Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Sempat Menolak, Meutya Hafid Putuskan Kembali Maju di Pemilu 2019
17 Desember 2018 12:22 WIB
Diperbarui 15 Maret 2019 3:52 WIB
Tulisan dari berita caleg tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Meutya Hafid, Caleg Dapil Sumatera Utara I. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Meutya Hafid memutuskan untuk kembali mencalonkan diri sebagai anggota legislatif di Pemilu 2019 setelah sebelumnya sempat menolak tawaran tersebut. Di bawah naungan Fraksi Partai Golongan Karya (Golkar ), Meutya terdaftar dalam daerah pemilihan Sumatera Utara I.
Pencalonan Meutya sebagai anggota DPR RI pada 2019 mendatang merupakan kali ketiga bagi politisi kelahiran Bandung, 3 Mei 1978 tersebut. Sebelumnya, ia sempat maju di pemilihan calon legislatif pada tahun 2009 dan 2014.
Pada tahun 2009, lulusan Engineering University of New South Wales, Australia itu gagal melenggang ke Senayan lantaran kalah suara. Namun, meninggalnya Burhanudin Napitupulu membuat Meutya ditugaskan untuk menggantikan almarhum di Komisi VII DPR RI dan dilantik sebagai anggota pergantian antar waktu (PAW) pada Agustus 2010.
ADVERTISEMENT
Meutya kembali maju pada pemilihan legislatif di tahun 2014, mewakili dapil Sumatera Utara I, ia berhasil meraup 45.232 suara. Atas hasil tersebut, Meutya ditugaskan untuk duduk di Komisi I DPR RI yang membidangi pertahanan, intelijen, luar negeri, komunikasi, dan informatika, untuk periode masa jabatan 2014-2019.
Sebelum terjun ke dunia politik, Meutya merupakan seorang jurnalis di Metro TV. Namanya semakin dikenal lantaran penyanderaan yang dialaminya saat meliput Pemilu di Irak pada 2005 silam. Berkat kepopulerannya, Golkar sempat mengusung Meutya untuk menjadi Wakil Walikota Binjai mendampingi Dhani Setiawan Isma pada pilwakot 2010.
ADVERTISEMENT