon positif oleh Wowok Meirianto sambil menerima bingkisan foto gandrung semi berukuran besar,
“Saya sangat mendukung dan sangat mengapresiasi keinginan ini sebab sangat bermanfaat untuk melestarikan budaya yang Osing, Tari Gandrung harus dilestarikan bersama, kalau bukan sekarang kapan lagi, kalau bukan kita siapa lagi. Kita buktikan Bahwa Tari Gandrung hadir di tengah - tengah masyarakat sejak jaman dahulu dan sampai sekarang, generasi tua tetap terus membimbing dan membina anak-anak untuk memahami akan pentingnya Tari Gandrung sebagai bagian dari warisan budaya yang dimiliki oleh masyarakat Osing, ” pungkasnya. Penampilan " Gandrung Marsan” oleh Subari Sofyan dkk. sebagai penutup acara dirangkai dengan tampilan empat penari Gandrung Terob. (KRTH.Ilhm/CakWers)
ADVERTISEMENT