Konten dari Pengguna

Arti Rahajeng Penampahan Galungan yang Biasa Diucapkan Umat Hindu

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
24 September 2024 17:48 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Penjor yang dipasang saat Hari Penampahan Galungan. Foto: Shutter stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Penjor yang dipasang saat Hari Penampahan Galungan. Foto: Shutter stock
ADVERTISEMENT
Salah satu hari suci dalam agama Hindu adalah Hari Raya Galungan yang dirayakan setiap 6 bulan atau 210 hari sekali. Pada tahun 2024, Galungan diperingati sebanyak dua kali, yakni pada 24 Februari dan 25 September.
ADVERTISEMENT
Hari Raya Galungan terdiri dari rangkaian ritual yang panjang dan memakan waktu berminggu-minggu. Salah satu rangkaiannya adalah Hari Penampahan Galungan yang dilakukan sehari sebelum Galungan.
Pada hari suci tersebut, biasanya akan kerap terdengar ucapan “Rahajeng Penampahan Galungan” di kalangan umat Hindu. Pertanyaannya, apa arti Rahajeng Penampahan Galungan?

Arti Rahajeng Penampahan Galungan

Ilustrasi Hari Raya Galungan Foto: Shutter stock
Dalam bahasa Bali, rahajeng berarti selamat, sehingga "Rahajeng Penampahan Galungan" berarti ucapan selamat merayakan momen suci Penampahan Galungan. Biasanya, kalimat selamat ini diucapkan oleh sesama umat Hindu atau dari umat agama lain.
Hari Penampahan Galungan dilaksanakan setiap hari Anggara Wage Wuku Dungulan. Di tahun 2024, hari tersebut jatuh pada 23 Februari dan 24 September.
Umat Hindu merayakan Penampahan Galungan dengan menyembelih ternak, seperti babi, ayam, itik, atau binatang lainnya. Mengutip buku Agama Hindu untuk SMP susunan I Wayan Midastra dkk, tujuan penyembelihan untuk keperluan yadnya atau upacara suci. Sembelihan juga diperlukan untuk pesta menyambut Galungan yang akan dilaksanakan keesokan harinya.
ADVERTISEMENT
Saat sore tiba, umat Hindu akan memasang sebuah penjor Galungan yang menjadi simbol gunung atau naga. Setelah menancapkan penjor, ritual dilanjutkan dengan natab atau ngayab untuk menyucikan diri dari gangguan para Bhuta Kala, yakni sosok raksasa yang merepresentasikan kekuatan alam semesta dan waktu.

Rangkaian Hari Raya Galungan

Ilustrasi Hari Raya Galungan Foto: Shutterstock
Hari Raya Galungan wajib dilaksanakan oleh umat Hindu untuk merayakan kemenangan Dharma (kebenaran) melawan Adharma (kejahatan). Perayaan hari suci ini memiliki rangkaian yang panjang, berikut rinciannya:

1. Tumpek Wariga

Tumpek Wariga jatuh 25 hari sebelum Galungan. Pada hari ini, umat Hindu akan mengadakan selamatan untuk Sang Hyang Sangkara yang merupakan dewa penguasa tumbuh-tumbuhan. Tujuannya untuk memohon keselamatan dan kesuburan untuk persiapan Galungan.

2. Sugihan Jawa

Sugihan Jawa adalah hari pembersihan atau penyucian segala sesuatu yang berada di bhuana agung atau alam semesta. Prosesi ini dilakukan untuk Sang Hyang Dharma agar umat manusia terhindar dari kesengsaraan.
ADVERTISEMENT

3. Sugihan Bali

Pada hari Sugihan Bali, umat Hindu melakukan upacara memohon pembersihan (tirtha pemerastitaan) kepada Sang Maha Murni. Tujuannya agar diri manusia bersih dari segala bentuk petaka.

4. Penyekeban

Penyekeban adalah hari mengekang diri agar tidak melakukan hal-hal yang dilarang agama. Itu karena mulai hari ini Sang Bhuta Galungan turun ke dunia untuk mengganggu ketentraman batin manusia. Pelaksanaannya jatuh setiap hari Minggu Pahing wuku Dungulan.

5. Penyajaan

Istilah penyajaan diambil dari kata jaja yang berarti sungguh-sungguh akan melaksanakan Galungan. Pada hari ini, Sang Bhuta Dungulan turun ke bumi sehingga godaan umat Hindu semakin berat.

6. Penampahan Galungan

Ujian umat Hindu akan bertambah berat di hari Penampahan Galungan karena Sang Bhuta Kala Amangkurat turut turun ke dunia. Tujuannya menggoda manusia agar batal merayakan Galungan.
ADVERTISEMENT

7. Hari Raya Galungan

Setelah berhasil melawan berbagai godaan Sang Bhuta Kala, akhirnya dilaksanakan perayaan Galungan. Pada hari ini akan dilakukan banyak persembahan untuk Sang Pencipta atau Sang Hyang Widhi Wasa.
(DEL)