Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
1 Mulud 2024 Jatuh pada Tanggal Berapa dalam Kalender Masehi?
30 Agustus 2024 15:50 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Masyarakat Jawa memperingati Maulid Nabi Muhammad dengan berbagai tradisi setiap tanggal 12 Mulud. Persiapannya bahkan telah dilakukan sejak tanggal 1. Lantas, tanggal 1 mulud 2024 jatuh pada tanggal berapa dalam kalender Masehi?
ADVERTISEMENT
Mulud adalah bulan ketiga dalam sistem penanggalan Jawa-Islam yang berlangsung selama 30 hari. Pada tahun 2024, mulud jatuh pada bulan September hingga Oktober.
Sejarah Penanggalan Jawa
Sultan Agung ingin membuat sistem untuk menyelaraskan perhitungan perayaan-perayaan penting dalam ajaran Hindu dan Islam. Saat itu, Hindu dan Islam adalah dua kepercayaan dengan jumlah penganut terbanyak di Jawa.
Seperti kalender Hijriyah, sistem penanggalan Jawa didasarkan pada peredaran bulan terhadap bumi. Namun, kalender ini hanya memiliki lima hari dalam seminggu yang terdiri dari Pon, Legi, Wage, Kliwon, dan Pahing. Kelima hari ini dikenal dengan nama pasaran.
ADVERTISEMENT
Jadwal 1 Mulud Jatuh dalam Kalender Masehi
Dalam kalender Masehi, tanggal 1 Mulud jatuh pada tanggal 5 September 2024, tepatnya pada Kamis Kliwon. Sementara Maulid Nabi dirayakan pada 12 Mulud, yang bertepatan dengan 16 September 2024.
Masyarakat Jawa merayakan Maulid Nabi dengan berbagai macam tradisi, di antaranya Sekaten dan Grebeg Maulud. Ritual ini digelar oleh Keraton Yogyakarta dan Surakarta dari tanggal 5 Mulud dan berakhir pada tanggal 12 Mulud dalam penanggalan Jawa.
Dalam berbagai literatur, sekaten berasal dari bahasa Arab, yaitu “syahadatain”, yang artinya dua kalimat syahadat. Konon, pada periode tersebut ada banyak orang yang berbondong-bondong masuk Islam
Mengutip laman Pemerintah Provinsi Jogja, sekaten adalah serangkaian pentas seni yang dilakukan dengan permainan gamelan, pembacaan naskah kuno, pelantunan tembang, hingga makan bersama.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Gerebeg Maulud adalah acara penutup Sekaten yang dilakukan dengan mengarak gunungan makanan untuk masyarakat. Tradisi ini dilakukan sebagai wujud syukur Keraton Yogyakarta atas berkah kemakmuran yang dapat dinikmati bersama masyarakat.
Di Jawa Timur, Maulid Nabi diperingati dengan tradisi Endog-endogan. Tradisi yang sudah muncul sejak akhir abad ke-18 ini dilakukan dengan menghias telur menggunakan bunga kertas.
Telur hias itu lalu ditancapkan di pohon pisang yang juga dihias sebelum diarak keliling kampung menggunakan becak. Telur yang telah diarak kemudian disedekahkan ke masjid untuk disantap bersama.
(GLW)