Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Apa Itu Rabu Abu, Perayaan yang Dijalankan oleh Umat Katolik?
22 Februari 2023 11:10 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Kamus Sejarah Gereja karya Wellem F.D (2006), Rabu Abu dikenal sebagai hari penyesalan. Peringatan ini ditandai dengan menggosokkan abu bertentuk salib pada dahi para klerus dan orang awam yang dilakukan oleh imam.
Abu tersebut juga diberikan kepada semua umat sebagai tanda pertobatan. Pada hakikatnya, perayaan Rabu Abu adalah awal masa penyesalan, perkabungan, ratapan, serta peringatan terhadap ancaman serta seruan pertobatan atas dosa yang dilakukan.
Sebagaimana diketahui, Yesus Kristus rela menempuh jalan sengsara dan menderita tersalib demi menyelamatkan umat manusia. Agar bisa mendalami perayaan Rabu Abu dengan khidmat, berikut penjelasan lengkapnya yang bisa Anda simak.
Perayaan Rabu Abu
Rabu Abu adalah masa perayaan Prapaskah yang dilakukan pada gereja Katolik Roma. Perayaan ini ditandai dengan upacara penerimaan abu di gereja yang dioleskan membentuk tanda salib pada dahi para jemaah.
ADVERTISEMENT
Abu bertanda salib tersebut merupakan lambang masa pertobatan. Abu berasal dari abu daun palma yang diberkati pada Minggu Palma tahun sebelumnya.
Saat mengoleskan abu tersebut, pendeta akan memberikan nasihat, “Bertobatlah dan percayalah pada Injil" (Mrk. 1: 15) atau “Ingatlah hai manusia, bahwa kita ini abu dan akan kembali menjadi abu.” (Kej. 3: 19). Dengan kata-kata tersebut, kaum beriman diajak untuk bertobat.
Mengutip buku Kamus Alkitab dan Theologi susunan Jonar S (2016), Rabu Abu adalah hari puasa dan pantang. Di hari tersebut, umat Katolik diperintahkan untuk berpuasa selama 40 hari terhitung sejak hari pertama Rabu Abu dijalankan.
Dalam Kitab Hukum Katolik juga disebutkan bahwa terdapat sejumlah larangan yang tidak boleh dilanggar umat Katolik selama masa Prapaskah. Di masa tersebut, jemaah diminta untuk mempersiapkan diri untuk beribadah dan berbelas kasih.
ADVERTISEMENT
Tujuannya adalah untuk menyambut kemenangan Tuhan. Masa Prapaskah akan berakhir pada hari Kamis, tepatnya sebelum Misa Pengenangan Perjamuan Tuhan.
Saat melaksanakan puasa dan pantangan, umat Katolik diminta untuk menghindari suasana kemeriahan. Mereka dianjurkan untuk melatih rohaninya agar senantiasa mendekatkan diri pada Tuhan dan sesama orang beriman.
Ibadah yang bisa dikerjakan di masa puasa dan pantangan yaitu berdoa dan beramal kasih dengan anggota gereja lainnya. Berikut ini ketentuan yang ditetapkan dalam Kitab Hukum Gereja Katolik:
"Pantang makan daging atau makanan lain menurut ketentuan Konferensi para Uskup hendaknya dilakukan setiap hari Jumat sepanjang tahun, kecuali hari Jumat itu kebetulan jatuh pada salah satu hari yang terhitung hari raya; sedangkan pantang dan puasa hendaknya dilakukan pada hari Rabu Abu dan pada hari Jumat Agung, memperingati Sengsara dan Wafat Tuhan Kita Yesus Kristus," (Kan 1251)
ADVERTISEMENT
(MSD)