Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Bantah Pernyataan Rudi, ATB: Aset Kami Serahkan dalam Kondisi Baik dan Layak
14 November 2022 16:17 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Batam, Batamnews - Warga Perumahan Putra Jaya, Tanjunguncang, Kecamatan Batuaji kerap kali mengeluhkan suplai air bersih yang macet. Bahkan mereka menggelar aksi demonstrasi di depan Kantor Badan Pengusahaan (BP) Batam, pekan lalu.
ADVERTISEMENT
Dalam berbagai kesempatan, saat dikonfirmasi kepada Kepala BP Batam, Muhammad Rudi, ia mengakui bahwa pelayanan air bersih ke Tanjunguncang terutama perumahan Putra Jaya memang mengalami berbagai kendala.
Salah satunya karena penyambungan pipa baru dan pipa air yang sudah tua dan harus dipindahkan. Kemudian, jumlah besar pipa saat ini tidak sepadan dengan jumlah penduduk serta penambahan penyambungan baru terlalu besar dan banyak, sehingga air sudah tidak mampu lagi.
"Itulah yang harus diperbaiki sekaligus. Sekali perbaiki perlu Rp 1 triliun, itu pun tidak cukup," ujarnya beberapa waktu lalu.
Rudi menjelaskan pada masa transisi yang terlalu lama, banyak barang yang sudah tidak dapat digunakan lagi. Sehingga, solusinya harus diganti dan memerlukan anggaran yang besar.
ADVERTISEMENT
"Pasca terima transisi yang terlalu lama barang-barang ini, sudah apkir semua. Dan harus diganti. Jadi butuh biaya. Solusinya siapa saja bisa kalau dia sanggup," kata dia.
Menanggapi hal itu, PT Adhya Tirta Batam (ATB) membantah pernyataan Kepala BP Batam tersebut.
Presiden Direktur PT ATB Benny Andrianto, menyampaikan bahwa saat penyerahan aset pengelolaan air bersih kepada BP Batam di akhir masa konsesi telah diverifikasi, dan divalidasi oleh pihak yang berkompeten yakni PT Surveyor Indonesia, dan dinyatakan dalam kondisi baik ,dan berfungsi normal.
“Lebih dari itu semua pipa menuju kearah Batuaji, Sagulung, Tanjunguncang, dan Batam Centre termasuk kelompok pipa baru yang berumur kurang dari 10 tahun. Hal ini dapat dimaklumi, karena pemasangan pipa mengikuti pertumbuhan penduduk yang sedang berkembang pada daerah tersebut,” ujar Benny melalui siaran pers yang diterima Batamnews, Senin (14/11/2022).
ADVERTISEMENT
Sebagai informasi tambahan, ATB menyerahkan pengelolaan SPAM di Batam kepada BP Batam dalam kondisi sangat optimal dari sisi kualitas, kuantitas, dan kontinyuitas, dan hingga tahun 2020 Batam masih merupakan kota dengan layanan air terbaik di Indonesia.
Hal ini terlihat saat serah terima dilakukan, kontinyuitas suplai air bersih di Batam adalah 23,7 jam perhari, dengan kuantitas suplai rata-rata 160 liter/orang/hari.
Capaian ini berada di atas ketentuan Permen PU dimana di dalamnya menyatakan bahwa: Standar Kebutuhan Pokok Air Minum adalah kebutuhan air sebesar 10 meter kubik/kepala keluarga/bulan, atau 60 liter/orang/hari.
Selain itu ATB juga telah berhasil memenuhi kualitas air bersih sesuai standar badan dunia (WHO), dan menjangkau cakupan layanan mencapai 99,7%, dan berhasil menekan tingkat kehilangan air hingga 14% yang merupakan terendah se-Indonesia untuk kelas pelanggan di atas 250.000.
ADVERTISEMENT
"Kami serahkan pengelolaan SPAM kepada BP Batam dalam kondisi terbaik. Bahkan, tidak ada outstanding pengaduan pelanggan, dan sambungan rumah pada saat itu," katanya.
Oleh sebab itu, pernyataan Kepala BP Batam Muhammad Rudi terkait kondisi aset yang sudah tidak berfungsi dengan baik menjadi penyebab utama kendala suplai air bersih dianggap tidak tepat.
Benny mempertegas, bahwa permasalahan matinya aliran air di Tanjung Uncang, semata-mata adalah masalah kurangnya pasokan kapasitas pengolahan air, dan bukan karena masalah kualitas pipa, sehingga dalih tersebut sangat tidak relevan.
“BP Batam seharusnya sudah harus membangun tambahan kapasitas pengolahan hingga 400 liter per detik selama 2 tahun terakhir, dan penambahan pipa distribusi yang memadai. Tanpa itu jangan harap permasalahan air dapat dibereskan, apalagi kalau cuma mengandalkan tangki air, sehingga sebaiknya jangan mencari kambing hitam,” kata dia.
ADVERTISEMENT
Pada kesempatan ini ATB juga meminta maaf kepada warga Batam yang sampai hari ini masih sering menghubungi pihaknya untuk mengadukan masalah air bersih sampai ke tagihan pelanggan.
Baik melalui media sosial, email perusahaan maupun datang langsung ke kantor ATB. Hal ini tentulah di luar jangkauan ATB, karena ATB tidak lagi mengelola dan mendistribusikan air bersih di Pulau Batam.
”Ketika terjadi masalah dalam pengelolaan air bersih saat ini, sebaiknya SPAM Batam fokus mencari solusi konstruktif, dan tidak mengaitkan masalah tersebut dengan ATB. Karena perusahaan telah menyelesaikan tugasnya dengan gemilang, dan menyerahkan aset pengelolaan SPAM kepada pemerintah dengan kondisi baik dan berfungsi normal. Jangan sampai seperti kata pepatah buruk muka cermin dibelah," ucapnya.
ADVERTISEMENT
(ret)
Baca berita lainnya di www.batamnews.co.id
Berita ini pertama kali terbit di