Konten dari Pengguna

Bolehkah Puasa Saat Natal? Ini Penjelasan Hukumnya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
24 Desember 2024 19:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi foto saat makan bersama keluarga di hari Natal. Foto: JR-50/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi foto saat makan bersama keluarga di hari Natal. Foto: JR-50/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Perayaan Natal yang diperingati setiap 25 Desember selalu dinantikan seluruh umat Kristen. Ada beberapa rangkaian ibadah yang harus dilalui, salah satunya puasa. Sebenarnya, bolehkah puasa saat Natal?
ADVERTISEMENT
Sebelum memahami hukum dan ketentuannya, sebaiknya ketahui hakikat puasa terlebih dahulu. Perintah atau anjuran berpuasa sebenarnya tidak ditetapkan secara spesifik oleh agama Kristen.
Kristen Protestan tidak mewajibkan umatnya untuk berpuasa, sedangkan Kristen Katolik mewajibkannya pada hari-hari tertentu saja. Untuk momen menjelang Natal, mereka hanya dianjurkan berpuasa selama kurang lebih 40 hari. Ketentuan ini juga dijalankan penganut Kristen Ortodoks.
Untuk mengetahui hukum puasa saat Natal boleh atau tidak, simaklah pembahasannya berikut ini.

Bolehkah Puasa Saat Natal dalam Agama Kristen?

Ilustrasi Natal. Foto: Africa Studio/Shutterstock
Momen Natal diperingati setiap tanggal 25 Desember. Biasanya, ada berbagai perayaan suka cita yang dijalani umat Kristen di momen spesial ini, mulai dari ibadah, makan bersama, tukar kado, hingga melantunkana nyanyian Natal.
ADVERTISEMENT
Adapun ibadah yang dilakukan saat Natal berupa nyanyian, pembacaan puji-pujian, liturgi, renungan, dan sejenisnya. Umat Kristen tidak dianjurkan untuk berpuasa saat Natal.
Ini selaras dengan aturan yang diterapkan oleh Gereja Ortodoks Timur, Ortodoks Oriental, dan Katolik Timur. Menurut buku Puasa Menuju Sehat Fisik dan Psikis karya Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari, mereka melaksanakan puasa selama 40 hari, terhitung sejak tanggal 15 November sampai 24 Desember. Artinya, tanggal 25 tidak dihitung sebagai hari wajib puasa.
Adapun penanggalan tersebut rupanya tertera dalam kalender Julius yang sudah direvisi. Menurut sejumlah sumber, penanggalan tersebut juga identik dengan penanggalan kalender Gregorius.
Umumnya, tanggal 25 memang dikhususkan untuk fokus ibadah Natal saja, tanpa melaksanakan puasa. Ibadah tersebut bisa berupa Misa, membaca renungan, mendengarkan khotbah, melantunkan puji-pujian, dan nyanyian Natal.
ADVERTISEMENT
Kendati demikian, ada kelompok umat Kristen yang menjalankan puasa di tanggal 25 Desember, yakni kelompok beraliran Gereja Kuno dan Timur. Mereka melaksanakannya mulai dari fajar hingga senja selama tanggal 1-25 Desember menurut Kalender Gregorius.

Apa Saja Ibadah yang Dilaksanakan Saat Natal?

Ilustrasi berdoa di gereja. Foto: Shutterstock
Ada banyak rangkaian ibadah yang dilakukan umat Kristen di momen perayaan Natal. Umat Katolik biasanya menjalankan Misa Malam Natal pada tanggal 24 Desember. Lalu, dilanjutkan dengan Misa pagi di tanggal 25 Desember.
Mengutip Melintasi Gelombang karya Mgr. Aloysius Sudarso, pada Misa pagi umat Katolik biasanya menyanyikan lagu-lagu Natal dan berdoa untuk orang-orang yang telah meninggal dunia. Lalu, umat Katolik juga melantunkan pujian dan doa syukur atas kelahiran Yesus Kristus.
ADVERTISEMENT
Gereja Katolik melaksanakan liturgi ibadah yang susunannya seragam di seluruh dunia. Ini dimulai dari ritus pembuka, liturgi sabda, liturgi ekaristi, komuni, hingga ritus penutup.
(MSD)