Konten Media Partner

Serangan Rusia ke Ukraina: Kota-kota yang Hancur Kini Menggali Kuburan Massal

15 Maret 2022 17:31 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Situasi area perumahan di Kota Mariupol setelah diserang artileri Rusia pada 10 Maret 2022.
zoom-in-whitePerbesar
Situasi area perumahan di Kota Mariupol setelah diserang artileri Rusia pada 10 Maret 2022.
Pengeboman oleh Rusia di beberapa tempat di Ukraina begitu intens sehingga kota-kota besar terpaksa langsung menguburkan puluhan korban sipil di kuburan massal tanpa prosesi semestinya.
Salah satunya di Mariupol, kota pelabuhan utama yang dihancurkan oleh serangan terus-menerus Rusia. Beberapa tempat pemakaman darurat telah digali dengan tergesa-gesa dalam dua minggu terakhir.
"Kami tidak dapat mengubur [para korban] di pemakaman pribadi, karena lokasinya berada di luar kota dan perimeternya dikendalikan oleh pasukan Rusia," kata wakil wali kota Mariupol, Serhiy Orlov, kepada BBC melalui telepon.
Bahkan pemakaman kota yang sudah lama ditutup kini dibuka kembali, kata Orlov.
Peringatan: Artikel ini berisi beberapa foto yang mungkin bisa memengaruhi emosi pembaca.
Pada hari Minggu (13/3), dewan kota mengatakan jumlah korban sipil telah meningkat di atas 2.100 jiwa. Serangan pasukan Rusia telah mencegah evakuasi massal dari Mariupol, meskipun ada upaya untuk membuka rute keluar yang aman.
Orlov tidak bisa memberikan jumlah total warga sipil yang tewas dan dimakamkan di kuburan massal, tetapi mengatakan 67 jenazah berada di satu lokasi. "Beberapa di antaranya kami tidak dapat mengidentifikasi, tetapi beberapa lagi memiliki dokumen."
Ribuan warga bersembunyi di ruang bawah tanah dan dalam beberapa kasus, katanya, warga mengubur anggota keluarganya secara pribadi di halaman atau kebun.
Rusia menyerang Ukraina:
Tim pembersih dan perbaikan jalan belakangan lebih sering mengumpulkan korban-korban tewas di jalanan, katanya.
"Beberapa orang tewas selama evakuasi itu. Kami tidak memiliki listrik, atau pemanas, sanitasi, air, makanan selama 11 hari," katanya.
Sekitar 600km ke barat laut Ibu Kota Kyiv, sebuah kuburan massal digali di dekat sebuah gereja di Kota Bucha, kata anggota parlemen lokal Mykhailyna Skoryk-Shkarivska. Ini berisi lebih dari 60 mayat.
Video pemakaman itu diposting di Facebook oleh seorang dokter yang bekerja di dekat Irpin, Andriy Levkivsky. Para dokter menguburkan para korban yang telah dibawa ke RS Irpin.
Skoryk-Shkarivska mengatakan kepada BBC bahwa "layanan ritual" dilakukan di rumah sakit sebelum penguburan. Tidak semua telah diidentifikasi dan "tidak ada yang tahu persis di mana kerabat mereka berada," katanya.
"Sekarang kami sedang berdiskusi dengan para sukarelawan bagaimana membuat sistem digital untuk mengidentifikasi orang dan melacak kerabat yang hilang," katanya.
Kuburan massal di Kota Bucha.
Pasukan Rusia merebut rumah sakit pada hari Sabtu dan menyuruh para dokter untuk pergi, katanya, berbicara melalui telepon dari Ukraina barat. Bucha dan setengah dari Irpin sekarang berada di tangan Rusia, katanya.
Munculnya lagi kuburan massal sangat mengejutkan Ukraina. Masih banyak keluarga yang memiliki kenangan pahit Perang Dunia Kedua, ketika orang-orang Yahudi dan partisan Soviet dibunuh oleh Nazi, dan Holodomor - kelaparan yang diciptakan di Ukraina oleh perampasan gandum dan ternak oleh rezim Soviet pada 1930-an.
"Paman saya berusia 92 tahun dan bahkan dia membandingkannya dengan masa kecilnya dalam perang," kata Skoryk-Shkarivska, yang menekankan bahwa "penting bagi kita untuk mengubur kerabat secara tradisional, dengan cara Kristen, dengan berdoa".
Di bagian utara Ukraina, Kota Kharkiv, Chernihiv dan Sumy dikelilingi oleh pasukan Rusia dan penembakan tanpa henti telah menewaskan banyak warga sipil di sana juga.
Pada 6 Maret, Oleksandra Matviichuk, seorang juru kampanye kebebasan sipil, mencuit foto peti mati di parit, disertai dengan pesan:
"Jadi, warga sipil yang tewas dalam pengeboman oleh Rusia di Chernihiv dimakamkan di parit. Karena pemakaman kota utama di Yatsevo terus-menerus diserang oleh penjajah Rusia, para korban dimakamkan di hutan Yalivshchyna."
Oleksandr Lomako, sekretaris dewan kota Chernihiv, mengatakan kepada BBC bahwa para korban serangan udara dan penembakan Rusia dikuburkan di pemakaman sementara.
Dia menegaskan bahwa pemakaman utama kota itu sekarang tidak dapat diakses sejak pasukan Rusia mengepung kota tersebut di tiga sisi, yang terdekat sekitar 10 km jauhnya.
Kuburan massal di sebuah parit di Kota Chernihiv
"Setelah perang, kami akan menguburkan kembali mereka yang meninggal," katanya, sambil memperkirakan korban tewas dari warga sipil kota itu akibat pengeboman oleh Rusia menjadi sekitar 200 orang.
Satu serangan udara langsung menewaskan 45 orang di Chernihiv - jumlah yang terbanyak, kata Lomako. Dia menambahkan bahwa pengeboman malam menewaskan rata-rata tujuh warga sipil.
"Pesawat-pesawat itu menjatuhkan tiga hingga empat bom di blok perumahan. Satu juga menghantam rumah sakit, tetapi masih berfungsi. Puluhan blok perumahan telah dihancurkan di pinggir kota."
Selain bukti penguburan massal, ada juga data kuburan darurat.
Seorang ibu dan anak dimakamkan di halaman blok apartemen baru mereka di Irpin, yang telah hancur lebur oleh serangan Rusia.
Sebuah foto kuburan itu disebar secara luas oleh warga Ukraina, dan sebuah cuitan oleh jurnalis Olga Rudenko menunjukkan Marina Met dan putranya Ivan saat menikmati hidup mereka di Kyiv sebelum invasi.
Kuburan darurat ibu dan anak di Kota Irpin.
Bagi yang memiliki orang-orang terkasihnya menderita akibat pengepungan dan penembakan dari pasukan penyerang, pemakaman di kuburan darurat tidak diragukan lagi akan terasa seperti penghinaan yang terakhir.