Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
2 Perumpamaan yang Sering Digunakan Yesus dalam Mewartakan Kebenaran Allah
8 Mei 2024 12:00 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Ada banyak perumpamaan dalam Injil yang menjelaskan tentang bagaimana Kerajaan Allah berkarya di dunia. Kerajaan Allah adalah tentang kebenaran, sebagaimana yang disebutkan dalam Roma 14:17, “Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.”
Kebenaran inilah yang seringkali ditolak oleh banyak orang meskipun Yesus sudah menyampaikan dengan cara yang mudah dimengerti. Mereka lebih memilih untuk menutup hati dan tidak mau mengubah cara berpikirnya.
Yesus berkata kepada para murid-Nya, “Itulah sebabnya Aku berkata-kata dalam perumpamaan kepada mereka; karena sekalipun melihat, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti. … Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan matanya melekat tertutup.” (Matius 13:13 & 15)
ADVERTISEMENT
Perumpamaan yang Sering Digunakan Yesus dalam Mewartakan Kebenaran Allah
Dirangkum dari buku Kingdom Of God: Tafsiran Perumpamaan-Perumpamaan Tuhan Yesus oleh Dr. Rainer Scheunemann, berikut ini perumpamaan yang digunakan Yesus untuk mewartakan atau menyebarkan kebenaran Kerajaan Allah.
1. Perumpamaan Penabur (Markus 4:3-9; Matius 13:1-9; Lukman 8:2-8 dan 11-15)
Perumpamaan ini disampaikan Yesus dalam pelayanan-Nya di Galilea. Diceritakan bahwa ada seorang penabur yang membawa tas berisi benih di leher dan pundaknya, lalu pergi menaburkan benih tersebut di sepanjang jalan.
Namun, penabur tidak memerhatikan tempat benihnya jatuh. Ternyata ada yang jatuh di pinggir jalan, tanah yang dangkal, bebatuan, hingga semak berduri. Alhasil, tidak semua benihnya menghasilkan buah. Hanya benih yang jatuh di tanah gembur yang tumbuh subur.
Arti perumpamaan ini dijelaskan sendiri oleh Tuhan Yesus, bahwa Dia ingin pendengarnya seperti tanah yang gembur. Mereka bisa menerima, mengerti, dan menaati firman Kerajaan Allah agar dapat menghasilkan buah atau manfaat yang berlimpah.
ADVERTISEMENT
2. Perumpamaan Lalang di Antara Gandum (Matius 13;24-30 dan 36-43)
Tuhan Yesus menceritakan bahwa Kerajaan Allah itu ibarat ladang yang penuh dengan benih gandum berkualitas. Lalu saat semua orang sedang tidur, datanglah musuh menaburkan benih lalang di antara gandum.
Lalang yang dimaksud dalam perumpamaan ini adalah jenis Lolium Temulentum yang mirip gandum, sehingga tidak akan disadari pertumbuhannya. Ketika lalang sudah tumbuh besar, barulah petani sadar akan bahayanya.
Namun, sudah terlalu terlambat untuk mencabut lalang dewasa karena bisa merusak akar gandum. Jadi, lebih baik membiarkan keduanya tumbuh bersama-sama saja. Pemisahannya bisa dilakukan di masa depan, ketika masa panen tiba.
Perumpamaan ini muncul untuk menjawab keraguan dan pertanyaan murid-murid Yesus yang berharap agar kejahatan segera dibasmi dari muka bumi, kemudian Kerajaan Allah segera disempurnakan.
ADVERTISEMENT
Namun, Tuhan Yesus berkata bahwa kebaikan dan keburukan harus diberi kesempatan untuk tumbuh bersama sampai tiba masa panen. Dalam hal ini, masa panen merujuk pada proses penghakiman di akhir zaman.
(DEL)