Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Katalog Karyawan: Sebuah Refleksi Kesatuan Hati dan Budi
5 Desember 2024 8:36 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Odemus Bei Witono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Belum lama ini, sebuah yayasan/perkumpulan sekolah swasta di Jakarta menerbitkan katalog unik yang memuat foto wajah setiap karyawan, baik itu pendidik maupun tenaga kependidikan. Dalam katalog tersebut, tidak ada label jabatan, hierarki, atau status sosial. Semua karyawan ditampilkan setara, hanya saja dalam keseharian rutin dibedakan oleh fungsi dan tanggung jawab masing-masing.
ADVERTISEMENT
Ketika saya membuka katalog itu, wajah demi wajah tampak hidup, membawa cerita dan kesan tersendiri. Ada yang telah bergabung sejak tahun 1985 dan masih aktif hingga hari ini, dan ada pula wajah-wajah baru dari mereka yang mulai bekerja pada tahun 2024. Masing-masing mencerminkan keceriaan, komitmen, dan karakter beragam. Melihat foto-foto tersebut, saya membayangkan perjalanan panjang mereka dalam mendukung karya di dunia pendidikan.
Lebih dari sekadar dokumentasi visual, katalog ini menjadi simbol yang jauh lebih dalam kesatuan hati dan budi. Katalog ini mengingatkan tiap karyawan bahwa, di balik setiap wajah, ada perjuangan, pengorbanan, dan semangat yang sama dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Wajah-wajah tersebut adalah teman seperjalanan, rekan dalam sebuah misi mulia di bidang pendidikan.
ADVERTISEMENT
Ketiadaan hierarki dalam katalog ini memberikan kesan yang luar biasa. Dalam dunia kerja, jabatan sering kali menjadi pemisah antara satu individu dengan individu lain. Akan tetapi katalog ini menghapus batas itu, menampilkan semua orang dalam kesetaraan. Dengan cara ini, katalog menjadi semacam pengingat bahwa, meskipun tugas dan tanggung jawab berbeda, semua orang adalah bagian integral dari visi besar yang sama.
Hal ini mengingatkan saya pada kisah St. Fransiskus Xaverius, seorang misionaris terkenal yang menjalankan tugas berat di Asia Timur dan Selatan. Dalam misinya, dia membawa foto lukisan teman-temannya. Foto-foto itu tidak hanya menjadi pengingat visual, tetapi juga sumber kekuatan emosional dan spiritual. Fransiskus percaya bahwa dukungan, doa, dan solidaritas dari teman-temannya membuat misi yang berat terasa lebih ringan.
ADVERTISEMENT
Seperti halnya St. Fransiskus, katalog ini menjadi pengingat bagi saya dan rekan-rekan di sekolah bahwa kami tidak bekerja sendiri. Ada banyak teman yang turut berjuang, mendoakan, dan mendukung dalam tugas harian. Katalog ini mengokohkan rasa solidaritas tersebut.
Misi pendidikan bukanlah misi yang mudah. Tugas mencerdaskan bangsa dan membentuk karakter generasi muda memerlukan dedikasi tinggi. Kehadiran katalog ini, tentu saja memberikan dukungan semangat baru. Melihat foto rekan-rekan sejawat, saya tersadar bahwa diri ini bukanlah satu-satunya yang berjuang. Setiap individu dalam katalog itu memiliki peran penting dalam roda besar ini.
Kesatuan hati dan budi yang tergambar dalam katalog merupakan energi yang nyata. Ketika melihat wajah-wajah itu, saya merasa terhubung. Bukan hanya sebagai teman kerja, tetapi sebagai bagian dari keluarga besar yang memiliki tujuan bersama. Ada kebanggaan dan haru ketika menyadari bahwa kami, meskipun berbeda dalam banyak hal, adalah "kita" dalam misi yang sama.
ADVERTISEMENT
Misi kami tidak hanya sekadar mengajar, tetapi juga membentuk karakter. Pendidikan di sini tidak hanya soal kecerdasan intelektual, tetapi juga kedalaman moral, integritas, disiplin, kepedulian, keunggulan, kemandirian, dan cinta tanah air. Katalog ini menjadi simbol nyata bahwa kami, para pendidik dan tenaga kependidikan, memiliki peran yang tidak terpisahkan dalam mewujudkan cita-cita besar itu.
Ide katalog bergambar ini bukan hanya relevan untuk dunia pendidikan. Dalam berbagai bidang lain, konsep serupa dapat diterapkan. Misalnya, dalam dunia kesehatan, organisasi sosial, atau perusahaan, katalog seperti ini bisa menjadi alat dalam memperkuat rasa kebersamaan. Dengan menghadirkan wajah-wajah manusia di balik institusi, kita mengingatkan diri bahwa pekerjaan bukan hanya soal angka atau target, tetapi juga tentang manusia dan nilai-nilai.
ADVERTISEMENT
Dalam dunia yang semakin terhubung tetapi sekaligus terpisah oleh teknologi, katalog semacam ini menjadi pengingat akan pentingnya hubungan manusiawi. Wajah-wajah dalam katalog tentu saja mengingatkan tiap pribadi bahwa kita bekerja bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk tujuan bersama.
Bagi saya, katalog ini merupakan simbol harapan dan semangat. Ketika saya merasa lelah atau kehilangan motivasi, melihat wajah-wajah dalam katalog itu memberikan dorongan baru. Ada teman-teman yang sedang bekerja keras seperti yang saya alami, dan ada pula yang menghadapi tantangan yang mungkin lebih besar tetapi tetap teguh.
Katalog karyawan juga menjadi pengingat bahwa pekerjaan kami adalah sebuah perutusan. Dalam pendidikan, perutusan ini berarti mencerdaskan kehidupan bangsa, membentuk karakter generasi penerus, dan menjunjung nilai-nilai luhur. Dengan katalog ini, saya merasa lebih terhubung dengan misi itu, lebih terinspirasi untuk melayani dengan sepenuh hati.
ADVERTISEMENT
Sebagai catatan akhir melalui katalog ini, saya menyadari bahwa kita tidak pernah benar-benar sendiri dalam pekerjaan. Ada komunitas, ada solidaritas, ada kesatuan hati yang terwujud dalam wajah-wajah yang tersenyum dalam katalog tersebut.
Katalog ini bukan hanya kumpulan foto. Ia adalah refleksi dari kebersamaan, pengingat akan tujuan mulia, dan penguat semangat dalam menghadapi tantangan. Saya berharap, semangat yang sama dapat ditularkan ke berbagai bidang lain, karena dunia ini memerlukan lebih banyak simbol kebersamaan seperti ini.
Dalam setiap wajah, ada cerita. Dalam setiap cerita, ada harapan. Dan dalam setiap harapan, ada semangat untuk terus melangkah bersama.