Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Sebut Harga BBM Naik Jangan Ditanggapi Ribet, Bupati Karanganyar: Itu Memotivasi
12 September 2022 18:56 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
KARANGANYAR - Video berisi komentar Bupati Karanganyar , Juliyatmono, terhadap kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) viral di media sosial. Video berdurasi 28 detik itu diambil saat Juliyatmono mengikuti acara di halaman kantor Kecamatan Colomadu, Selasa (30/08/2022) malam.
ADVERTISEMENT
Dalam video tersebut, Juliyatmono mengomentari polemik kenaikan harga BBM dalam bahasa Jawa.
“Apa maneh pemerintah ki rencanane arep ngunggahke Pertalite. Munggah karepe, ora karepe. Wong ndek wingi tuku yo iso, ora sah ditanggapi ribet-ribet ya, ngono. (Apalagi pemerintah berencana menaikkan harga Pertalite. Naik terserah, tidak naik terserah. Kemarin juga bisa beli, tidak usah ditanggapi ribet-ribet ya? Gitu),” ujar Juliyatmono.
Politisi Partai Golkar ini melanjutkan kalimatnya, dengan berpesan agar masyarakat tidak perlu pergi jika tidak punya uang.
“Wah kok ora duwe duit? Ora usah lunga. Ngono kan penak to, turu ning omah, nyetel campursari. Luwe? Adus, ngono kok repot. (Wah kok tidak punya uang? Tidak usah pergi, begitu kan enak, tidur di rumah, mendengarkan campursari. Lapar? Mandi, begitu kok repot),” kata Juliyatmono yang disambut tawa hadirin.
ADVERTISEMENT
Pernyataan yang dipadu gurauan itu menjadi kontroversial, karena ia meminta masyarakat tidak perlu pergi jika tidak memiliki uang.
Dikonfirmasi, Senin (12/09/2022), Juliyatmono mengaku hanya berniat memotivasi masyarakat. Ia berharap masyarakat tidak terlalu khawatir, dengan dampak kenaikan harga BBM.
“Itu motivasi, mendinginkan keadaan. Cara menanggapinya tidak boleh emosional. Hidup ini harus disyukuri dalam posisi apapun,” pesannya.
“Psikologis orang dengan beban ekonomi berat, tidak boleh ditambah beban pikiran yang berat-berat,” sambungnya.
Juliyatmono menyebut, pemerintah tak tinggal diam ketika harga BBM naik. Masyarakat kurang mampu, menurutnya, tetap mendapatkan perhatian.
“Negara ini nggak mungkin akan membiarkan warganya sulit. Semua pasti dibantu, diatasi, apalagi kebutuhan pangan,” tegasnya.
Soal saran agar masyarakat mandi jika merasa lapar, Juliyatmono menjelaskan jika kalimat tersebut merupakan lelucon masa kecilnya.
ADVERTISEMENT
“Saat kita puasa dulu dan jam 12 sudah kelaparan, (disuruh) mandi. Jadi seger (lagi) untuk menunggu berbuka,” terang dia.
(Fernando Fitusia)