Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
SOLO - Sinergi dengan Perguruan Tinggi (PT) dan perbankan dilakukan Perum Bulog untuk meningkatkan produktivitas hasil pertanian. Kali ini, Bulog melakukan kerjasama on farm dengan Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo. Hal ini dikatakan Direktur Utama (Dirut) Perum Bulog, Budi Waseso, saat menghadiri panen beras perdana hasil kerjasama antara Bulog, Ikatani, UNS dan BNI pada Jumat (21/06/2019).
ADVERTISEMENT
"Melalui kerjasama ini, diharapkan dapat menghasilkan produk pangan berkualitas dan terjangkau bagi masyarakat serta memberikan jaminan modal dan kepastian pasar bagi petani,” ujarnya.
Kerjasama tersebut diIakukan dengan tujuan menciptakan pemberdayaan pertanian, meningkatkan kesejahteraan petani, penyelenggaraan pendidikan, pelatihan dan pengabdian kepada masyarakat. Ruang lingkup kerjasama meliputi kegiatan pengelolaan on farm, pemanfaatan teknologi pengolahan Iahan dan budidaya modern, serta manajemen dan penanganan pasca panen.
"Kami melibatkan perbankan agar petani tidak lagi terjebak pada tengkulak. Selama ini, bentuk kerjasama dengan perguruan tinggi hanya sebatas penelitian. Padahal, perguruan tinggi pertanian selalu mengembangkan teknologi pertanian seperti bibit unggul. Jika tidak ditindaklanjuti, maka dunia pertanian tidak akan berkembang," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Rektor UNS, Prof. Jamal Wiwoho, mengatakan panen padi di lahan milik UNS tersebut merupakan panen perdana. Bibit unggul padi yang ditanam adalah jenis produk padi Genjah Varietas Trisakti yang panen pada umur 75 hari dan padi Logawa Mas dengan masa panen 110 hari.
ADVERTISEMENT
"Padi yang dihasilkan selain masa tanamnya pendek, rasa berasnya juga pulen dan tahan hama," ujarnya.
Di lahan sawah milik UNS seluas 2 hektar tersebut, kisaran produktivitas on farm kemitraan ini mencapai 7 ton per hektar. Gabah kering panen hasil on farm tersebut dibeli oleh Bulog dengan harga Rp 4.070, per kilogram, sesuai Harga Pembelian Pemerintah (HPP). (Agung Santoso)