Konten dari Pengguna

Rp139,4 Trilyun untuk Ketahanan Pangan: Prioritas 2025

Benny Eko Supriyanto
Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Watampone
22 Oktober 2024 14:44 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Benny Eko Supriyanto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2025, pemerintah Indonesia menetapkan ketahanan pangan sebagai salah satu prioritas utama dengan mengalokasikan anggaran sebesar Rp139,4 triliun. Kebijakan ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk memastikan ketersediaan pangan yang cukup, terjangkau, dan berkualitas bagi seluruh masyarakat. Langkah ini juga diharapkan dapat mendorong pertumbuhan sektor pertanian, memperkuat ekonomi pedesaan, dan mengurangi ketergantungan pada impor pangan.
Benny Eko Supriyanto - Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Watampone
zoom-in-whitePerbesar
Benny Eko Supriyanto - Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Watampone
Tantangan Ketahanan Pangan di Indonesia
ADVERTISEMENT
Ketahanan pangan menjadi isu strategis bagi Indonesia yang memiliki populasi lebih dari 270 juta jiwa. Meskipun negara ini memiliki potensi pertanian yang besar, masih banyak tantangan yang perlu diatasi, seperti perubahan iklim, degradasi lahan, dan ketimpangan akses terhadap sumber daya pertanian. Selain itu, ketergantungan pada impor beberapa komoditas pangan penting, seperti gandum, gula, dan kedelai, menambah kerentanan ketahanan pangan nasional. Oleh karena itu, pengalokasian anggaran yang signifikan ini ditujukan untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut dan meningkatkan swasembada pangan.
Fokus Penggunaan Anggaran
Dana sebesar Rp139,4 triliun akan digunakan untuk berbagai program yang bertujuan meningkatkan produktivitas pertanian, memperbaiki infrastruktur, dan memberdayakan petani skala kecil. Salah satu fokus utamanya adalah peningkatan teknologi pertanian melalui mekanisasi dan digitalisasi. Dengan adanya teknologi yang lebih canggih, diharapkan proses produksi dapat lebih efisien dan hasil panen dapat meningkat. Selain itu, pengembangan bibit unggul dan penggunaan pupuk yang ramah lingkungan juga menjadi prioritas untuk menjaga keberlanjutan sektor pertanian.
ADVERTISEMENT
Infrastruktur pertanian, seperti irigasi, jalan tani, dan fasilitas penyimpanan, juga akan diperkuat. Infrastruktur yang memadai memungkinkan hasil pertanian didistribusikan dengan lebih cepat dan efisien, mengurangi kerugian pascapanen, dan menjaga kualitas produk hingga ke tangan konsumen. Hal ini juga akan membuka akses pasar yang lebih luas, termasuk ekspor, sehingga memberikan nilai tambah bagi petani.
Alternatif Pembiayaan Inovatif: Green Bonds dan PPP
Untuk mendukung ketahanan pangan jangka panjang, pemerintah juga mengadopsi pendekatan pembiayaan yang inovatif, seperti penerbitan green bonds dan kolaborasi dengan sektor swasta melalui skema Kerja Sama Publik-Swasta (PPP). Green bonds digunakan untuk mendanai proyek-proyek pertanian berkelanjutan yang berfokus pada praktik ramah lingkungan, seperti penggunaan energi terbarukan di sektor pertanian dan pengelolaan air yang efisien.
ADVERTISEMENT
Kolaborasi melalui PPP memungkinkan perusahaan swasta untuk berinvestasi dalam infrastruktur dan teknologi pertanian, yang pada gilirannya dapat meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi produksi. Melalui pendekatan ini, pemerintah dapat menarik lebih banyak investasi, mempercepat pembangunan infrastruktur, dan menciptakan lapangan kerja baru di sektor pertanian.
Pemberdayaan Petani Skala Kecil
Pemberdayaan petani skala kecil menjadi salah satu tujuan utama dari alokasi anggaran ini. Petani skala kecil sering menghadapi keterbatasan dalam mengakses modal, teknologi, dan pasar. Melalui berbagai program pembiayaan, pelatihan, dan penyuluhan, pemerintah berharap dapat meningkatkan kapasitas dan kesejahteraan petani kecil. Dengan akses pembiayaan yang lebih baik, petani dapat mengadopsi teknologi baru, membeli peralatan modern, dan meningkatkan kualitas hasil pertanian mereka.
Pemerintah juga mendorong pembentukan koperasi dan kelompok tani untuk memperkuat posisi tawar petani di pasar. Dengan demikian, mereka dapat menjual hasil panen dengan harga yang lebih kompetitif dan mengurangi ketergantungan pada tengkulak.
ADVERTISEMENT
Pengalokasian Rp139,4 triliun untuk ketahanan pangan pada tahun 2025 mencerminkan komitmen pemerintah Indonesia untuk mengatasi tantangan pangan dan memastikan kesejahteraan rakyat. Fokus pada peningkatan produktivitas, pembangunan infrastruktur, dan pemberdayaan petani skala kecil akan membantu menciptakan sistem pangan yang lebih kuat dan berkelanjutan. Pendekatan pembiayaan inovatif melalui green bonds dan PPP juga diharapkan dapat menarik lebih banyak investasi di sektor pertanian, sehingga mempercepat pencapaian swasembada pangan dan menjadikan Indonesia sebagai negara yang lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangannya.
Dengan strategi yang tepat dan pelaksanaan yang konsisten, alokasi anggaran ini dapat membawa perubahan signifikan bagi sektor pertanian Indonesia, menciptakan ketahanan pangan yang lebih kuat, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan.