Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
PATUNG OMPROK GANDRUNG Terbesar sebagai identitas solidaritas.
15 Agustus 2020 16:51 WIB
Tulisan dari BANYUWANGI CONNECT tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Saat saya diundang gesah budaya oleh pasangan pengusaha sukses sekaligus pemerhati seni Osing Kang Wowok Meirianto dan Mbak Ririt Dwi Chryssantien Meirianto di Waroeng Kemarang yang akan membuat ikonok Patung Omprok Gandrung di area panggung seni pertunjukan terbuka di tengah sawah, ingatan saya langsung pada Gandrung Temuk saat saya ajak tampil di Frakfurt Jerman dengan mengenakan Omprok di kepalanya berselendang merah dipadu dengan kostum khas yang terlihat sederhana tapi memiliki aura magis dan daya pesona yang luar biasa.
ADVERTISEMENT
Jauh sebelumnya, pada tahun 2004 saya datang pertama kali ke Thailand, mata ini terbelalak saat melihat kuluk (mahkota) indah menjulang tinggi yang dikenakan para penari Cabareth show.
Kemudian tahun 2006 saya bertemu lagi para penari negeri Gajah Putih saat bersamaan tampil dengan Gandrung Banyuwangi pada acara Parade Midosuji di Osaka Jepang. Omprok yang dipakai Gandrung lebih pendek dari kuluk penari Thailand, tapi Omprok mempunyai daya tarik tersendiri karena gerak kepala penari yang lebih atraktif dan dinamis penuh estetika.
Sebagai interpreter dan tour guide, saya sering ditanya oleh tamu tentang Gandrung mulai dari strukur gerak maupun kostumnya.
Salah satu yang menarik perhatian mereka adalah Omprok yang khas dipakai sebagai penutup kepala si penari Gandrung.
ADVERTISEMENT
Bahkan saya sering memberi sugesti tamu dari berbagai daerah/negara dengan mengatakan "siapapun wanita yang mengenakan omprok gandrung (apalagi dengan mengenakan kain sampur selendang merah),maka ia pasti akan tampak lebih cantik karena pengaruh aura dari omprok tersebut sebagai penghormatan kepada Dewi Sri"
OMPROK adalah mahkota penutup kepala khusus untuk penari Gandrung Banyuwangi sebagai kelengkapan yang sangat penting dalam seni pertunjukan. "Omprok" atau mahkota sama peran dan kedudukannya seperti "kuluk" yang dikenakan oleh para pemain teater tradisional pada umumnya yang dipakai di kepala di mana sebagai bagian tubuh manusia yang dianggap paling sakral.
Hiasan ornamen Omprok memiliki makna secara estetis, simbolis, etis serta filosofis yang mempunyai arti value yang sangat dalam.
Ornamen "Pilis" yang melengkung di atas alis di bawah dahi menutupi rambut,warna perak atau keemasan bermakna ungkapan ekspresi dari sistem budaya yang berisi norma adat, norma religi, norma etika,norma tata krama kesopanan, norma hukum, dan norma kesusilaan yang ada pada masyarakat.
ADVERTISEMENT
Ornamen Wayang berkepala ksatria Pandawa(Gatotkaca) dan berbadan ular naga bermakna ksatria, penguasa atau manusia yang selalu berpihak pada kebaikan,kebenaran dan simbul kepemimpinan yang merakyat bersifat "andhap asor" tanpa pilih kasih.
Ornamen hias sungging Omprok adalah Kangkung Setingkes dan Gajah Oling bermakna mengajak untuk selalu rukun dengan sesama, ingat kepada Tuhan, ingat perputaran hidup "Cokro manggilingan" ada siang ada malam,ada baik ada buruk,ada jaya ada apes.
Di atas pilis ada Gunungan atau Meru merujuk pada Tri Hita Karana(dalam Hindu) sejalan dengan hablumminalloh, hablumminannas dan hablumminalalam (dalam Islam) bermakna harmonisasi hidup antara manusia dengan Tuhan,manusia dengan manusia, manusia dengan alam sekitar.
"Kembang goyang di bagian atas omprok dan hiasan monte melingkar bagian bawah omprok yang tampak indah menjuntai ke bawah bermakna jadilah manusia yang lentur ramah adaptip fleksibel dan selalu memberi manfaat kepada makluk lain, cerdas pemikirannya, halus budi pekertinya, bersih hatinya, dan tampil selalu menarik hati. Dalam hal ini agar semua orang tertarik, jatuh hati saat melihat tarian gandrung yang ditampilkan sesuai makna gandrung adalah jatuh cinta yang mendalam.
ADVERTISEMENT
Gandrung tidak hanya sebagai fungsi ritual,tapi juga fungsi profan bahkan pernah berperan dalam perjuangan mengusir penjajah. Gandrung juga mempunyai peran penting sebagai fungsi sosial untuk merekatkan tali persaudaraan dengan tidak memandang perbedaan terlihat dari episode "paju gandrung" yang terinspirasi dari "tundikan Seblang" dengan mata terpejam ia melempar sampur (selendang) ke arah penonton tanpa tebang pilih untuk menari bersama sebagai tanda persaudaraan dengan dasar saling menghormati.
Gandrung berselendang merah sebagai media untuk menghormati Dewi Sri, menghormati ibu, menghormati kaum perempuan yang lebih mempunyai peran dalam berbagai ritual masyarakat agraris Osing yang berhubungan dengan kesuburan dan kesejahteraan.
Pengunjung Waroeng Kemarang, bisa melihat langsung proses kreatif seorang seniman asli Osing Kang Saham Sugiono dengan udheng khasnya mengerjakan patung ikonik Omprok Gandrung yang diperkirakan akan selesai bulan Oktober 2020 ini.
ADVERTISEMENT
( By Aekanu - Kiling Osing Banyuwangi/wer )