Konten Media Partner

Foto Ikonik Jane Goodall yang Mengabadikan Ikatan Manusia dan Simpanse

3 September 2023 15:10 WIB
ยท
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto Ikonik Jane Goodall yang Mengabadikan Ikatan Manusia dan Simpanse
zoom-in-whitePerbesar
Pada 1964, suami Jane Goodall, Hugo van Lawick, memotret dirinya dan bayi simpanse yang saling menjangkau. Sekian dekade kemudian, peristiwa dalam foto itu terus memengaruhi cara kita memandang simpanse.
Pada 14 Juli 1960, Jane Goodall yang saat itu berusia 26 tahun, tiba dengan perahu di tepi Danau Tanganyika, Tanzania.
Di sini, di tempat yang sekarang menjadi Taman Nasional Gombe Stream, penelitian ilmiahnya yang inovatif tentang perilaku simpanse dimulai.
Goodall, yang sebelumnya adalah seorang mahasiswa sekretaris tanpa gelar sarjana di bidang sains, mengatakan bahwa dia mengamati subjek liarnya dengan pikiran terbuka dan tanpa prasangka.
Pada masa itu, hal tersebut terbilang kontroversial, dia menentang tradisi dengan memberi nama pada simpanse, bukan angka.
Satu gambar yang diambil dari sosok Goodall dengan pendekatan barunya tersebut, menantang norma ilmiah dan telah menjadi salah satu foto yang paling terkenal.
Mendiang suaminya, fotografer Belanda Hugo van Lawick, pergi ke Gombe pada 1962 di mana dia mengabadikan ribuan foto Goodall. Tetapi pada 1964 dia mengambil apa yang menjadi foto ikonik Goodall dengan bayi simpanse, yang dikenal sebagai Flint.
Dalam foto tersebut, Goodall terlihat berjongkok dan mengulurkan tangan kanannya ke Flint, simpanse pertama yang lahir di Gombe setelah kedatangan Goodall, sementara Flint mengulurkan tangan kirinya ke arahnya.
Seperti yang dikatakan Goodall kepada BBC Future, foto ini ada jauh sebelum era fotografi digital, jadi dia harus menunggu beberapa saat sebelum dia bisa melihat hasilnya.
"Perlu beberapa bulan atau lebih sebelum ada cara yang aman untuk mengirim gulungan yang terbuka ke [National] Geographic untuk diproses, dan kemudian menunggu lagi sementara mereka mengirim cetakannya kembali ke Kigoma," kenangnya.
"Ketika saya melihatnya, meskipun saya tidak menyadari itu akan menjadi ikon, itu membuat saya memikirkan lukisan Michelangelo yang berjudul 'God reaching out to Man'."
Foto yang diambil pada 1964 ini pertama kali diterbitkan di Majalah National Geographic pada Desember 1965.
Foto lain dari Goodall yang mempelajari simpanse Gombe ada di sampul depan dan diterbitkan sebagai bagian dari rangkaian foto van Lawick berjudul "New Discoveries Among Africa's Chimpanzees".
Pada tahun yang sama, National Geographic merilis 'Miss Goodall and the Wild Chimpanzees', yang pertama dari banyak film dokumenter yang menampilkan penelitian Goodall.
Foto tersebut, bersama dengan film dokumenter karya van Lawick; 'People of the Forest: The Chimps of Gombe', telah "memaksa sains untuk meninggalkan gagasan bahwa manusia adalah satu-satunya makhluk hidup dengan kepribadian, pikiran, dan emosi" kata Goodall, seraya menambahkan bahwa dia diajari hal ini sebagai seorang mahasiswa di Universitas Cambridge pada 1962.
"Jadi [gambar ini] membuka cara baru untuk memahami siapa hewan dan menunjukkan bahwa kita manusia adalah bagian dari dan tidak terpisah dari 'kingdom animalia' lainnya."
Goodall adalah orang pertama yang memperhatikan bahwa simpanse sedang melucuti batang rumput yang kaku, lalu memasukkannya ke dalam lubang di gundukan rayap untuk menangkap dan memakannya.
Sampai saat itu, penggunaan alat seperti ini diyakini dapat membedakan manusia dari semua hewan lainnya.
Mark Wright, direktur sains di badan amal konservasi WWF, mengatakan Goodall adalah "pelopor sejati" dalam banyak hal.
Tapi foto ini membantu orang menyadari pentingnya perspektif perempuan dalam komunitas penelitian ilmiah, katanya.
"Dia adalah sosok perempuan muda yang mengatakan bahwa perempuan memiliki posisi yang sama baiknya untuk melakukan penelitian kelas satu di lapangan.
"Sampai saat itu, ini adalah lingkungan yang didominasi laki-laki. Kemudian ada suksesi perempuan terkenal yang melakukan pekerjaan semacam ini."
Gilbert M Grosvenor, mantan ketua National Geographic Society, juga berpendapat bahwa "jalur perintis Goodall untuk perempuan ahli primata lainnya bisa dibilang merupakan warisan terbesarnya".
"Selama sepertiga terakhir abad ke-20, Dian Fossey, Birute Galdikas, Cheryl Knott, Penny Patterson, dan lebih banyak lagi perempuan yang telah mengikutinya," tulisnya dalam biografi ahli primata Jane Goodall Institute.
"Tentu saja, saat ini para pempuan mendominasi penelitian tentang perilaku primata dalam jangka panjang di seluruh dunia." (Baca selengkapnya: Jane Goodall: How she redefined mankind).
Ketika foto itu diambil pada 1964, Goodall tenggelam dalam kehidupan di Gombe, mulai memahami simpanse-simpanse yang dipelajarinya, dan perlahan membangun pengamatannya terhadap perilaku mereka.
Pengalaman langsung ini selalu menjadi prioritasnya, kata Wright.
"Foto ini mengingatkan kita bahwa untuk sebagian besar pekerjaan ini, tidak ada alternatif selain berada di lapangan.
"Banyak penelitian dilakukan di kebun binatang atau taman safari, tapi Anda harus terjun ke lapangan untuk benar-benar memahami perilaku alam.
"Dan Anda harus melakukannya dalam jangka panjang, Anda tidak bisa hanya bertahan selama beberapa minggu. Dia menegaskan hal itu."
Goodall pergi ke Afrika Timur tanpa kualifikasi formal dan tinggal di Gombe selama lebih dari dua dekade, mendedikasikan hidupnya untuk mempelajari simpanse dari generasi ke generasi.
Wright mengatakan foto ini menyampaikan pesan yang kuat kepada orang-orang yang belum mempelajari sains tetapi masih ingin terlibat dalam penelitian, karena kadang-kadang pikiran terbuka adalah titik awal terbaik:
"Ini bukan tentang seseorang yang memakai jas lab, dia yang membuat hal ini bisa diterima. Dan karena dia tidak dibebani oleh banyak pelatihan formal, dia bisa masuk sebagai pemikir bebas dan kemudian menginterpretasikan [apa yang dia lihat]."
Karena tertarik untuk membuka dunia penelitian ilmiah bagi semua orang, Goodall telah menginspirasi banyak orang untuk mempelajari primatologi di lapangan.
Sejak 1960, lebih dari 482 makalah penelitian ilmiah dan tesis pascasarjana tentang kesehatan dan perilaku simpanse telah diterbitkan oleh Gombe Stream Research Center, dengan ratusan ilmuwan yang belajar di sana.
Di samping banyak film dokumenter, buku, dan artikel National Geographic tentang dirinya, foto-foto Goodall dengan Flint menandai pentingnya melestarikan individu hewan.
"Sebelumnya penelitian ini semuanya tentang menyelamatkan spesies, individu tidak penting. Pemikiran ilmiah telah berubah," kata Goodall.
Suatu tinjauan di tahun 2021 oleh antropolog Amerika Serikat, Michael Lawrence Wilson, merangkum banyak temuan penelitian yang dilakukan di Gombe dan merefleksikan dampak dari upaya penelitian simpanse yang dirintis oleh Goodall.
"Gombe mencontohkan apa yang telah menjadi pendekatan standar untuk penelitian-penelitian lapangan terhadap primata, seperti penelitian kolaboratif, mengumpulkan informasi sistematis tentang individu yang sudah teridentifikasi, diikuti sepanjang hidup mereka," simpulnya.
Sekarang, foto ini membuat Goodall bernostalgia.
"Foto ini mengingatkan saya pada saat-saat ajaib ketika saya mengenal setiap simpanse sebaik mengenal anggota keluarga saya.
"Saya menyaksikan perkembangan Flint dari bayi kecil menjadi anak yang manja, selalu dibela oleh kakak perempuannya atau salah satu kakak laki-lakinya jika anak lain tidak sengaja (atau terkadang sengaja!) menyakitinya.
"Foto itu membuat saya memikirkan hari-hari terbaik dalam hidup saya," katanya.
Kedekatan antara Goodall dan Flint dalam foto itu juga mencerminkan budaya pada saat itu, kata Wright, menunjukkan bahwa para ilmuwan berjarak atas subjek hewan yang mereka amati.
"Tapi dia melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya ... Saya angkat topi padanya. Karyanya benar-benar luar biasa."
Yang terpenting, foto tersebut menunjukkan kecintaan tulus Goodall pada subjeknya, kata Wright.
"Ada kehangatan dan kasih sayang untuk spesies yang dia pelajari. Ada juga cinta untuk Gombe, dia telah menemukan tempatnya."
Bagi Goodall, hubungannya yang sederhana dengan Flint-lah yang membuat foto ini begitu menawan.
"Saya menduga itu adalah daya tarik dari bayi simpanse kecil yang mengulurkan tangan dengan penuh kepercayaan, suatu ikatan yang nyata antara manusia dan simpanse. Setidaknya, itulah mengapa hal ini begitu kuat bagi saya!"
*The Jane Goodall Institute mencatat bahwa kontak fisik dengan hewan liar tidak lagi dianggap pantas dan mengatakan bahwa "tidak mendukung penanganan, interaksi, atau jarak dekat dengan simpanse atau satwa liar lainnya".
--
Anda dapat menbaca versi bahasa Inggrisnya, The human-chimp bond captured in an iconic photo, di BBC Future.