Perbedaan Sistem Pembelian JIT dan Konvensional

Ilustrasi persediaan barang perusahaan. Foto: Pexels

Di dunia bisnis, sistem pembelian menentukan keberhasilan operasional perusahaan. Dua macam pendekatan yang umum diterapkan adalah sistem pembelian Just in Time (JIT) dan konvensional.

Meski sama-sama bertujuan untuk mendukung kebutuhan operasional, keduanya memiliki sejumlah perbedaan Dengan memahami konsep tersebut, perusahaan dapat menentukan strategi pembelian yang paling sesuai untuk mendukung keberhasilan bisnis.

Apa Itu Sistem Pembelian JIT?

Ilustrasi sistem pembelian JIT. Foto: Pexels

Mengutip buku Akuntansi Biaya karya Agus Purwaji, Wibowo, Sabarudin Muslim, pembelian dalam konsep JIT adalah sistem pembelian bahan baku berdasarkan tingkat permintaan pelanggan. Pembelian bahan dari pemasok nantinya disesuaikan dengan spesifikasi dan bahan yang dibutuhkan, serta ketepatan waktu agar dapat memenuhi permintaan pelanggan.

JIT pembelian mengharuskan adanya sistem penjadwalan barang yang baik sehingga dapat segera dikirim untuk memenuhi permintaan konsumen atau siap untuk digunakan dalam proses produksi. Hal ini akan menghemat waktu, bahkan meniadakan waktu tunggu (lead time).

Baca Juga: Stock Opname: Pengertian, Manfaat, dan Tahapannya

Apa Itu Sistem Pembelian Konvensional?

Ilustrasi sistem pembelian konvensional. Foto: Pexels

Sistem pembelian konvensional adalah pendekatan tradisional yang berfokus pada pengadaan bahan baku dalam jumlah besar untuk disimpan sebagai persediaan. Hal ini biasanya diterapkan perusahaan yang ingin menjaga stok untuk menghadapi ketidakpastian permintaan.

Perusahaan yang menggunakan sistem ini akan mengeluarkan biaya persediaan bahan ataupun menyediakan tempat penyimpanan bahan.

Perbedaan Sistem Pembelian JIT dan Konvensional

Ilustrasi perbedaan sistem pembelian JIT dan konvensional. Foto: Pexels

Berdasarkan buku Buku Ajar Akuntansi Biaya oleh Rima Rachmawati, dkk dan sumber lainnya, berikut perbedaan sistem pembelian JIT dan konvensional.

1. Pengelolaan Stok

2. Efisiensi Biaya

3. Ketergantungan Pemasok

(SA)