Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Solo Raya Polling: Jika Gibran dan Purnomo Disatukan Mempunyai Elektabilitas 91%
23 Juni 2020 20:11 WIB
ADVERTISEMENT
SOLO - Lembaga survei, Solo Raya Polling mempublikasikan hasil risetnya terkait Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) yang akan diselenggarakan di Kota Solo pada tahun 2020 ini, Selasa (23/6).
ADVERTISEMENT
Dalam publikasi hasil risetnya, Solo Raya Polling menyampaikan bahwa riset untuk Pilkada Solo sudah dilakukan sebanyak 3 kali.
Setelah dilakukan riset, Solo Raya Polling berpendapat bahwa masyarakat Solo menginginkan kandidat Gibran dan Purnomo bersatu. Hal tersebut ditunjukkan dari hasil survei elektabilitas jika kandidat Gibran dan Purnomo disandingkan sebanyak 91 persen.
"Riset untuk Pilkada Solo sudah 3 kali kita lakukan, pertama bulan Juni 2019, kedua bulan Januari 2020, dan yang ketiga ini adalah sekarang Juni 2020," terang Suwardi, Pimpinan Solo Raya Polling.
Dari ketiga riset yang telah dilakukannya, terdapat 3 kandidat kuat yang ada di Solo. Namun satu kandidat relatif agak lemah, jadi hanya terdapat 2 kandidat.
"Pertama Pak Purnomo, kedua adalah Gibran Rakabuming Raka. Ketiga adalah mantan Ketua DPR Pak Teguh. Dari aspek popularitas, ketiga tokoh ini sudah tinggi," jelas Suwardi.
ADVERTISEMENT
"Mas Gibran sejak survei pertama kali pada Juni 2019 itu tingkat popularitasnya, tingkat dikenali oleh masyarakat sudah di atas 90%. Di Januari 98%, disurvei ketiga kali 99% hampir seluruh masyarakat Kota Solo yang kita tanya apakah mengenali Gibran, hampir semua mengenali Gibran," tambah Suwardi.
Di sisi lain, Achmad Purnomo juga mempunyai tingkat popularitas yang cukup tinggi di atas 90%.
Pada variabel kedua yang diriset Solo Raya Polling adalah mengenai akseptabilitas. Akseptabilitas adalah persepsi masyarakat terhadap kemampuan Calon Wali Kota.
"Pak Pur paling tinggi, kemudian diikuti Mas Gibran, kemudian Pak Teguh," ucapnya.
Selanjutnya pada variabel ketiga yaitu elektabilitas. Menurut Suwardi elektabilitasnya cukup menarik. Achmad Purnomo saat disurvei pada Juni 2019, elektabilitasnya sudah 38%. Kemudian pada Januari 2020, Purnomo elektabilitasnya menjadi 46%. Namun saat disurvei pada Juni 2020, elektabilitas Purnomo turun dari 46% jadi 36%.
ADVERTISEMENT
"Sedangkan yang ada kenaikan itu adalah Mas Gibran. Mas Gibran di tahun 2019 itu masih 13%, di Januari 2020 naik jadi 40% dan sekarang elektabilitas Mas Gibran mencapai 55% ada peningkatan yang luar biasa dari elektabilitas Mas Gibran untuk indikator political personal," tuturnya.
Selain melakukan riset terhadap kandidat Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota kepada warga Solo, selanjutnya Solo Raya Polling melakukan simulasi terhadap dua pasangan.
"Yang dua pasangan, kita coba simulasikan antara pasangan Tikus Pithi melawan Gibran Purnomo itu 91%. Jika Mas Gibran ini berpasangan dengan Pak Purnomo elektabilitasnya 91%. Ini bisa mengulang sukses periodenya Pak Jokowi tahun 2010," ucapnya.
Suwardi berpendapat bahwa masyarakat Solo menghendaki 2 kandidat ini bersatu. Pendukung Gibran menginginkan Gibran berpasangan dengan Purnomo. Kemudian pendukungnya Purnomo menginginkan pasangan Purnomo adalah Gibran.
ADVERTISEMENT
"Tetapi ketika kita simulasikan lain antara Gibran dengan Teguh Prakoso itu angka elektabilitasnya 77% musuh Tikus Pithi. Kemudian jika Gibran berpasangan dengan Budi, kemudian melawan Tikus Pithi itu 74%, jadi sebenarnya lebih rendah," jelas Suwardi.
"Jadi menurut prediksi saya jika tidak Gibran-Purnomo dan itu yang dikehendaki masyarakat Kota Solo, maka pilihan keduanya adalah Gibran-Teguh Prakoso. Kemudian pilihan ketiganya adalah Gibran-Budi Prasetyo," sambungnya.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh Solo Raya Polling adalah dengan cara mendatangi satu persatu responden, face to face wawancara dengan menggunakan instrumen. Jadi, tidak hanya sekadar kuesioner tetapi juga memakai alat bantu.
Teknik penarikan sampelnya adalah cuplikan random sampling. Terdapat petugas yang diminta untuk mengumpulkan data yang dibekali by name by address.
ADVERTISEMENT
"Kita punya relawan atau volunter, jumlah sampel 108 itu jumlah margin error-nya adalah 3,5%. Pada tingkat signifikansi 95%. Artinya, apa artinya perbedaan populasi sampel. Populasi pemilih di Kota Solo ini kan ada sekitar 350.000-400.000. Nah, sampel kita 1008, itu antara jumlah populasi dengan jumlah sampel 108 perbedaannya secara statistik, hanya sekitar 3,5%," jelasnya.
Solo Raya Polling mengungkapkan bahwa tingkat signifikasinya adalah 95%. Yang berarti data hasil survei itu dapat dipercaya dengan tingkat akurasi 95%. (Fernando Fitusia)