Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
5 Mitos Malam 1 Suro yang Diyakini Masyarakat Jawa
2 Juli 2024 12:30 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Apa saja kepercayaan dan mitos pada malam 1 Suro yang diyakini masyarakat Jawa? Simak informasinya dalam ulasan berikut.
5 Mitos Malam 1 Suro dalam Masyarakat Jawa
Sistem penanggalan Jawa-Islam diciptakan oleh Sultan Agung Hanyakrakusuma dengan menggabungkan perhitungan bulan (komariah) dengan tahun Saka. Kalender tersebut digunakan secara resmi di Kerajaan Mataram Islam pada 1633.
Tahun Jawa-Islam diawali dengan bulan Suro. Menurut Muhammad Solikhin dalam bukunya Misteri Bulan Suro dalam Perspektif Islam Jawa, Suro dianggap sebagai bulan sakral dan kental dengan nuansa mistis oleh sebagian masyarakat. Konon, pada malam itu roh-roh halus keluar dari tempat persemayamannya.
Dihimpun dari Pandangan Muhammadiyah Tehadap Mitos-Mitos Bulan Muharram oleh Ghoffar Ismail, berikut ini 5 mitos malam 1 Suro yang dipercaya oleh sebagian masyarakat Jawa, terutama yang menganut kepercayaan kejawen.
ADVERTISEMENT
1. Pantang Keluar Malam
Masyarakat Jawa percaya gerbang pintu ghaib terbuka pada malam 1 Suro. Pada malam itu, semua makhluk halus akan keluar dari tempat persemayamannya sehingga masyarakat dilarang keluar rumah agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.
2. Tidak Boleh Membangun Rumah
Mitos lain tentang malam 1 Suro adalah dilarang membangun atau merenovasi rumah. Konon, membangun rumah pada malam 1 Suro dapat membawa petaka bagi penghuninya. Ini karena masyarakat menganggap bulan Suro sebagai bulan keramat dan penuh kesialan.
3. Larangan Gelar Hajatan
Larangan menggelar pernikahan dan hajatan lainnya pada malam 1 Suro juga masih dipercaya oleh sebagian masyarakat. Dalam kepercayaan adat Jawa, Suro bukan bulan yang baik untuk menikah. Pasangan yang menikah di bulan ini dipercaya akan ditimpa kesialan dan musibah yang bertubi-tubi.
ADVERTISEMENT
4. Tolak Bala dengan Sesajen
Suro dianggap sebagai bulan keramat yang penuh dengan petaka dan kesialan. Berbagai tradisi dan ritual pun dilakukan sebagian masyarakat untuk melindungi diri dari bencana. Salah satunya, ritual Sedekah Gunung dengan membuang sesajen ke kawah Gunung Merapi.
Dikutip dari buku Internasionalisasi Bahasa Indonesia: Perspektif Lintas Negara susunan Mohammad Zain Musa, ritual tersebut dapat mencegah bencana dan melindungi masyarakat dari bahaya.
5. Kotoran Kerbau Bule Bawa Keberuntungan
Malam 1 Suro di Keraton Surakarta diperingati dengan menggelar Kirab Kerbau Bule yang dipercaya memiliki kekuatan spiritual. Selama kirab berlangsung, tak sedikit masyarakat yang mengambil kotoran kerbau albino tersebut karena dipercaya dapat mendatangkan keuntungan.
(GLW)