Konten dari Pengguna

Dampak Fenomena Equinox bagi Bumi, Salah Satunya Peningkatan Suhu

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
25 Maret 2024 9:34 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
 Ilustrasi fenomena Equinox. Foto: Pexels.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi fenomena Equinox. Foto: Pexels.
ADVERTISEMENT
Equinox merupakan fenomena alam tahunan yang disebabkan oleh pergerakan semu matahari. Fenomena equinox dapat menyebabkan peningkatan suhu di negara-negara yang dilintasi garis khatulistiwa.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari laman BMKG, equinox adalah peristiwa yang terjadi saat posisi matahari berada tepat di garis ekuator. Peristiwa ini terjadi dua kali dalam setahun, yakni pada bulan Maret dan September.
Fenomena equinox yang terjadi di bulan Maret dikenal sebagai equinox vernal. Sedangkan equinox yang terjadi pada bulan September dikenal sebagai autumnal equinox.
Di tahun 2024, equinox vernal terjadi pada 21 Maret dan equinox autumnal diprediksi terjadi pada 24 September. Untuk memahami dampak fenomena equinox bagi bumi, simak informasinya dalam ulasan berikut.

Dampak Fenomena Equinox

Ilustrasi fenomena Equinox. Foto: Pexels.
Equinox adalah fenomena alam yang wajar dan tidak berbahaya. Meski begitu, tetap ada dampaknya bagi bumi. Berikut beberapa dampak dari fenomena Equinox.

1. Peningkatan Suhu

Equinox dapat memicu kenaikan suhu di bumi. Saat fenomena ini berlangsung, matahari berada di jarak paling dekat dengan bumi sehingga wilayah tropis di sekitar ekuator akan mendapatkan sinar matahari maksimum.
ADVERTISEMENT
Namun, equinox tidak sama dengan heatwave atau gelombang panas. Kenaikan cuaca saat equinox tidak begitu ekstrem seperti heatwave. Berdasarkan data BMKG, rata-rata suhu maksimum di wilayah Indonesia berada dalam kisaran 32-36 °C.

2. Waktu Siang dan Malam Sama Panjang

Di negara yang memiliki empat musim, waktu antara siang dan malam tidak sama. Pada musim panas misalnya, durasi siang jauh lebih panjang dibandingkan malam.
Namun saat equinox, jalur lintasan matahari akan berpotongan tegak lurus dengan garis ekuator sehingga belahan bumi utara dan selatan akan mendapat jatah sinar matahari merata.
Inilah yang membuat durasi waktu siang dan malam seimbang saat equinox. Fenomena durasi waktu siang dan malam yang sama panjang ini dinamakan dengan equilux.
Dikutip dari buku Ilmu dan Teknologi: Kemarau Indonesia Antara Gejala dan Penanganannya (2020), saat equinox matahari terbit mulai pukul 6 pagi dan terbenam pukul 6 malam. Kondisi ini dialami serentak di seluruh bumi kecuali di kawasan kutub.
ADVERTISEMENT

3. Penanda Musim

Fenomena equinox juga menandai pergantian musim di negara-negara subtropis. Vernal equinox yang terjadi pada bulan Maret menandai datangnya musim semi di belahan bumi utara dan musim gugur di belahan bumi selatan.
Sementara autumnal equinox pada bulan September menjadi penanda musim gugur di belahan bumi utara dan musim semi di belahan bumi selatan.

Tips Menghadapi Equinox

Ilustrasi sunscreen. Foto: Unsplash.
Meskipun tidak berbahaya, fenomena equinox dapat menyebabkan beberapa gangguan kesehatan seperti kulit terbakar dan dehidrasi. Gunakan tabir surya SPF 50 dan baju lengan panjang jika ingin keluar rumah.
Usahakan agar tidak terkena paparan matahari langsung dalam waktu yang lama. Selain itu, perbanyak minum air selama fenomena equinox untuk mencegah tubuh kekurangan cairan.
ADVERTISEMENT
(GLW)