Konten Media Partner

Apa Itu UNRWA dan Mengapa Israel Melarangnya Beroperasi?

30 Oktober 2024 17:25 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical

Apa Itu UNRWA dan Mengapa Israel Melarangnya Beroperasi?

UNRWA dianggap sebagai penopang hidup di Gaza
zoom-in-whitePerbesar
UNRWA dianggap sebagai penopang hidup di Gaza
Israel didesak mempertimbangkan kembali keputusannya yang melarang Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) beroperasi di negara tersebut.
Selama ini, UNRWA dianggap sebagai penopang hidup di Gaza di tengah krisis kemanusiaan yang kian mengerikan.
Banyak negara, termasuk sekutu-sekutu utama Israel seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Jerman telah menyatakan keprihatinan mendalam atas pelarangan tersebut.
Keputusan Israel tersebut dinilai akan sangat berdampak terhadap kapasitas UNRWA yang selama ini sudah sangat terbatas untuk menyediakan layanan pokok bagi warga Gaza. Aturan ini juga akan membatasi kegiatan UNRWA di Tepi Barat.
Rancangan Undang-Undang (RUU) soal larangan tersebut akan mulai berlaku dalam waktu tiga bulan.
“Ini adalah kampanye terbaru yang mendiskreditkan UNRWA,” kata Komisaris Jenderal UNRWA, Phillipe Lazzarini.
“Rancangan Undang-Undang ini hanya akan memperburuk penderitaan warga Palestina,” sambungnya.

Apa itu UNRWA?

UNRWA adalah singkatan dari United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East atau Lembaga Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat.
Lembaga ini mengoperasikan sekolah, pelayanan sosial, pusat kesehatan hingga mendistribusikan bantuan makanan kepada pengungsi Palestina di Gaza dan wilayah lainnya.

Kapan UNRWA didirikan?

UNRWA didirikan pada 1949 untuk membantu para pengungsi Palestina dari perang tahun 1948 yang berujung pada didirikannya negara Israel.
Sebanyak 750.000 orang Palestina terusir dari tanah mereka dalam peristiwa yang mereka sebut sebagai 'Nakhba' atau malapetaka.
Lembaga ini mengatakan bahwa mereka telah berkontribusi terhadap "kesejahteraan dan pembangunan manusia dari empat generasi pengungsi Palestina".
BBC News Indonesia hadir di WhatsApp.
Jadilah yang pertama mendapatkan berita, investigasi dan liputan mendalam dari BBC News Indonesia, langsung di WhatsApp Anda.

Siapa yang dilayani oleh UNRWA?

Saat ini, sekitar 5,9 juta pengungsi Palestina memenuhi syarat untuk mendapat layanan UNRWA.
Dari jumlah itu, ada lebih dari 1,5 juta orang yang tinggal di 58 kamp pengungsi yang terdaftar di UNRWA.
Kamp-kamp tersebut tersebar di Yordania, Lebanon, Suriah, Jalur Gaza, hingga West Bank termasuk Yerusalem Timur.
Lebih dari 871.000 pengungsi yang terdaftar tinggal di Tepi Barat, sekitar seperempat di antaranya di 19 kamp pengungsi.
Kantor Pusat UNRWA berada di Amman dan Gaza. Lembaga ini juga memiliki kantor-kantor perwakilan di wilayah operasionalnya yakni Yordania, Lebanon, Suriah, Tepi Barat (termasuk Yerusalem Timur) dan Gaza.

Apa yang dilakukan UNRWA di Gaza?

Ada sekitar 1,4 juta pengungsi di Gaza dan delapan kamp pengungsian yang terdaftar di UNRWA.
Sejak 7 Oktober 2023, sebagian besar dari warga Gaza yang berjumlah 2,3 juta orang telah melarikan diri ke wilayah selatan. Setidaknya satu juga orang Palestina kini tinggal di kamp UNRWA.
Lembaga ini memiliki 13.000 staf dan menjadi Badan PBB terbesar di Gaza.
UNRWA menjalankan fasilitas-fasilitas keseatan, pendidikan, termasuk pusat pelatihan guru dan hampir 300 sekolah dasar. Lembaga ini juga memproduksi buku-buku pelajaran untuk mendidik anak-anak muda Palestina.
Sebuah sekolah yang dijalankan oleh UNRWA berubah menjadi kamp pengungsian di Gaza

Apa yang telah terjadi sejak konflik Israel-Gaza?

Lebih dari 42.000 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, telah tewas sejak Israel melancarkan serangan udara dan menginvasi Gaza sebagai respons atas serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
UNRWA mengatakan setidaknya 231 stafnya di Gaza juga telah terbunuh.
Menurut PBB, sekitar 1,9 juta orang Gaza (90% dari populasi) menjadi pengungsi di dalam wilayah itu. Banyak dari mereka telah berulang kali mengungsi, sampai 10 kali bahkan lebih.
Sejak Israel memulai serangan militer baru di Gaza utara pada Oktober, kelompok-kelompok kemanusiaan mengatakan hampir tidak ada bantuan yang masuk ke wilayah tersebut.
Data Israel sendiri menunjukkan bahwa pengiriman bantuan ke Gaza telah anjlok dibandingkan pada September.
Sebelum serangan 7 Oktober, sebanyak 500 truk bantuan masuk ke Gaza setiap harinya. Namun dalam 10 hari pertama Oktober tahun ini, hanya 30 truk yang diizinkan masuk per hari, jumlah terendah yang tercatat sejak konflik.
Klasifikasi Fase Keamanan Pangan Terpadu (IPC) yang didukung PBB mengatakan sekitar 1,84 juta orang mengalami tingkat kerawanan pangan akut yang tinggi.
Sebanyak 664.000 orang di antaranya mengalami kelaparan tingkat "darurat" dan hampir 133.000 menghadapi kelaparan tingkat "bencana" di Gaza.

Bagaimana operasional UNRWA dibiayai?

Sebagian besar operasional UNRWA dibiayai dari bantuan sukarela dan dana dari negara-negara donor.
Donor terbesar lembaga ini adalah AS yang menyumbang US$422 juta (Rp6,6 triliun) pada tahun 2023. Jerman adalah donor terbesar kedua, menyumbang US$212,8 juta (Rp3,3 triliun).
Kedua negara ini berkontirbusi pada sebagian besar pendanaan UNRWA yang jumlahnya mencapai US$1,46 miliar.
Sekolah yang dikelola UNRWA rusak berat setelah terkena serangan Israel di Gaza

Mengapa Israel melarang UNRWA?

Israel menuduh UNRWA berkolusi dengan Hamas di Gaza.
Selama beberapa dekade terakhir, Israel telah menentang lembaga ini. Namun ketegangan di antara keduanya mencapai puncaknya setelah peristiwa 7 Oktober, di mana Hamas menyerang Israel dan menewaskan 1.200 orang serta menyandera lebih dari 250 orang.
Israel kemudian mengklaim bahwa beberapa staf UNRWA terlibat dalam serangan tersebut.
PBB kemudian melakukan investigasi dan memberhentikan sembilan staf pada Agustus.
Lembaga itu mengatakan bahwa mereka telah memeriksa referensi dan latar belakang semua stafnya secara rinci, bahkan berbagi daftar staf dengan Israel.
Masalah itu sempat membuat negara-negara donor menangguhkan pendanaan terhadap UNRWA. Sebagian besar telah melanjutkan kembali donasinya, kecuali AS sebagai donor terbesar UNRWA.
AS menyatakan tidak akan meneruskan bantuannya sampai UNRWA membuat "kemajuan yang nyata".

Apa respons PBB?

Sekretaris Jenderal PBB António Guterres telah memperingatkan bahwa pelarangan tersebut akan menimbulkan "konsekuensi yang sangat buruk" jika diberlakukan.
Menurutnya, itu akan "merugikan upaya penyelesaian konflik Israel-Palestina serta perdamaian dan keamanan di wilayah itu secara keseluruhan".
Direktur UNRWA William Deere mengaku tak yakin lembaganya punya rencana cadangan setelah Israel memutuskan melarang operasional mereka.
"Kami adalah tulang punggung bantuan kemanusiaan [di Gaza]," katanya kepada BBC.

Baca juga: