Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
8 Contoh Deskripsi Keadaan Ekonomi KIP Kuliah yang Bisa Jadi Referensi
1 Agustus 2024 12:30 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pendaftaran KIP Kuliah resmi dibuka sejak 12 Februari 2024, tepat 2 hari sebelum pendaftaran Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP). Dalam proses seleksinya, ada banyak syarat yang mesti dilengkapi peserta, salah satunya mengisi kolom deskripsi keadaan ekonomi.
ADVERTISEMENT
Di kolom tersebut, calon peserta wajib menjelaskan keadaan ekonomi keluarga dengan sebenar-benarnya. Ia juga mesti menyebutkan sumber penghasilan keluarganya, pengelolaan keuangan keluarga, kebutuhan, dan lain-lain.
Ini diperlukan untuk memudahkan tim KIP Kuliah menyeleksi peserta yang berhak menerima bantuan. Tim KIP tak ingin dana yang dikeluarkan justru malah tidak tepat sasaran.
Nantinya, peserta akan diarahkan untuk mengisi kolom biodata lainnya yang diperlukan. Jika butuh referensi, simak contoh deskripsi keadaan ekonomi KIP Kuliah selengkapnya dalam artikel berikut.
Contoh Deskripsi Keadaan Ekonomi KIP Kuliah
Tidak ada pakem khusus dalam penulisan deskripsi keadaan ekonomi di KIP Kuliah. Peserta bebas menulis deskripsi yang menggambarkan keadaan ekonominya. Jelaskan bahwa Anda berasal dari keluarga kurang mampu, sehingga membutuhkan bantuan berupa KIP Kuliah.
ADVERTISEMENT
Peserta bisa menyebutkan gaji orangtua (ayah dan/atau ibu), kondisi tempat tinggal(rumah atau kontrak), kebutuhan sehari-hari, tanggungan, dan lainnya. Pastikan informasi yang ditulis benar-benar jujur.
Anda bisa menulisnya dalam bentuk paragraf singkat ataupun lengkap. Berikut contoh deskripsi keadaan ekonomi KIP Kuliah yang bisa dijadikan referensi:
Contoh Kasus 1
Saya berasal dari keluarga yang kurang mampu. Ayah sudah meninggal dunia, sedangkan ibu saya bekerja sebagai buruh harian lepas di pabrik dan menjadi tulang punggung keluarga satu-satunya. Gaji yang diperoleh ibu saya di bawah UMR kabupaten tempat kami tinggal. Segala kebutuhan keluarga ditanggung oleh ibu sehingga untuk memenuhi kebutuhan sekolah saya dan adik-adik sangat kurang dan pas-pasan. Keluarga kami tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah seperti PKH atau KIS. Oleh karena itu, saya melampirkan dokumen pendukung berupa Surat Keterangan Tidak Mampu dari pemerintah desa domisili saya.
ADVERTISEMENT
Contoh Kasus 2
Keluarga saya tergolong tidak mampu. Ayah saya bekerja sebagai petani dengan penghasilan yang sangat kecil dan bergantung pada musim panen. Ibu saya hanya ibu rumah tangga. Pendapatan ayah sering kali tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, apalagi untuk biaya pendidikan. Kami hanya mendapat bantuan sembako dari pemerintah, namun itu tidak cukup untuk menutupi semua kebutuhan kami. Maka dari itu, saya sertakan Surat Keterangan Tidak Mampu dari pemerintah desa sebagai dokumen pendukung KIP Kuliah.
Contoh Kasus 3
Saya berasal dari keluarga yang kesulitan ekonomi. Ayah saya seorang buruh tani dengan penghasilan yang tidak menentu, sedangkan ibu saya menjahit pakaian di rumah untuk membantu ekonomi keluarga. Penghasilan gabungan mereka masih di bawah UMR. Biaya pendidikan dan kebutuhan hidup kami sangat terbatas. Kami tidak menerima bantuan sosial lain dari pemerintah. Demi melanjutkan pendidikan, saya melampirkan dokumen berupa Surat Keterangan Tidak Mampu dari desa sebagai pendukung.
ADVERTISEMENT
Contoh Kasus 4
Saya merupakan anak tertua dari tiga bersaudara. Ayah saya bekerja sebagai tukang becak dengan penghasilan yang sangat sedikit dan tidak menentu. Ibu saya membantu keluarga dengan berjualan makanan kecil di rumah. Penghasilan gabungan mereka sangat minim dan hanya cukup untuk kebutuhan dasar sehari-hari. Kami tidak pernah mendapatkan bantuan PKH atau KIS dari pemerintah. Oleh karena itu, saya mengajukan permohonan KIP Kuliah dengan menyertakan Surat Keterangan Tidak Mampu.
Contoh Kasus 5
Saya adalah anak kedua dari empat bersaudara. Ayah saya bekerja sebagai buruh bangunan dengan pendapatan yang tidak menentu dan ibu saya adalah ibu rumah tangga tanpa penghasilan. Penghasilan ayah hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari kami dan sering kali kurang. Kami hanya mengandalkan penghasilan ayah dan tidak mendapat bantuan sosial dari pemerintah. Dengan ini, saya mengajukan permohonan KIP Kuliah dan melampirkan Surat Keterangan Tidak Mampu sebagai bukti kondisi ekonomi kami.
ADVERTISEMENT
Contoh Kasus 6
Saya berasal dari keluarga yang kesulitan ekonomi. Ayah saya seorang nelayan dengan penghasilan yang tidak tetap dan sangat bergantung pada hasil tangkapan ikan. Ibu saya membantu dengan menjual hasil tangkapan di pasar, namun penghasilan mereka sangat sedikit. Kami tidak pernah mendapatkan bantuan sosial dari pemerintah. Untuk itu, saya berharap mendapatkan KIP Kuliah agar dapat melanjutkan pendidikan. Saya melampirkan Surat Keterangan Tidak Mampu dari pemerintah desa sebagai bukti kondisi ekonomi kami.
Contoh Kasus 7
Saya merupakan anak terakhir dari dua bersaudara. Ayah saya bekerja sebagai tukang kayu di daerah Cirebon dengan penghasilan per bulan mencapai Rp2.300.000. Itu tidak cukup untuk membiayai perkuliahan saya di PTN/PTKIN yang saya pilih. Sementara itu, ibu saya hanya berprofesi sebagai ibu rumah tangga dan tidak memiliki penghasilan sama sekali. Hal ini menyebabkan sumber pemasukan utama keluarga hanya berasal dari ayah. Terlebih lagi, saat ini adik saya sedang mengemban pendidikan SMA di sekolah negeri yang biaya SPP per bulannya Rp150.000. Saya pun berniat mengajukan diri sebagai penerima KIP Kuliah 2024 agar bisa melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi. Seandainya tidak diterima, kemungkinan ayah saya akan merasa kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sekaligus membiayai perkuliahan saya. Saya berharap diterima, karenanya bisa meringankan beban orang tua dan tetap dapat membantu mereka untuk bisa meluluskan adik saya.
ADVERTISEMENT
Contoh Kasus 8
Saya adalah anak sulung dari tiga bersaudara. Ayah saya bekerja sebagai tukang ojek dengan penghasilan yang tidak tetap. Ibu saya berjualan sayur di pasar dengan penghasilan yang sangat kecil. Penghasilan gabungan mereka tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan biaya pendidikan saya dan adik-adik saya. Kami tidak mendapatkan bantuan sosial seperti PKH atau KIS dari pemerintah. Demi melanjutkan pendidikan, saya mengajukan KIP Kuliah dan melampirkan Surat Keterangan Tidak Mampu dari pemerintah desa domisili saya sebagai bukti kondisi ekonomi kami.
(MSD)