Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Para Pemimpin Negara dengan Masa Jabatan Tersingkat di Dunia
22 Oktober 2022 10:00 WIB
·
waktu baca 5 menitPengunduran diri Liz Truss sebagai perdana menteri menunjukkan bahwa Inggris sekarang (setidaknya) mempunyai lima perdana menteri berbeda-beda dalam tempo enam tahun lebih sedikit. Tapi ternyata silih berganti pucuk pimpinan di Inggris itu bukan bukan rekor dunia.
Rakyat Argentina mengalami pergantian lima presiden dalam kurun dua minggu saja!
Walaupun masa jabatan Truss sebagai perdana menteri yang hanya 45 hari tercatat sebagai jabatan paling singkat dalam sejarah politik Inggris, masa jabatan itu tergolong lama dibanding sejumlah pemimpin lain di dunia.
Kanselir Nazi Jerman semalam saja
Joseph Goebbels dikenang sebagai menteri propaganda Jerman selama kekuasaan Nazi (1933-1945). Tapi tak banyak orang tahu bahwa dia juga sempat menduduki posisi paling tinggi — meskipun hanya sehari.
Ini terjadi pada 30 April 1945, ketika pemegang jabatan saat itu Adolph Hitler melakukan bunuh diri di di ruang bawah tanah di Berlin pada hari-hari terakhir Perang Dunia II di Eropa.
Sebagai orang nomor dua setelah Hitler, Goebbels naik menjadi kanselir, tapi dia bersama istrinya juga kemudian melakukan bunuh diri setelah meracuni enam anak mereka dengan sianida.
Sebulan di Gedung Putih
William Henry Harrison (1773-1841) mendapat penghormatan yang tak jelas, yakni sebagai presiden Amerika Serikat (AS) pertama yang meninggal dunia ketika masih menjabat dan presiden dengan masa jabatan paling singkat.
Mantan perwira militer itu baru menjabat selama 21 hari ketika jatuh sakit karena pneumonia dan meninggal dunia pada usia 68.
Gonta-ganti presiden di Casa Rosada
Argentina mengalami situasi yang parah pada Desember 2001: krisis ekonomi menyulut protes jalanan yang diwarnai kekerasan. Sekurang-kurangnya 25 orang meninggal dunia.
Kekacauan politik yang terjadi sesudahnya menyebabkan Presiden Fernando de La Rua mundur pada 20 Desember.
Apa yang terjadi setelah itu adalah keruntuhan politik yang beruntun: De La Rua digantikan dengan pemimpin mayoritas di Senat, Ramon Puerta. Seharusnya wakil presiden menggantikan posisi presiden tapi wapres sudah mengundurkan diri terlebih dahulu.
Dua hari kemudian, Puerta meninggalkan jabatannya karena Kongres Argentina menunjuk Adolfo Rodriguez Saa untuk menempati Casa Rosada, kantor kepresidenan.
Tapi Saa juga mundur hanya dalam tempo seminggu setelah kebijakan ekonomi darurat yang diusungnya tidak banyak mendapat dukungan.
Berdasarkan undang-undang, Puerta semestinya kembali menjabat, tapi dia menolak, dan mundur sebagai pemimpin Senat.
Lalu Ketua DPR Eduardo Camano naik menjadi presiden, presiden keempat.
Tiga hari kemudian, dia mundur dan digantikan oleh presiden pilihan Kongres, Eduardo Duhalde, yang bertahan sampai pemilu 2003.
Memimpin India kurang dari dua minggu
Mantan Perdana Menteri India Atal Behari Vajpayee memegang rekor perdana menteri paling singkat. Dia hanya berkuasa selama 13 hari pada 1996 setelah gagal membentuk koalisi mayoritas menyusul pemilihan parlemen.
Dia kembali berkuasa pada 1998, tapi hanya bertahan selama 13 bulan karena koalisinya pecah dan parlemen dibubarkan.
Namun, partai pimpinan Vajpayee, BJP, kembali berkibar dalam pemilu berikutnya, dan dia menjadi perdana menteri untuk masa jabatan ketiga antara 1999 hingga 2004.
Dilantik dan dilengserkan pada hari yang sama di Sierra Leone
Siaka Stevens tercatat sebagai perdana menteri dengan masa jabatan tersingkat dan sekaligus presiden dengan masa jabatan terlama dalam sejarah Sierra Leone.
Terpilih dalam pemilihan sengit pada 1967, dia dilengserkan dan ditangkap dalam kudeta militer di hari yang sama dengan pelantikannya.
Kendati demikian, Stevens, kembali ke puncak kekuasaan setahun kemudian setelah pemerintahan militer bubar dan menjabat sebagai presiden mulai dari 1971 hingga 1985.
Pemerintahannya diwarnai dengan kediktatoran dan berbagai tuduhan pelanggaran hak asasi manusia serta kecurangan pemilu.
Presiden sangat sementara di Meksiko dan Brasil
Selain contoh yang terjadi di Argentina, kawasan Amerika Latin mempunyai banyak catatan kekuasaan presiden yang amat singkat: Presiden Meksiko Pedro Lascurain duduk di kursi presiden kurang dari satu jam dalam kudeta yang menggulingkan Presiden Francisco Madero pada Februari 1913.
Di Brasil, Ketua DPR Carlos Luz menduduki kursi presiden pada 8 November 1955, setelah Presiden Cafe Filho sakit keras.
Ketika itu, Brasil sudah memilih presiden baru, Juscelino Kubitschek, tapi masa jabatannya baru mulai pada Januari 1956.
Tiga hari kemudian, Luz mengosongkan kursinya atas perintah Kementerian Pertahanan, yang mengklaim presiden sementara itu menyiapkan perebutan kekuasaan untuk menggagalkan pelantikan Kubitschek.
Ketua Senat Nereu Ramos kemudian menduduki jabatan presiden selama dua bulan.
Raja juga tak lama bertakhta
Raja dan ratu tidak harus bertarung dalam pemilihan umum dan di era modern mereka relatif tak terusik akibat revolusi yang menuntut pembentukan negara republik, tetapi ini tidak berarti takhta mereka berlangsung lama.
Sebagai contohnya adalah Raja Umberto II dari Italia. Pada 1946,dia naik takhta menggantikan ayahnya, Vittorio Emmanuelle, dan berusaha melunakkan sentimen anti-monarki yang semakin kuat di Italia dengan jalan menggelar referendum masa depan kerajaan.
Nasib malang bagi raja sebab 54% warga Italia mendukung Italia menjadi republik. Takhta Umberto hanya berlangsung 34 hari.
Takhta Raja Nepal Dipendra Bir Bikram Shah Dev bahkan lebih singkat lagi. Pada 1 Juni 2001, dia yang bergelar putra mahkota saat itu, menembak mati kedua orang tuanya dan sejumlah anggota keluarga lainnya di lingkungan kerajaan. Dia melakukan hal itu atas dugaan balas dendam karena keluarganya tidak merestui pernikahannya dengan seorang aristokrat India.
Dipendra berusaha menghabisi nyawanya sendiri setelah melakukan pembunuhan.
Namun dia tidak meninggal seketika dan mengalami koma, dan baru meninggal dunia tiga hari kemudian. Selama periode itu, Dipendra secara teknis adalah raja Nepal.
Di kalangan para raja, rekor takhta tersingkat mungkin dipegang Raja Louis XIX dari Prancis. Pada 2 Agustus 1830, dia naik takhta setelah ayahnya, King Charles X, turun takhta di tengah gelombang demonstrasi menentang kerajaan.
Tapi Raja Louis XIX juga turun takhta hanya 20 menit kemudian, untuk digantikan oleh sepupunya Duke of Bordeaux.